Liputan6.com, Jakarta Cara bercocok tanam hidroponik adalah teknik menanam tanaman, tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam, melainkan menggunakan larutan nutrisi yang mengalir melalui akar tanaman, atau menggunakan media tanam yang tidak mengandung tanah, seperti batu apung, sabut kelapa, atau serat kaca. Teknik ini memiliki beberapa keuntungan, dibandingkan dengan metode tanam tradisional seperti efisiensi penggunaan air dan nutrisi, kontrol yang lebih baik terhadap lingkungan tumbuh, dan pengurangan risiko terjadinya hama dan penyakit.
Baca Juga
Advertisement
Cara bercocok tanam hidroponik adalah salah satu teknik, yang memerlukan investasi awal lebih besar di mana membeli sistem hidroponik dan mempersiapkan larutan nutrisi. Untuk memulai bercocok tanam hidroponik, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan mulai dari memilih tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan, sistem hidroponik yang cocok untuk tanaman yang akan ditanam, serta larutan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan.Â
Cara bercocok tanam hidroponik cukup mudah dilakukan di rumah, namun pastikan lingkungan tumbuh selalu terjaga dengan baik, seperti suhu, kelembaban, dan pencahayaan yang tepat. Perhatikan juga kondisi tanaman secara teratur dan pastikan bahwa larutan nutrisi tersedia dalam jumlah yang cukup.Â
Berikut ini cara bercocok tanam hidroponik yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (14/2/2023).Â
Â
Cara Bercocok Tanam Hidroponik
Bercocok tanam hidroponik adalah metode menanam tanaman tanpa menggunakan tanah, melainkan menggunakan larutan nutrisi yang disiramkan langsung ke akar tanaman. Berikut adalah langkah-langkah untuk memulai bercocok tanam hidroponik:
1. Persiapan
- Pilih jenis tanaman yang sesuai untuk ditanam dengan hidroponik. Tanaman yang cocok untuk hidroponik biasanya memiliki sistem akar yang pendek atau dangkal, seperti selada, bayam, mentimun, cabai, dan tomat.
- Siapkan sistem hidroponik atau wadah yang akan digunakan. Beberapa jenis sistem hidroponik yang umum digunakan adalah sistem sumbu, sistem rakit apung, sistem NFT, dan sistem aeroponik.
- Pilih media tanam yang akan digunaka, di mana beberapa jenis media tanam yang umum digunakan adalah rockwool, serat kelapa, vermikulit, pasir, kerikil, dan styrofoam.
- Siapkan larutan nutrisi yang sesuai untuk tanaman yang akan ditanam. Larutan nutrisi terdiri dari beberapa unsur hara penting, seperti nitrogen, fosfor, kalium, serta unsur hara mikro seperti zat besi, magnesium, dan kalsium.
- Anda dapat membuat larutan nutrisi sendiri dengan bantuan pupuk hidroponik atau membelinya di toko pertanian.
2. PenanamanÂ
- Tanam bibit dengan hati-hati ke dalam media tanam, dan pastikan akar tanaman menempel erat pada media tanam dan terendam dalam larutan nutrisi.
- Jika menggunakan sistem NFT, pastikan pipa atau saluran yang digunakan miring sehingga larutan nutrisi dapat mengalir ke arah akar tanaman.
3. Pemeliharaan
- Pastikan suhu dan kelembaban lingkungan tetap optimal untuk pertumbuhan tanaman. Suhu ideal untuk tanaman hidroponik berkisar antara 18-30 derajat Celsius, sedangkan kelembaban optimal adalah antara 50-70%.
- Pastikan tanaman mendapatkan cahaya yang cukup untuk fotosintesis. Jika tidak memungkinkan untuk ditempatkan di bawah sinar matahari langsung, gunakan lampu tumbuh (grow light) untuk memberikan cahaya tambahan.
- Pastikan pH larutan nutrisi tetap stabil, umumnya berkisar antara 5,5-6,5.
- Periksa larutan nutrisi setiap hari dan ganti secara teratur untuk menjaga kebersihan dan keseimbangan nutrisi yang cukup.
- Periksa tanaman secara berkala untuk mencegah dan mengendalikan hama dan penyakit. Jika ditemukan tanaman yang sakit atau rusak, segera pisahkan dari tanaman yang sehat.
Â
Advertisement
Cara Bercocok Tanam Hidroponik
4. PanenÂ
- Panen tanaman saat sudah mencapai ukuran dan kematangan yang diinginkan.
- Potong bagian tanaman yang diinginkan, dan jangan merusak akar atau sistem tanaman.Â
- Bersihkan sistem hidroponik, dan ganti larutan nutrisi untuk menyiapkan tanaman berikutnya.
Namun, perlu diingat bahwa meskipun bercocok tanam hidroponik terlihat lebih mudah dan bersih dibandingkan dengan cara tradisional, tetap memerlukan perawatan yang intensif dan konsisten agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Berikut beberapa tips tambahan untuk memaksimalkan hasil tanaman hidroponik Anda:
- Jangan terlalu banyak memberikan nutrisi ke tanaman, karena jika terlalu banyak nutrisi dapat membahayakan tanaman, dan menyebabkan akumulasi zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
- Gunakan air bersih dan bebas dari kotoran atau zat-zat berbahaya. Air yang kotor dapat menyebabkan penyakit pada tanaman, dan mengurangi kualitas hasil panen.
- Hindari penggunaan media tanam yang kotor, atau sistem hidroponik yang tidak terawat karena dapat menyebabkan masalah pada pertumbuhan tanaman dan kesehatan manusia.
- Fluktuasi suhu dan kelembaban yang tinggi, dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan menyebabkan masalah pada sistem hidroponik.
- Gunakan pupuk organik untuk meningkatkan kualitas hasil panen dan menjaga kesehatan tanah.
Jenis-Jenis Sistem Hidroponik
Terdapat berbagai macam jenis sistem hidroponik yang dapat digunakan, di antaranya:
a. Sistem Rakit Apung (Floating Raft System)
Sistem ini biasanya digunakan untuk menanam sayuran dan tanaman hijau seperti selada, sawi, bayam, dan kangkung. Pada sistem ini, tanaman ditanam di atas rakit yang terapung di atas air dan diberi nutrisi melalui air yang sudah diberi nutrisi. Air yang sudah kaya akan nutrisi akan disirkulasikan kembali ke tangki nutrisi dengan menggunakan pompa air. Kelebihan dari sistem ini adalah mudah dilakukan dan cukup efektif untuk menanam sayuran hijau.
b. Sistem Nutrisi Film (Nutrient Film Technique/NFT)
Sistem NFT umumnya memanfaatkan air yang mengalir dengan kecepatan rendah, di dalam saluran yang miring. Akar tanaman dibiarkan mengapung di atas air yang mengalir, dan mendapatkan nutrisi secara terus menerus. Tanaman yang cocok untuk sistem ini adalah selada, bayam, dan kangkung. Kelebihan dari sistem ini adalah penggunaan air yang sedikit dan memungkinkan pertumbuhan tanaman yang cepat.
c. Sistem Wicking
Sistem ini menggunakan bahan serat organik, atau bahan sintetik yang dapat menyerap air dan nutrisi dari wadah dan menyuplai nutrisi ke akar tanaman. Sistem ini cocok untuk tanaman dengan ukuran kecil dan sistem yang sederhana seperti tanaman cabai dan tomat cherry. Kelebihan dari sistem ini adalah mudah dan murah.
Advertisement
Jenis-Jenis Sistem Hidroponik
d. Sistem Aeroponik
Sistem ini menggunakan semprotan air yang halus, untuk memberikan nutrisi ke akar tanaman. Tanaman biasanya ditanam di dalam kotak yang memiliki saluran untuk menyemprotkan nutrisi. Sistem ini cocok untuk menanam tanaman sayuran seperti selada, pakcoy, kangkung, dan tanaman buah seperti stroberi dan tomat. Kelebihan dari sistem ini adalah pertumbuhan tanaman yang cepat dan hasil panen yang tinggi.
e. Sistem Hidroponik Gantung (Drip System)
Sistem ini merupakan sistem hidroponik yang paling populer. Sistem ini menggunakan pipa, untuk memasok air dan nutrisi ke tanaman melalui tetesan yang diatur oleh timer. Tanaman yang cocok untuk sistem ini adalah cabai, tomat, mentimun, dan terong. Kelebihan dari sistem ini adalah mudah diatur dan hasil panen yang tinggi.
f. Sistem Wick and Water Culture
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem Wicking dan Sistem Air Budidaya. Tanaman diletakkan pada media tanam, seperti serat kelapa atau perlit dan menyerap nutrisi melalui akarnya, sedangkan nutrisi disuplai ke media tanam melalui sistem wicking. Sistem ini cocok untuk menanam sayuran hijau seperti bayam, selada, dan kangkung. Kelebihan dari sistem ini adalah mudah diatur dan murah.