Liputan6.com, Jakarta Perubahan energi yang terjadi pada baterai yang menyalakan senter adalah suatu hal yang mungkin belum kamu pahami. Namun pertanyaan seputar perubahan energi pada baterai ini kerap kali muncul pada pelajaran IPA di sekolah.
Baca Juga
Advertisement
Senter senter sendiri merupakan alat untuk menerangi gelap berupa tabung dengan bola lampu kecil di ujungnya yang tertutup kaca. Senter memerlukan baterai untuk menyalakannya, sehingga alat tersebut berfungsi dan mengeluarkan cahaya.
Perubahan energi yang terjadi pada baterai yang menyalakan senter adalah kimia-listrik-cahaya. Perubahan energi ini tentunya perlu kamu kenali prosesnya. Bagaimana sebuah baterai dapat membuat senter menyala dan menerangi kamu di saat gelap.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (7/1/2023) tentang perubahan energi yang terjadi pada baterai yang menyalakan senter.
Proses Perubahan Energi yang Terjadi pada Baterai yang Menyalakan Senter
Perubahan energi yang terjadi pada baterai yang menyalakan senter adalah kimia-listrik-cahaya. Namun, kamu tentunya perlu memahami penjelasan dari perubahan energi yang terjadi pada baterai yang menyalakan senter adalah suatu hal yang tidak sesederhana itu. Energi tidak dapat dihancurkan, namun dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Hal ini disebut dengan prinsip kekekalan energi.
Prinsip kekekalan energi adalah energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, energi hanya dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Proses dari perubahan energi pada baterai ketika senter dinyalakan adanya proses konversi energi. Perubahan energi yang terjadi pada baterai yang menyalakan senter adalah suatu hal yang berkaitan dengan penjelasan ini.
Dalam baterai, energi disimpan di dalam bentuk energi kimia. Energi ini dapat digunakan untuk menyediakan arus listrik untuk perangkat elektronik seperti lampu. Baterai adalah contoh sel elektrokimia (sel volta). Sel volta atau disebut juga sel galvanik adalah sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik secara spontan atau langsung dari reaksi kimia yang terjadi di dalam larutan kimia di sel tersebut.
Ketika dihubungkan dengan perangkat listrik melalui sebuah penghantar, maka arus listrik akan mengalir dari baterai, dan mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Energi listrik ini kemudian membuat filamen pada lampu untuk memancarkan radiasi cahaya, dan terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi cahaya.
Jadi, perubahan energi yang terjadi pada baterai yang menyalakan senter adalah dari energi kimia menjadi energi hingga menjadi energi cahaya.
Advertisement
Hukum Kekekalan Energi
Perubahan energi yang terjadi pada baterai yang menyalakan senter adalah pertanyaan yang kerap muncul dalam pembelajaran IPA di sekolah. Pada peristiwa senter dinyalakan, perubahan energi kimia menjadi energi listrik yang mengakibatkan arus listrik mengalir dari baterai kemudian ke filamen menjadi panas lalu menghasilkan cahaya. Ketika dialiri arus listrik, filamen di lampu diproduksi menjadi sangat panas yang menyebabkan warna cahaya yang dipancarkan menghasilkan cahaya pada gelombang yang kasatmata. Cahaya ini timbul terjadi adanya perubahan energi dari energi listrik menjadi energi cahaya.
Hal ini sesuai dengan hukum kekekalan energi di mana energi kimia dapat dikonversi menjadi energi dalam bentuk energi listrik yang kemudian dikonversikan menjadi energi cahaya. Proses konversi energi kimia menjadi energi listrik, lalu menjadi energi cahaya ini memanfaatkan sebuah alat senter.
Senter adalah alat yang berguna untuk penerangan di saat gelap dan menggunakan baterai sebagi sumber energi listrik. Baterai sebagai alat yang menghasilkan energi listrik dengan proses kimia, energi listrik yang dihasilkan dengan melibatkan transfer elektron melalui media yang bersifat konduktif dari dua elektroda (anoda dan katoda) sehingga menghasilkan arus listrik dan beda potensial. Komponen utama pada baterai terdiri dari elektroda dan elektrolit.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan energi yang terjadi pada baterai yang menyalakan senter adalah kimia-listrik-cahaya.
Mengenal Baterai
Perubahan energi yang terjadi pada baterai yang menyalakan senter adalah kimia-listrik-cahaya. Untuk itu, kamu tentu perlu mengenali apa itu baterai yang dapat menyalakan senter ini. Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti senter, ponsel, hingga mobil listrik.
Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda. Terminal bertanda negatif adalah sumber elektron yang akan mengalir melalui rangkaian listrik eksternal ke terminal positif. Ketika baterai dihubungkan ke beban listrik eksternal, reaksi redoks mengubah reaktan berenergi tinggi ke produk berenergi lebih rendah, dan perbedaan energi-bebas dikirim ke sirkuit eksternal sebagai energi listrik.
Baterai primer (sekali pakai) digunakan satu kali kemudian dibuang; bahan elektrode berubah secara ireversibel selama pelepasan. Contoh umum adalah baterai alkaline yang digunakan untuk senter dan banyak perangkat elektronik portabel. Baterai sekunder (dapat diisi ulang) dapat habis dan diisi ulang beberapa kali menggunakan arus listrik yang diterapkan; komposisi asli dari elektrode dapat dikembalikan dengan arus balik. Contohnya termasuk baterai asam timbal yang digunakan dalam kendaraan dan baterai ion-litium yang digunakan untuk elektronik portabel seperti laptop dan ponsel.
Kutub yang bertanda positif menandakan bahwa memiliki energi potensial yang lebih tinggi daripada kutub bertanda negatif. Kutub bertanda negatif adalah sumber elektron yang ketika disambungkan dengan rangkaian eksternal akan mengalir dan memberikan energi ke peralatan eksternal. Ketika baterai dihubungkan dengan rangkaian eksternal, elektrolit dapat berpindah sebagai ion di dalamnya, sehingga terjadi reaksi kimia pada kedua kutubnya. Perpindahan ion dalam baterai akan mengalirkan arus listrik keluar dari baterai sehingga menghasilkan kerja.
Baterai hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran, dari sel miniatur yang digunakan untuk alat bantu dengar dan arloji hingga kecil, sel tipis yang digunakan dalam ponsel cerdas, hingga baterai asam timbal besar atau baterai litium-ion dalam kendaraan, dan pada ukuran paling besar, bank baterai besar seukuran ruangan yang menyediakan daya siaga atau darurat untuk pertukaran telepon dan pusat data komputer.
Advertisement