Penggunaan Tanda Tanya dan Tanda Baca Lainnya pada Kalimat Sesuai EYD

Tanda tanya merupakan salah satu tanda baca yang memiliki kaidah penggunaan sesuai dengan EYD edisi kelima.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2022, 14:40 WIB
Diterbitkan 21 Des 2022, 14:40 WIB
Memperhatikan Kaidah Penulisan
Ilustrasi Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia Credit: pexels.com/Snapwire

Liputan6.com, Jakarta Tanda tanya menjadi salah satu dari sekian banyak tanda baca yang lazim ditemui dalam berbagai tulisan dan bacaan. Kamu juga pasti sudah tidak asing dengan tanda baca yang satu ini. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanda tanya berarti tanda baca yang terdapat pada akhir kalimat tanya. Arti lain menurut KBBI, yaitu sesuatu yang memerlukan jawaban atau kebenarannya masih diragukan. 

Dalam penggunaan seperti tanda baca pada umumnya, tanda tanya juga memiliki aturan atau kaidahnya sendiri. Untuk menghindari kesalahan penggunaan, penting untuk kamu mengetahui bagaimana penggunaan tanda tanya yang sesuai dengan kaidah EYD atau Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Ini karena tidak jarang ditemui penulisan tanda baca yang kurang tepat. Selain tanda baca tanya, te rdapat pula tanda titik, koma, tanda seru, titik dua dsb.

Tanda baca harus digunakan dengan tepat karena jika tanda baca digunakan dan/ atau dituliskan dengan tepat, sebuah kalimat atau tulisan akan tampak lebih rapi dan lebih nyaman untuk dibaca. Menurut Hani Subakti dkk dalam buku yang berjudul “Asas Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi” tahun 2021, penulisan yang baik dan benar, yaitu penulisan yang memerhatikan penggunaan tanda baca.

Penggunaan tanda baca harus dimengerti oleh setiap pemakai bahasa Indonesia. Pemahaman tentang penggunaan tanda baca bisa memengaruhi hasil peningkatan keterampilan dalam berbahasa. Berikut liputan6.com rangkum dari badanbahasa.kemdikbud.go.id tentang penggunaan tanda tanya dan tanda baca lainnya sesuai dengan EYD terbaru tahun 2020, yaitu edisi kelima, Rabu (21/12/22) :

Penggunaan Tanda Baca

Ilustrasi Tanda Tanya. (Foto: Simone Secci/ Unsplash)
Ilustrasi Tanda Tanya. (Foto: Simone Secci/ Unsplash)

1. Tanda Tanya

Berikut kaidah penggunaan tanda tanya yang benar :

a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya :

- Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?

- Siapa pencipta lagu “Halo-Halo Bandung”?

b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau kurang bisa dibuktikan kebenarannya.

Misalnya :

- Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961(?).

- Di Indonesia terdapat lebih 740 (?) bahasa daerah.

Tidak hanya memahami tanda tanya, kamu juga perlu memahami penggunaan tanda baca lainnya. Berikut penjelasan dan contoh berbagai tanda baca :

2. Tanda Titik

Berbeda dengan tanda tanya, berikut kaidah penggunaan tanda titik :

a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.

Misalnya :

- Ibu saya duduk di sana.

- Dia akan datang pada pertemuan itu.

b. Tanda titik dipakai untuk mengakhiri pernyataan lengkap yang diikuti perincian berupa kalimat baru, paragraf baru atau subjudul baru.

Contoh penggunaan tanda titik yang tertera pada EYD V adalah sebagai berikut :

Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan nonstandar, ratusan bahasa daerah dan ditambah beberapa bahasa asing membutuhkan adanya penanganan yang tepat dalam perencanaan bahasa. Supaya lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.

1. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia yang heterogen menjadi penyebab munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap bahasa daerah dan (3) sangat bangga terhadap bahasa Indonesia.

2. Masalah

Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan terhadap berbagai bahasa yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan dipakai sebagai formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang diambil.

c. Tanda titik dipakai tepat di belakang angka atau huruf dalam suatu daftar, perincian, tabel, atau bagan.

(1) Contoh pemakaian tanda titik dalam daftar

I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia

  A. Bahasa Indonesia

   1. Kedudukan

   2. Fungsi

  B. Bahasa Daerah

   1. Kedudukan

   2. Fungsi

  C. Bahasa Asing

   1. Kedudukan

   2. Fungsi

(2) Contoh penggunaan tanda titik dalam perincian

 I. Kaidah Umum

 II. Kaidah Khusus

(3) Penggunaan tanda titik dalam tabel

Penggunaan tanda titik dalam tabel, yakni setelah nomor pada kolom nomor suatu tabel (1., 2. dsb).

(4) Penggunaan tanda titik dalam bagan

Penggunaan tanda titik dalam suatu bagan, sama seperti penggunaan tanda titik pada tabel. Tanda titik ini diletakkan setelah penulisan nomor (1., 2. dsb).

Penggunaan Tanda Titik dan Tanda Koma

Ilustrasi buku, kamus, kata
Ilustrasi buku, kamus, kata. (Photo by Joshua Hoehne on Unsplash)

d. Tanda titik tidak dipakai di belakang angka terakhir pada deret nomor dalam perincian.

Misalnya :

- 2.1 Bahasa

- 2.1.1 Morfologi

- 2.2.2 Sintaksis

- II.A Bahasa

- II.A.1 Fonologi

- dst.

e. Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam perincian.

Misalnya :

Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai

1) bahasa nasional yang berfungsi sebagai, antara lain,

 a) lambang kebanggaan nasional,

 b) identitas nasional;

f. Tidak dipakai di belakang angka terakhir, baik satu digit maupun lebih, dalam judul tabel, bagan, grafik atau gambar.

Misalnya :

- Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia

- Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia

- Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan

- Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia

g. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Misalnya :

- pukul 02.30.20 (pukul 2 lewat 30 menit 20 detik atau pukul 2, 30 menit, 20 detik)

- 02.30.20 jam (2 jam, 30 menit, 20 detik)

h. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

Misalnya :

- Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.

i. Tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya :

- Dia lahir pada tahun 2001 di Yogyakarta.

j. Tidak digunakan pada akhir judul dan subjudul.

Misalnya :

- Gambar 3 Sistem Pernapasan Manusia

k. Tidak digunakan di belakang alamat penerima surat serta tanggal surat.

Misalnya :

Yth. Rahmat Hidayat, S.T.

Jalan Sumbawa I/18

Sumurbandung

Bandung

3. Tanda Koma

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam perincian berupa kata, frasa atau bilangan.

Misalnya:

- Satu, dua,… tiga!

b. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan dan sedangkan, dalam kalimat majemuk pertentangan.

Misalnya :

- Saya ingin membeli komputer, tetapi uang saya tidak cukup.

- Ini bukan milik kamu, melainkan milik saya.

- Adik membaca cerita pendek, sedangkan kakaknya membantu ibu.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.

Misalnya :

- Kalau diusir, saya akan pergi.

- Karena baik hati, dia memiliki banyak teman

d. Tanda koma tidak digunakan jika induk kalimat mendahului anak kalimat.

Misalnya :

- Saya akan pergi kalau diusir.

- Dia memiliki banyak teman karena baik hati.

Penggunaan Tanda Koma

Tangkapan Layar Beranda EYD Edisi Kelima
Tangkapan Layar Beranda EYD Edisi Kelima ( sumber : https://ejaan.kemdikbud.go.id/)

e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, termasuk oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu dan meskipun demikian.

Misalnya :

- Syifa adalah mahasiswa yang rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.

- Dia memang gemar menulis sejak kecil. Jadi, dia berhasil menjadi penulis yang hebat.

f. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau setelah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.

Misalnya :

- O, begitu?

- Wah, bukan main!

- Hati-hati, ya, jalannya licin!

g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Misalnya :

- Kata ibu saya, "Kita harus berbagi dalam hidup ini."

h. Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang diakhiri tanda tanya atau tanda seru dari bagian kalimat yang mengikutinya.

Misalnya :

- "Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.

i. Dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan.

Misalnya :

- Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu, Jl. Pangeran Diponegoro No. 56, Jakarta 10330

j. Dikapai setelah salam pembuka (seperti dengan hormat atau salam sejahtera), salam penutup (seperti salam takzim atau hormat kami), dan nama jabatan penanda tangan surat.

Misalnya :

- Dengan hormat,

- Hormat kami,

- Rektor,

- a.n Kepala Badan,

k. Dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, nama keluarga, atau nama marga.

Misalnya :

- B. Ratulangi, S.E.

- Ny. Khadijah, M.A.

Catatan :

Pada penulisan  Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung), tidal menggunakan tanda koma setelah nama. Selain itu, spasi digunakan untuk memisahkan unsur nama dan singkatannya serta antargelar dan singkatannya.

l. Dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Misalnya :

- Rp550,50

- 13,5 m

m. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.

Misalnya :

- Di daerah kami, misalnya, masih banyak tanaman langka yang tumbuh subur.

- Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti upcara bendera.

n. Tanda koma juga bisa dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah pengertian.

Misalnya :

- Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Tanda Seru dan Tanda Titik Koma

Ilustrasi membaca sinopsis, buku
Ilustrasi membaca sinopsis, buku. (Photo by Nathan Aguirre on Unsplash)

4. Tanda Seru

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan yang menggambarkan kekaguman, kesungguhan, emosi yang kuat, seruan atau perintah.

Misalnya :

- Alangkah indahnya Pantai Pandawa!

- Saya tidak menggunakannya!

- Merdeka!

- Hai!

- Bayarlah utang tepat waktu!

5. Tanda Titik Koma

a. Dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk.

Misalnya :

- Hari sudah malam; anak-anak masih bermain.

b. Tanda titik koma dipakai pada bagian perincian yang berupa frasa verbal.

Misalnya :

Syarat mengikuti ujian penerimaan pegawai di lembaga ini adalah

(1) berkewarganegaraan Indonesia;

(2) berijazah sarjana S-1; dan

(3) sehat.

c. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian perincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.

Misalnya :

- Kakak membeli jeruk, apel, dan semangka; buku, pensil, dan penggaris; serta baju, celana, dan kaos kaki.

d.Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan sumber-sumber kutipan.

Misalnya :

- Kasus perencanaan bahasa di Indonesia dianggap sebagai salah satu yang paling berhasil (Fishman, 1974; Moeliono, 1985; Samuel, 2008; Wardhaugh dan Fuller, 2015).

Tanda Titik Dua

Ilustrasi buku. ©2022 Merdeka.com/pixabay
Ilustrasi buku. ©2022 Merdeka.com/pixabay

6. Tanda Titik Dua

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang langsung diikuti perincian atau penjelasan.

Contohnya :

- Mereka membutuhkan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari

b. Tanda titik dua tidak dipakai apabila perincian atau penjelasan itu merupakan bagian dari kalimat lengkap.

Contohnya :

- Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi

a. persiapan,

b. pengumpulan data,

c. Tanda titik dua dipakai setelah kata atau frasa yang memerlukan pemerian.

Contohnya :

- a. Ketua : Lilian Regiana

 Wakil Ketua : Nisa Nurhasanah

 Sekretaris : Fadilah Tri

Bendahara : Elmira Bella

d.Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Misalnya :

- Ibu : "Bawa tas ini, Nak!"

e. Dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, serta (c) judul dan anak judul suatu karangan.

Misalnya :

- Ultimart 5 (2): 98–105

f. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Misalnya :

- pukul 02:30:20 (pukul 2 lewat 30 menit 20 detik atau pukul 2, 30 menit, 20 detik)

g. Dipakai untuk menuliskan rasio dan hal lain yang menyatakan perbandingan dalam bentuk angka.

Misalnya :

- Skala peta ini 1:15.000.

 

Reporter magang : Friska Nur Cahyani

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya