Mukjizat Tongkat Nabi Musa ketika Hadapi Firaun, Jadi Ular hingga Belah Lautan

Tongkat Nabi Musa adalah salah satu mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa untuk mengajak Bani Israil dan Firaun untuk menyembah kepada Allah SWT.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 14 Mar 2023, 18:41 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2023, 18:05 WIB
FOTO: Kaum Samaria Peringati Hari Turunnya Taurat
Pendeta Samaria mengangkat sebuah gulungan Taurat dalam upacara tradisional perayaan Festival Shavuot di Gunung Gerizim, Tepi Barat, Minggu (28/6/2020). Hari Raya Shavuot adalah untuk memperingati hari Allah memberikan Taurat kepada Musa dan bangsa Israel di Gunung Sinai. (Xinhua/Ayman Nobani)

Liputan6.com, Jakarta Tongkat Nabi Musa adalah salah satu mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa untuk mengajak Bani Israil dan Firaun untuk menyembah kepada Allah SWT. Perlu diketahui bahwa Nabi Musa Alaihissalam (AS) merupakan salah satu nabi dan rasul yang memiliki gelar Ulul Azmi. 

Bukan tanpa alasan mengapa Nabi Musa AS mendapatkan gelar Ulul Azmi. Ini karena Nabi Musa AS memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dalam menjalankan tugasnya sebagai utusan Allah SWT. Apalagi, Nabi Musa diutus untuk mengajak Raja Firaun untuk menyembah kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa.

Karena tugas yang sangat berat inilah, Nabi Musa AS dibekali sejumlah mukjizat, salah satunya tongkat Nabi Musa. Bagaimana tidak berat, pada saat itu Nabi Musa ditugaskan untuk mengajak Firaun yang terkenal zalim untuk menyembah kepada Allah SWT. Padahal, Firaun sendiri telah mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai tuhan.

Dengan tongkat Nabi Musa inilah, nantinya nabi bani Israil inilah menyelamatkan umatnya dari kejaran tentara Firaun. Lalu apa saja keistimewaan tongkat Nabi Musa? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (14/3/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kelahiran Nabi Musa AS

Nabi Musa AS lahir di Mesir. Pada saat itu Mesir dipimpin oleh seorang pemimpin zalim yang dikenal dengan sebutan Firaun. Kezaliman yang dilakukan Firaun pada masa itu adalah melakukan perbudakan pada Bani Israil dan mengklaim dirinya sebagai tuhan.

Oleh karena itulah, Nabi Musa diutus oleh Allah SWT untuk menyelamatkan Bani Israil dari perbudakan Firau. Tidak hanya itu, Nabi Musa AS juga ditugaskan untuk mengajak Firaun yang telah mengklaim dirinya sebagai tuhan.

Tentu saja hal itu bukanlah tugas yang mudah, apalagi Nabi Musa AS haru menyerukan ajaran tauhid pada seorang penguasa yang dikenal sangat kejam pada saat itu. Bahkan, jauh sebelum Nabi Musa AS lahir, Firaun menetapkan kebijakan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dari kalahan Bani Israil.

Kebijakan Firaun tersebut dilatarbelakangi oleh sebuah mimpi bahwa ada sebuah api yang datang dari Baitul Maqdis lalu membakar negeri Mesir selain rumah-rumah Bani Israil. Saat bangun, maka Fir’aun langsung terkejut, kemudian ia mengumpulkan para peramal dan penyihir untuk meminta takwil terhadap mimpinya itu. Lalu mereka memberitahukan bahwa akan lahir seorang anak dari kalangan Bani Israil yang akan menjadi sebab binasanya penduduk Mesir.

Menariknya, ketika Nabi Isa AS lahir, Allah SWt menyelamatnyaknnya. Bahkan Nabi Musa AS dibesarkan di dalam istana Firaun, sosok penguasa yang nantinya akan ia hadapi.


Tongkat Nabi Musa Berubah Menjadi Ular

Ilustrasi ular.
Ilustrasi ular. (iStockphoto)

Ketika sudah dewasa, Nabi Musa akhirnya diangkat sebagai nabi dan rasul oleh Allah SWT. Sebagai nabi dan rasul, Nabi Musa AS mendapatkan tugas untuk mengajak Bani Israil untuk menyembah kepada Allah SWT. Tidak hanya itu, Bani Musa AS juga ditugaskan mengajak Firaun untuk menyembah Allah SWT.

Datanglah Nabi Musa AS kepada Firaun dan mengajaknya untuk menyembah Allah SWT. Tentu saja, ajakan tersebut ditolak mentah-mentah. Bahkan Firaun menantang Nabi musa AS untuk menunjukkan kekuatan Allah SWT.

Firaun pun menyuruh ahli sihirnya untuk melemparkan tali yang kemudian berubah menjadi ular. Kemudian Nabi Musa yang saat itu didampingi Nabi Harun menunjukkan mukjizatnya. Atas izin Allah SWT, tongkat Nabi Musa yang dilemparkan berubah menjadi ular yang memakan ular-ular ahli sihir Firaun.

Mukjizat tongkat Nabi Musa ini terabadikan dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 107.

فَاَلْقٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِيْنٌ ۖ  

Artinya: “Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.”

Melihat ular ahli sihirnya dimakan ular Nabi Musa, Firaun pun marah. Ia menyebut jika Nabi Musa adalah tukang sihir. Namun tongkat Nabi Musa bukan satu-satunya mukjizat yang dimiliki oleh Nabi dari golongan Bani israil tersebut. Nabi Musa AS juga memiliki mukjizat lain lainnya.

Ia memasukkan tangannya ke dalam sakunya. Ketika dikeluarkan, terlihat cahaya yang menyilaukan Firaun dan pasukannya dari tangan Nabi Musa.

Meski Nabi Musa telah menunjukkan kekuasaan Allah SWT, namun Firaun tetap saja ingkar. Ia masih tidak percaya akan kenabian dan kerasulan Nabi Musa dan Nabi Harun.


Tongkat Nabi Musa Membelah Lautan

Wisata Laut Merah
Napak tilas Nabi Musa menjadi destinasi wisata favorit.

Mukjizat tongkat Nabi Musa ditampakkan lagi ketika lari dari kejaran pasukan Firaun. Jadi, setelah dakwah Nabi Musa AS mendapatkan penolakan keras dari Firaun, Nabi Musa akhirnya mendapat perintah dari Allah SWT untuk meninggalkan Mesir bersama Bani Israil.

Firaun pun tidak tinggal diam, dia kemudian mengumpulkan pasukannya dari berbagai daerah untuk melakukan pengejaran terhadap rombongan Nabi Musa AS. Firaun dan pasukannya pun semakin dekat dengan rombongan Nabi Musa AS.

Sementara itu, rombongan Nabi Musa AS sendiri justru mnjumpai hambatan, di mana mereka menghadapi jalan buntu berupa lautan. Pengikut-pengikut Nabi Musa mulai takut dan gusar. Namun, mereka ditenangkan oleh Nabi Musa bahwasanya Allah SWT bersama Nabi Musa dan ia telah mendapat petunjuk dari-Nya. Pada momen inilah tongkat Nabi Musa menunjukkan mukjizatnya.

Allah SWT lantas memberi wahyu kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Nabi Musa pun segera memukulkan tongkat yang dibawanya ke lautan.

Seketika laut pecah terbelah menjadi 12 bagian. Tiap bagiannya seperti gunung yang besar, kanan-kirinya menjadi jalan yang bisa dilewati serta tidak basah. Kemudian Allah menyelamatkan Nabi Musa beserta kaumnya keluar melintasi laut.

Setelah pengikut Nabi Musa paling akhir melintas keluar dari laut, barulah barisan awal pasukan Firaun memasuki laut. Fir’aun dan pasukannya segera memasuki belahan laut Merah itu, ketika seluruh pasukannya telah masuk dan berada di tengah-tengah lautan, Allah segera memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya kembali ke laut sehingga laut yang terbelah segera kembali seperti sedia kala.

Dengan demikian, tak ada seorang pun dari rombongan Firaun dapat menyelamatkan diri. Mereka hancur binasa ditelan lautan beserta kesombongan dan kekafiran mereka.

Allah berfirman, “Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS Asy-Syu'ara: 65-67).

Itulah kisah mukjizat tongkat Nabi Musa saat melawan Firaun. Wallahu’alam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya