Bagaimana Tanggapan Kafir Quraisy atas Hijrah Rasul? Simak Penjelasan Selengkapnya

Bagaimana tanggapan kafir Quraisy atas hijrah rasul? Sikap kaum kafir Quraisy terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW selalu sama, yakni selalu menentang dengan keras.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 11 Mar 2023, 14:50 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2023, 14:50 WIB
Ilustrasi hijrah (Istimewa)
Ilustrasi hijrah (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Bagaimana tanggapan kafir Quraisy atas hijrah rasul? Sikap kaum kafir Quraisy terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW selalu sama, yakni selalu menentang dengan keras. Bahkan ketika Nabi Muhammad SAW menerima perintah dari Allah SWT untuk berhijrah ke Madinah, kaum kafir Quraisy tetap menunjukkan sikap yang menentang keras.

Bagaimana tanggapan kafir Quraisy atas hijrah rasul? Bahkan ketika Nabi Muhammad SAW hendak meninggalkan kota Mekkah untuk pergi ke kota Madinah, kaum kafir Quraisy telah membuat rencana untuk membunuh Rasulullah SAW. Namun, rencana pembunuhan terhadap Nabi Muhammad SAW gagal.

Tidak hanya itu saja reaksi keras yang ditunjukkan oleh kamu kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW. Masih banyak sekali langkah kaum kafir Quraisy untuk menghentikan langkah dakwah Nabi Muhammad SAW, termasuk memerangi Nabi Muhammad SAW dalam berbagai kesempatan.

Lalu bagaimana tanggapan kafir quraisy atas hijrah rasul? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (11/3/2023).

Perintah Hijrah

Sebelum membahas lebih dalam mengenai bagaimana tanggapan kafir Quraisy atas hijrah rasul, penting untuk membahas latar belakang hijrahnya Rasulullah SAW dari kota Mekkah ke kota Madinah. Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah sebenarnya dilatarbelakangi oleh berbagai kondisi, di antaranya penentangan keras dari kaum kafir Qurays.

Di samping itu, umat Islam yang pada waktu itu jumlahnya masih sedikit, sering mendapatkan ancaman dan intimidasi dalam berbagai bentuk, mulai dari kekerasan, boikot ekonomi dan penyiksaan fisik. Kondisi yang tidak aman bagi umat Islam serta petunjuk dari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW akhirnya memutuskan untuk berhijrah ke Madinah.

Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 218 yang artinya,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS.Al-Baqarah [2]: 218).

Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah pada akhirnya membuahkan hasil yang baik, di mana sejak saat itu mulai banyak orang yang masuk Islam. Meski demikian, penting untuk dipahami bahwa perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW hingga pada akhirnya banyak orang yang memeluk Islam, jelas menghadapi banyak tantangan terutama dari kaum kafir Quraisy.

Rencana Pembunuhan Terhadap Nabi

Ilustrasi hijrah (Istimewa)
Ilustrasi hijrah (Istimewa)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bagaimana tanggapan kafir Quraisy atas hijrah rasul, sudah jelas mereka menentang dengan keras. Mereka tidak hanya menolak ajakan Nabi Muhammad SAW untuk memeluk Islam, kaum Quraisy bahkan memerangi siapapun yang mengikuti Nabi Muhammad SAW.

Kaum kafir Quraisy bahkan melakukan intimidasi kepada semua muslimin yang masih sedikit jumlahnya waktu itu dengan cara aksi kekerasa, siksaan fisik, boikot ekonomi, dan sebagainya. Demi keselamatan Rasulullah dan umat Islam, Allah SWT memerintahkan Nabi untuk hijrah ke Madinah. Maka, Nabi pun melaksanakan Hijrah ke Madinah.

Rencana hijrah itu pun terdengar sampai ke telinga kaum Quraisy. Bahkan mereka sampai merencanakan pembunuhan terhadap Nabi. Namun pada akhirnya rencana itu pun gagal, dan Nabi Muhammad SAW berhasil melanjutkan perjalanannya ke Madinah.

Bukan tanpa alasan mengapa Nabi Muhammad SAW bisa lolos dari rencana pembunuhan terhadapnya. Jadi, Nabi Muhammad SAW memulai perjalanan ke Madinah pada malam hari. Di tengah malam, Nabi Muhammad SAW keluar dari rumah tanpa diketahui para pengepung dari kalangan Quraisy.

Pada saat itu Ali bin Abi Thalib diminta untuk menggantikan posisi nabi Muhammad SAW di tempat tidur untuk mengelabui kaum Quraisy. Sementara itu, Nabi Muhammad SAW menemui Abu Bakar  untuk keluar dari Mekkah dan keduanya sempat bersembunyi di Gua Tsur yang berdekatan dengan Mekkah selama tiga hari tiga malam. Baru setelah itu, Nabi Muhammad SW ditemani Abu Bakar melanjutkan perjalanan ke Madinah.

Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah Saw  singgah di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau membangun sebuah masjid dan diberi nama Masjid Quba. Masjid ini menjadi masjid pertama dalam sejarah Islam.

Tidak seperti ketika di Mekkah, kedatangan Nabi Muhammad SAW disambut dengan baik oleh orang-orang Madinah, yang dikenal dengan sebutan kaum Anshor.

Perang setelah Hijrah Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi hijrah (Istimewa)
Ilustrasi hijrah (Istimewa)

Bahkan setelah Nabi Muhammad SAW sampai di Madinah, kaum kafir Quraisy tetap tidak berhenti untuk memerangi Nabi Muhammad SAW. Bagaimana tanggapan kafir Quraisy atas hijrah rasul? Bahkan kaum kafir Quraisy terus memerangi Nabi Muhammad SAW.

Bahkan di awal periode hijrah Nabi, terjadi tiga perang antara kaum muslimin dengan kau kafir Quraisy. Tiga perang tersebut antara lain adalah Perang Badar, perang Uhud, dan Perang Khandaq.

Dalam ketiga perang tersebut, kaum Muslimin Madinah tidak selelu mendapatkan hasil kemenangan. Misalnya di Perang Uhud, kaum muslimin Madinah dari kaum kafir Quraisy, karena tergoda oleh harta ghanimah.

Perang Badar

Al-Khabab bin Al-Mundzir membawa Umat Islam memenangkan peperangan di Perang Badar.
Al-Khabab bin Al-Mundzir membawa Umat Islam memenangkan peperangan di Perang Badar.

Perang Badar terjadi di tahun kedua setelah Nabi berhijrah, atau tepatnya pada 17 Ramadhan 2 Hijriyah. Perang badar terjadi di Lembah Badar yang berlokasi sekitar 1,25 km di selatan dari kota Madinah. Karena itulah perang ini disebut sebagai Perang Badar.

Perang badar merupakan puncak pertikaian antara kaum muslimin Madinah dan kaum kafir Quraisy Mekkah. Dalam peperangan ini kaum muslim memenangkan pertempuran dengan gemilana. Tiga tokoh Quraisy yang terlibat dalam peperangan ini adalah Utbah bin Rabi’ah, Al-Walid, dan Syaibah. Ketiganya tewas ditangan tokoh muslim, yakni Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib.

Perang Uhud

Ilustrasi hijrah (Istimewa)
Ilustrasi hijrah (Istimewa)

Perang Uhud terjadi di tahun ketiga setelah Nabi Muhammad hijrah. Perang Uhud terjadi di bukit Uhud, karena itulah disebut perang Uhud. Tidak seperti Perang Badar di mana kau muslimin Madinah meraih kemenangan gemilang, di Perang Uhud ini kau muslimin justru kalah dari kaum kafir Quraisy.

Perang Uhud dialatarbelakangi kekalahan kaum kafir Quraisy di Perang Badar sehingga timbul keinginan untuk membalas dendam. Pasukan Quraisy yang dipimpin oleh Khalid bin Walid mendapat bantuan dari Kabilah Saqif, Tihammah, dan Kinanah.

Dalam Perang Uhud dimulai dengan perang tanding yang dimenangkan oleh tentara islam. Akan tetapi kemenangan tersebut berubah menjadi kekalahan bagi pihak muslimin Madinah, akibat godaan harta ghanimah.

Itu terjadi ketika para tentara dari kaum kafir Quraisy mulai meninggalkan medan perang, barisan pemanah dari pihak muslimin turun dari posnya untuk memungut harta rampasan. Pergerakan tersebut pun berhasil dimanfaatkan Khalid bin Walid dengan menyerang balik tentara Islam.

Pasukan Quraisy mengakhiri pertempuran setelah mengira Nabi terbunuh.  Dalam perang tersebut, paman Nabi Muhammad SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib meninggal dengan tragis.

Perang Khandaq

Peta pertempuran Khandaq (DrZubairRashid-wikimedia commons)
Peta pertempuran Khandaq (DrZubairRashid-wikimedia commons)

Perang Khandaq berlangsung di sekitar kota Madinah. Perang Khandaq diawali dengan terdengarnya kabar bahwa bangsa Arab bersatu dengan Yahudi untuk melawan Rasulullah. Mereka akan bersama-sama menyerang kota Madinah.

Mendengar kabar tersebut, seorang Sahabat yang bernama Salman al-Farisi menyarankan untuk membuat benteng berupa parit atau khandaq yang mengelilingi kota Madinah. Oleh karena itulah, perang ini disebut sebagai Perang Khandaq.

Dalam perang tersebut, kaum kafir Quraisy datang bersama kabilah-kabilah lain. Jadi total pasukan yang dibawa mencapai 10.000 orang. Kaum Muslimin dan kaum kafir Quraisy akhirnya berperang selama 20 hari. Namun mereka tidak berani masuk ke dalam kota Madinah, sehingga peperangan ini tidak tampak hasilnya.

Demikian bagaimana tanggapan kafir Quraisy atas hijrah rasul. terus menentang dan menghalangi dakwah Rasulullah SAW. Setelah rencana pembunuhan kepada Nabi Muhammad SAW gagal, kaum kafir Quraisy terus memerangi Nabi Muhammad SAW meski telah meninggalkan kota Mekkah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya