Liputan6.com, Jakarta Bagi para Rasul iradhul basyariyah merupakan sifat para Rasul yang menjadi utusan dari Allah SWT. Sifat-sifat Rasul sendiri terdiri dari sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz. Semua sifat-sifat Rasul ini perlu untuk diimani dan diyakini.
Bagi para Rasul iradhul basyariyah merupakan sifat jaiz yang dimiliki oleh Rasul. Mungkin selama ini sifat jaiz yang dimiliki Rasul tak pernah diketahui oleh umat Muslim, sehingga masih banyak yang belum memahami iradhul basyariah.
Advertisement
Bagi para Rasul iradhul basyariah merupakan sifat yang sama dengan manusia. Dalam hal ini berarti Rasul juga bisa merasakan lapar, sakit, haus, dan masih banyak yang lainnya. Bahkan Rasul juga dapat meninggal seperti makhluk lainnya yang diciptakan oleh Allah SWT.
Advertisement
Untuk lebih paham, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai bagi para Rasul iradhul basyariyah yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/1/2023).
Bagi Para Rasul Iradhul Basyariyah Merupakan
Dikutip dari buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agam Islam dan Budi Pekerti, bagi para Rasul iradhul basyariyah merupakan sifat jaiz. Sifat jaiz bagi Rasul adalah sifat kemanusiaan. Dalam bahasa Arab, sifat kemanusiaan adalah al-ardul basyariyah, artinya rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih, senang, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal sebagai mana makhluk lainnya.
Bagi para Rasul iradhul basyariyah merupakan sifat jaiz, meski begitu ini ada dalam diri rasul dan tidak menyebabkan berkurangnya kedudukan beliau sebagai utusan Allah SWT. Bagi para Rasul iradhul basyariyah merupakan sifat jaiz ini juga terdapat dalam diri manusia biasa.
Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Surat Al-Furqan ayat 20 berikut yang artinya:
"Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad), melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat."
Meskipun bagi para Rasul iradhul basyariyah merupakan sifat jaiz, namun umat Islam yang lain harus tetap mengimani dan meyakini sepenuh hati. Sebab mereka (Rasul) tetaplah utusan dari Allah SWT untuk menyampaikan waktu kepada umatnya.
Advertisement
Sifat-Sifat Rasul
Melansir dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII (2019) dikeluarka oleh Kementerian Agama RI, berikut ini terdapat beberapa sifat-sifat Rasul, baik sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz. Ini penjelasan lengkapnya:
1. Sifat Wajib Para Rasul
a. Sidiq
Sidiq artinya benar. Maksudnya adalah para rasul selalu berkata benar, baik benar dalam menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah Swt., maupun benar dalam perkataan-perkataan yang berhubungan dengan persoalan keduniaan.
b. Amanah
Amanah berarti terpercaya. Maksudnya adalah para rasul senantiasa mejalankan tugas kenabiannya sesuai dengan tugas yang diberikan Allah Swt. kepadanya. Demi terlaksananya tugas itu, mereka selalu menjaga jiwa dan raganya dari perbuatan-perbuatan dosa sehingga kepercayaan umat manusia terhadap dirinya senantiasa terjaga.
c. Tablig
Tablig berarti menyampaikan. Maksudnya adalah para rasul senantiasa menyampaikan semua wahyu yang harus disampaikan kepada umat manusia, baik berupa pengetahuan, pedoman, maupun syariat, serta risalah kenabian yang lain. Mereka menyampaikan semua wahyu yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Tidak ada satu huruf pun yang disembunyikan.
d. Fatanah
Fatanah artinya cerdas. Maksudnya para rasul memiliki kecerdasan dalam menjalankan amanah, tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang rasul. Mereka mampu memahami persoalan umat sekaligus memberikan jalan keluarnya. Mereka mampu menghadirkan argumentasi bagi orang-orang yang menentangnya. Mereka juga mampu menanamkan kebenaran ke dalam hati orang-orang yang masih ragu kepadanya.
2. Sifat Mustahil Rasul
Dimilikinya sifat wajib ini oleh para rasul mengandung makna adanya sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada diri mereka. Sifat-sifat ini disebut dengan sifat mustahil bagi para rasul. Sifat mustahil merupakan kebalikan atau lawan dari sifat wajib bagi para rasul. Sifat-sifat tersebut adalah Kizib atau dusta, khianat atau tidak dapat dipercaya, kitman atau menyembunyikan, dan baladah atau bodoh.
3. Sifat Jaiz Rasul
Selain sifat wajib dan mustahil, para rasul juga memiliki sifat jaiz. Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat berupa perilaku maupun watak manusia pada umumnya yang ada pada diri rasul yang disebut dengan iradhul basyariyah. Rasul juga dapat merasakan sakit, lelah, makan, minum, mengantuk, tidur, beristri dan sebagainya. Bahkan para rasul juga dapat meninggal seperti makhluk ciptaan Allah lainnya. Sifat jaiz bagi para rasul ini memiliki beberapa hikmah sebagai berikut ini:
a. Melipatgandakan dan mengagungkan pahala atas keimanan dan amal shalih mereka.
b. Memberi pelajaran agar umatnya mengetahui boleh atau tidak boleh dilakukannya suatu perbuatan.
c. Memberi keteladanan terhadap masalah keduniaan kepada para pengikutnya, seperti bekerja, berumah tangga, dan bermasyarakat.