Liputan6.com, Jakarta Alat musik tradisional Indonesia selain beragam, juga memiliki bentuk yang bervariasi. Alat musik tradisional juga merupakan salah satu warisan budaya di Indonesia, dan tersebar di berbagai provinsi. Salah satu alat musik tradisional yang kerap dijumpai adalah angklung, yang terbuat dari tabung bambu.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun terbuat dari bambu, namun harmonisasi nada yang dihasilkan sangat merdu dan indah. Selain Angklung yang terdapat di Jawa Barat, ada juga jenis-jenis angklung lainnya yang tersebar di beberapa kota salah satunya Sumatra Selatan dan Kalimantan.Â
Jenis-jenis angklung yang beragam ini, kebanyakan muncul karena pengaruh adat istiadat, kepercayaan dan agama. Hal ini yang membuat musik angklung memiliki ciri khas masing-masing di setiap daerah. Tabung angklung sendiri akan diukir, sehingga memiliki nada resonansi saat dipukul.
Sampai sekarang, musik angklung menjadi identitas budaya masyarakat Sunda di Jawa Barat dan Banten. Dengan ragam jenis angklung yang ada, cara memainkan hampir sama, di mana angklung akan dipegang dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menggoyang instrumen dengan cepat dari sisi ke sisi untuk menghasilkan nada. Berikut ini jenis-jenis angklung yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (16/11/2022).
Â
Mengenal Sejarah Angklung
Angklung adalah salah satu alat musik tradisional yang baru muncul, saat masa Kerajaan Sunda di abad ke-12 sampai seratus tahun ke-16. Terciptanya alunan musik bambu ini, semua berdasar kepada pandangan hidup warga yang agraris dengan sumber kehidupan. Munculnya alat musik ini, sejalan dengan mitos keyakinan warga Baduy terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan. Permainan angklung biasanya dimainkan saat melakukan ritual mengawali penanaman padi, dengan tujuan dapat memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.Â
Namun seiring dengan berjalannya waktu, angklung permainan musik tradisional ini mulai menyebar ke seluruh tanah Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Sejak 1966, Udjo Ngalagena sang tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berlandaskan laras-laras pelog, salendro, dan madenda ini, mulai mengajarkan cara menjadi pemain angklung dari beragam komunitas. Angklung telah ada di Nusantara, bahkan sebelum era Hindu, dan menurut Jaap Kunst dalam bukunya Music in Java, selain di Jawa Barat, Angklung juga bisa ditemui di daerah Sumatra Selatan dan Kalimantan.Â
Â
Advertisement
Jenis-Jenis Angklung
1. Angklung Kanekes
Jenis-jenis angklung yang pertama adalah Kanekes, yang biasanya dipakai dan dimainkan saat melakukan ritual padi. Jenis angklung ini akan dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Ketika menabuh angklung saat menanam padi, hanya dibunyikan secara lepas atau dikurulungkeun dengan ritmis tertentu. Terdapat beberapa nama-nama angklung di Kanekes dari yang terbesar yaitu indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, serta roel.Â
2. Angklung Dogdog Lojor
Jenis-jenis angklung selanjutnya adalah Dogdog lojor, yang akan dijumpai pada warga Kasepuhan Pancer Pangawinan, di sekitar Gunung Halimun. Dogdog lojor adalah salah satu instrumen yang menggunakan angklung, serta memiliki hubungan erat dengan perkara ritual padi. Biasanya dalam setahun sekali, ketika panen maka warga mengadakan perkara Serah Taun atau Seren Taun. Tradisi penghormatan padi pada warga ini, sangat memegang teguh aturan sejak dahulu kala lama. Adapun instrumen yang dipakai dalam kesenian dogdog lojor yaitu 2 buah dogdog lojor dan 4 buah angklung besar, mulai dari yang terbesar dinamakan gonggong, pengahabisan panembal, kingking, dan inclok.Â
3. Angklung Gubrag
Jenis-jenis angklung selanjutnya adalah Gubrag, di mana Anda akan menemukan saat berada di kampung Cipining, Cigudeg, Bogor. Jenis angklung ini telah berusia tua, dan sama seperti angklung sebelumnya, biasanya dipakai sebagai menghormati dewi padi dalam perkara melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).
4. Angklung Badeng
Badeng adalah salah satu jenis kesenian yang menekankan ronde musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Anda bisa menjumpai keseniaan ini, saat berkunjung ke Desa Sanding, Disktrik Malangbong, Garut. Sebagai salah satu seni sebagai dakwah, badeng dipercaya mengembang sejak Islam menyebar di kawasan ini sekitar seratus tahun ke-16 atau 17. Untuk angklung yang digunakan, sebanyak sembilan buah yaitu 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak, 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek.
Â
Jenis-Jenis Angklung
5. Angklung Padaeng
Jenis-jenis angklung selanjutnya adalah Padaeng, di mana musik tradisional ini dikenalkan oleh Daeng Soetigna sejak sekitar tahun 1938. Adanya perkembangan membuat angklung mengalami terobosan, salah satunya angklung padaeng yang digunakan untuk laras nada diatonik. Angklung sekarang mampu memainkan lagu-lagu internasional, dan juga setara dalam Ensembel dengan alat musik internasional lainnya.
6. Angklung Sarinande
Angklung sarinande adalah salah satu istilah yang hanya memakai nada bulat saja (tanpa nada kromatis) dengan nada dasar C. Unit kecil angklung sarinade juga mengandung 8 angklung (nada 'do' sampai 'do' tinggi), sementara sarinade plus mengandung 13 angklung (nada sol rendah sampai mi tinggi).
7. Angklung Toel
Jenis-jenis angklung selanjutnya adalah Toel, yang dibuat oleh Kang Yayan Udjo sekitar tahun 2008. Angklung ini memiliki rangka setinggi pinggang, dengan beberapa angklung dijejer dengan posisi terbalik dan diberi karet. Untuk memainkannya, membutuhkan hanya satu pemain dengan cara men-toel angklung tersebut.Â
8. Angklung Sri-Murni
Angklung ini adalah jenis angklung yang digagas oleh Eko Mursito Budi, yang khusus dibuat menjadi kepentingan robot angklung. Angklung ini menggunakan dua atau lebih tabung suara yang nadanya sama, sehingga hendak menghasilkan nada murni (mono-tonal). Dengan ide sederhana yang dilakukan, di mana robot akan dengan mudah memainkan kombinasi beberapa angklung secara simultan sebagai menirukan efek angklung melodi maupun angklung akompanimen.
Â
Â
Advertisement
Alat Musik Tradisional
Selain angklung yang merupakan alat musik tradisional, terdapat beberapa alat musik tradisional lain, yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Berikut ini alat musik tradisional serta cara memainkannya.Â
1. Kolintang
Kolintang merupakan alat musik tradisional yaang berasal dari Minahasa di Sulawesi Utara. Alat musik tradisional ini digunakan untuk mengiringi upacara adat, pertunjukan tari, pengiring nyanyian, hingga saat pertunjukan musik berlangsung. Terbuat dari kayu khusus, yang disusun dengan cara memainkan yaitu dipukul.
2. Saluang
Selain Angklung, ada juga Saluang yang berasal dari suku Minangkabau di Sumatera Barat. Meskipun terbuat dari bambu tipis atau bambu talang, namun dipercaya bisa mengeluarkan suara yang lebih bagus dan merdu. Cara memainkan alat musik ini dilakukan dengan ditiup.
3. Genggong
Genggong merupakan alat musik tradisional khas Bali, yang masih dilestarikan hingga saat ini. Alat musik ini terbuat dari kayu aren dan bambu, di mana Anda perlu teknik pernapasan, meniup dan menarik udara, melalui celah dari kayu aren. Alat musik ini memiliki tali yang akan dihubungkan dengan lidah untuk menghasilkan getaran yang berbunyi.
4. Gamelan
Gamelan adalah alat musik tradisional yang bisa Anda jumpai di berbagai daerah di Indonesia. Gamelan adalah seperangkat instrumen yang dibunyikan dari beberapa alat musik, seperti diantaranya gambang, gendang, dan gong. Musiknya emiliki sistem nada non diatonis yang menyajikan suara indah jika dimainkan secara harmonis.Â
5. Tifa
Alat musik tradisional selanjutnya adalah tifa, dan Anda bisa menjumpai di daerah Papua dan di Tanah Maluku. Alat musik ini terbuat dari sebatang kayu Linggua yang dikosongkan, kemudian tersedia pegangan di sisinya. Untuk cara memainkan alat musik tifa adalah dengan dipukul untuk menghasilkan nada yang selaras, sesuai dengan hentakan.Â