Liputan6.com, Jakarta Biaya overhead adalah biaya-biaya yang tidak terkait langsung dengan produksi barang atau jasa tertentu, tetapi terkait dengan operasi keseluruhan perusahaan. Biaya overhead bisa mencakup biaya-biaya seperti sewa, listrik, gaji karyawan non-produksi, asuransi, dan lain sebagainya.
Meski tidak berkaitan langsung dengan proses produksi, biaya overhead dapat memengaruhi harga jual akhir produk atau jasa yang dihasilkan. Ini sebabnya penting memahami apa itu biaya overhead.
Dalam akuntansi, biaya overhead adalah biaya yang dapat dibedakan dari biaya-biaya yang secara langsung terkait dengan produksi barang atau jasa. Berikut ulasan Liputan6.com tentang biaya overhead adalah biaya yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi yang dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/3/2023).
Advertisement
Pengertian Biaya Overhead
Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan namun tidak langsung terkait dengan kegiatan produksi atau penjualan suatu barang atau jasa tertentu, tetapi terkait dengan operasi keseluruhan perusahaan. Biaya overhead mencakup berbagai macam biaya yang diperlukan untuk menjalankan bisnis seperti biaya sewa, listrik, air, bahan bakar, perawatan gedung dan peralatan, asuransi, gaji dan tunjangan karyawan non-produksi, serta biaya administrasi dan umum lainnya.
Biaya overhead adalah biaya yang sering kali sulit untuk diatribusikan secara langsung ke produk atau layanan tertentu, karena biaya ini umumnya terjadi secara tidak langsung dan dipakai untuk berbagai kegiatan bisnis. Namun, biaya overhead sangat penting untuk dihitung dan dikelola dengan cermat, karena dapat memengaruhi harga jual akhir produk atau jasa yang dihasilkan dan memengaruhi keuntungan perusahaan.Â
Sebagian besar perusahaan menggunakan sistem akuntansi untuk mengalokasikan biaya overhead ke produk atau layanan tertentu. Perusahaan menggunakan metode alokasi biaya overhead seperti metode penghitungan biaya overhead berdasarkan jam kerja, biaya per unit, atau persentase biaya langsung.
Advertisement
Jenis Biaya Overhead
Jenis-jenis biaya overhead dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis dan operasi yang dilakukan perusahaan. Penting untuk memahami jenis-jenis biaya overhead adalah sebuah usaha untuk mengoptimalkan pengelolaan biaya dan meningkatkan keuntungan. Berikut jenis biaya overhead.
1. Biaya Tetap Overhead
Biaya tetap overhead atau fixed overhead adalah biaya yang tidak berubah meskipun volume produksi atau penjualan suatu perusahaan berubah. Biaya tetap overhead terdiri dari biaya yang bersifat tetap, seperti biaya sewa, biaya gaji karyawan non-produksi, biaya asuransi, dan biaya perawatan peralatan. Biaya tetap overhead tidak tergantung pada aktivitas produksi atau penjualan dan biasanya tetap konstan sepanjang periode tertentu, seperti bulan atau tahun.
2. Biaya Variabel Overhead
Biaya variabel overhead adalah biaya yang berubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Biaya variabel overhead terdiri dari biaya yang sangat tergantung pada aktivitas produksi atau penjualan, seperti biaya bahan baku, biaya listrik, dan biaya bahan bakar. Semakin banyak barang atau jasa yang diproduksi atau dijual, semakin banyak pula biaya variabel overhead yang harus dikeluarkan.
3. Biaya Semi-variable Overhead
Biaya semi-variable overhead atau overhead variabel mixed adalah penggabungan antara biaya overhead tetap dan variabel. Salah satu ciri-ciri biaya variabel mixed adalah nominalnya dapat bervariasi sesuai dengan kegiatan perusahaan. Namun perlu diingat, jika kegiatan perusahaan mencapai titik nol, maka perusahaan tetap wajib untuk membayar minimum atas biaya overhead.
Tujuan Menghitung Biaya Overhead
Biaya overhead perlu dihitung karena meskipun tidak berkaitan langsung dengang produksi barang, biaya overhead dapat membantu perusahaan dalam menentukan harga jual yang tepat dan mengelola keuntungan yang dihasilkan. Dengan menghitung biaya overhead, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasi bisnis, menentukan harga jual yang tepat, meningkatkan akurasi laporan keuangan, dan membantu perencanaan keuangan dan penganggaran. Oleh karena itu, penghitungan biaya overhead adalah suatu hal yang penting untuk dilakukan dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Berikut tujuan menghitung biaya overhead.
1. Meningkatkan Efisiensi Operasi Bisnis
Dengan menghitung biaya overhead, perusahaan dapat mengetahui berapa besar biaya yang terkait dengan operasi bisnis yang tidak langsung terkait dengan produksi barang atau jasa. Dengan mengetahui biaya overhead ini, perusahaan dapat mencari cara untuk mengurangi biaya overhead yang tidak perlu, seperti mengurangi biaya kantor atau energi listrik.
2. Membantu Menentukan Harga Jual yang Tepat
Biaya overhead perlu dihitung untuk menentukan harga jual yang tepat untuk produk atau jasa yang dihasilkan. Dengan mengetahui biaya overhead, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang mencakup biaya overhead dan biaya produksi sehingga perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan.
3. Meningkatkan Akurasi Laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan, biaya overhead harus dilaporkan secara terpisah dari biaya produksi atau operasi bisnis lainnya. Dengan menghitung biaya overhead secara terpisah, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangan akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
4. Membantu Perencanaan Keuangan dan Penganggaran
Dengan mengetahui biaya overhead, perusahaan dapat membuat perencanaan keuangan yang lebih akurat dan membuat anggaran yang realistis. Biaya overhead juga dapat membantu perusahaan dalam menentukan alokasi anggaran yang tepat untuk setiap departemen atau proyek.
Advertisement
Contoh Biaya Overhead
Penting untuk dicatat bahwa setiap bisnis memiliki jenis biaya overhead yang berbeda-beda, tergantung pada jenis operasi dan industri yang dijalankan. Penting juga untuk memahami dan mengelola biaya overhead dengan baik untuk meningkatkan efisiensi operasi bisnis dan meningkatkan keuntungan. Berikut adalah beberapa contoh biaya overhead.
1. Biaya Sewa
Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa gedung atau ruangan di mana perusahaan beroperasi.
2. Gaji Karyawan Non-produksi
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji karyawan di departemen yang tidak terkait langsung dengan produksi barang atau jasa, seperti departemen keuangan, sumber daya manusia, atau pemasaran.
3. Biaya AsuransiÂ
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar asuransi bisnis, seperti asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, atau asuransi tanggung jawab publik.
4. Biaya Perawatan Mesin Produksi
Biaya yang dikeluarkan untuk perawatan mesin produksi, termasuk biaya pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian suku cadang.
Biaya administrasi: biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasi administrasi bisnis, termasuk biaya kantor, telepon, dan peralatan kantor.
5. Biaya Penjualan
Biaya yang dikeluarkan untuk mempromosikan dan menjual produk atau jasa perusahaan, seperti biaya iklan, promosi penjualan, atau komisi penjualan.
Â