Liputan6.com, Jakarta Fragmentasi adalah istilah yang mungkin belum dipahami oleh sebagian orang. Istilah ini merujuk pada pembelajaran Biologi, tentang perkembangbiakan hewan ataupun tumbuhan. Kamu tentunya perlu memahami fragmentasi pada hewan maupun tumbuhan ini.
Baca Juga
Advertisement
Fragmentasi adalah salah satu perkembangbiakan pada hewan atau tumbuhan. Hal ini berkaitan dengan reproduksi aseksual di mana suatu organisme memecah diri menjadi fragmen-fragmen. Setiap fragmen akan berkembang menjadi dewasa.
Individu yang tumbuh menjadi dewasa ini merupakan klon dari organisme asli. Pemisahan atau pemecahan ini dapat terjadi secara sengaja ataupun tidak sengaja. Kadang kala, pemisahan pada hewan dan tumbuhan ini dapat terjadi karena tindakan manusia.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (28/12/2022) tentang fragmentasi.
Pengertian Fragmentasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fragmentasi adalah pembiakan aseksual dengan jalan membelah menjadi beberapa bagian, setiap belahan dapat berkembang menjadi organisme baru. Fragmentasi adalah bentuk reproduksi aseksual atau kloning, di mana organisme memecah diri menjadi fragmen-fragmen. Masing-masing fragmen ini berkembang menjadi dewasa dan tumbuh menjadi individu dewasa yang merupakan klon dari organisme asli.
Pemecahan atau pemisahan pada fragmentasi adalah suatu hal yang dapat terjadi secara disengaja maupun tidak disengaja. Hal ini dapat terjadi akibat ulah manusia ataupun karena kerusakan alami oleh lingkungan atau pemangsa.
Organisme yang berkembangbiak dengan fragmentasi adalah hewan dan tumbuhan yang mengembangkan organ atau bagian tertentu yang dapat dengan mudah dilepaskan atau diputus. Jika pemecahan terjadi tanpa persiapan awal organisme, kedua fragmen harus mampu meregenerasi organisme lengkap agar dapat berfungsi sebagai reproduksi.
Sebagai metode reproduksi, fragmentasi adalah istilah yang dikenal juga sebagai pemecahan. Hal ini bisa terlihat pada banyak organisme seperti filamen cyanobacteria, jamur, lumut, dan berbagai tumbuhan lainnya, serta pada hewan seperti spons, cacing pipih, beberapa cacing annelida dan bintang laut.
Advertisement
Fragmentasi pada Tumbuhan
Fragmentasi adalah jenis reproduksi vegetatif yang sangat umum pada tumbuhan. Banyak pohon, semak, tumbuhan abadi tak berkayu, dan pakis membentuk koloni klonal dengan menghasilkan tunas berakar baru melalui rimpang atau stolon, yang meningkatkan diameter koloni. Jika sebuah tunas berakar terlepas dari koloni, maka fragmentasi telah terjadi.
Ada beberapa mekanisme fragmentasi alami pada tumbuhan, yaitu:
- Produksi struktur reproduksi khusus
Beberapa tumbuhan menghasilkan planlet adventif pada daunnya, yang menurunkan dan membentuk tanaman mandiri. Contohnya yaitu Tolmiea menziesii dan Kalanchoe daigremontiana . Contoh lainnya menghasilkan organ seperti bulbil dan turion.
- Mudah kehilangan bagian yang memiliki potensi tinggi untuk tumbuh menjadi tanaman yang lengkap
Beberapa tanaman berkayu seperti willow secara alami mematahkan rantingnya. Ini disebut cladoptosis. Ranting yang hilang bisa membentuk akar di lingkungan yang sesuai untuk membentuk tanaman baru. Arus sungai sering merobek fragmen cabang dari spesies kapas tertentu yang tumbuh di tepian sungai. Fragmen yang mencapai lingkungan yang sesuai dapat mengakar dan membentuk tanaman baru.Â
Beberapa kaktus dan tanaman lainnya memiliki batang bersendi. Bila segmen batang, yang disebut pad, jatuh, ia bisa mengakar dan membentuk tanaman baru. Daun beberapa tanaman mudah berakar saat terjatuh, misalnya, Sedum dan Echeveria.
Fragmentasi adalah jenis reproduksi yang juga diamati pada tanaman nonvaskular, misalnya pada waru dan lumut. Potongan kecil "batang" atau "daun" lumut sering disebarkan oleh angin, air, atau hewan. Jika fragmen lumut mencapai lingkungan yang sesuai, ia bisa menumbuhkan tanaman baru. Mereka juga menghasilkan gemma, misalnya di dalam Marchantia polymorpha, yang mudah dipatahkan dan disebarkan. Manusia menggunakan fragmentasi untuk menyebarkan banyak tanaman secara artifisial melalui pembagian, pelapisan, stek, okulasi, mikropropagasi dan organ penyimpanan, seperti umbi, corm dan rimpang.
Fragmentasi pada Hewan
Fragmentasi adalah perkembangbiakan yang juga bisa terjadi pada hewan. Hewan seperti spons dan koloni karang secara alami terpecah-pecah dan bereproduksi. Banyak spesies annelida dan cacing pipih bereproduksi dengan cara ini. Saat pecahan terjadi akibat perubahan perkembangan spesifik, muncul istilah arsitomi, paratomi dan tunas.
Dalam arsitomi, hewan terpecah pada titik tertentu, dan dua fragmen tersebut meregenerasi organ dan jaringan yang hilang. Pemisahan ini tidak didahului oleh perkembangan jaringan yang akan hilang. Sebelum membelah, hewan bisa mengembangkan alur di zona pemecah. Fragmen tanpa kepala harus menumbuhkan kepala lengkap.
Pada paratomi, pemecahan terjadi tegak lurus terhadap sumbu antero-posterior dan perpecahan didahului oleh "pregenerasi" struktur anterior di bagian posterior. Kedua organisme memiliki sumbu tubuh sejajar yaitu, mereka berkembang dalam mode membujur dari kepala ke ekor.
Sementara itu, tunas dapat dianggap serupa dengan paratomi kecuali bahwa sumbu tubuh tidak perlu diselaraskan. Kepala baru dapat tumbuh ke arah samping atau bahkan mengarah ke belakang (misalnya Convolutriloba retrogemma sebuah cacing pipih acoela).
Contoh Fragmentasi pada Hewan
- Karang
Contoh hewan yang berkembang biak dengan fragmentasi adalah karang. Karang dapat melakukan fragmentasi secara alami ataupun buatan. Bagi kamu yang hobi akuarium, kamu tentunya dapat melakukan fragmentasi. Pemecahan karang ini dilakukan untuk berbagai tujuan seperti pengendalian bentuk, perdagangan, atau pertukaran dengan penggemar lain, eksperimen pembiakan, hingga meminimalisir kerusakan terhadap batu karang.
- Echinoderm
Pada echinoderm, fragmentasi biasanya dikenal sebagai fissiparity (suatu istilah yang sering digunakan untuk fisi secara umum). Beberapa spesies dapat bereproduksi secara intensif melalui autotomi. Cara ini lebih umum selama tahap larva.
Advertisement