Imunitas adalah Mekanisme Pertahanan Tubuh, Ini Fungsi dan Cara Meningkatkannya

Imunitas adalah mekanisme pertahanan tubuh pertahanan tubuh terhadap benda asing.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 04 Apr 2023, 15:25 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2023, 15:25 WIB
Pemberian Imunisasi untuk Anak Sekolah di Kota Depok
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin tetanus difteri ke siswa kelas 1 di SDI Al Hidayah, Cinere, Depok, Jumat (20/11/2020). Program imunisasi kepada pelajar di Kota Depok terus berjalan guna menjaga kesehatan anak dan meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi COVID-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Imunitas adalah mekanisme pertahanan tubuh pertahanan tubuh terhadap benda asing. Imunitas adalah suatu mekanisme tubuh dalam mengenali menghancurkan serta menetralkan benda-benda asing atau sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh, misalnya menyebabkan penyakit dan gangguan.

Imunitas adalah suatu mekanisme pertahanan diri dalam tubuh yang bekerja dengan cara mengenali zat asing yang masuk dalam tubuh. Setelah itu, imunitas akan menghasilkan antibodi.

Ketika terinfeksi zat asing, baik itu bakteri maupun virus, sistem kekebalan tubuh akan menunjukkan suatu reaksi seperti alergi, iritasi, demam, dan sebagainya. Yang jelas, imunitas adalah suatu mekanisme tubuh yang sangat penting agar tubuh untuk tidak mudah terserang penyakit yang berat.

Untuk memahami bagaimana imunitas dapat mencegah tubuh terkena penyakit, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com, Selasa (4/4/2023).

Cara Kerja Imunitas

Imunitas adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh dari infeksi zat asing yang dapat menyebabkan gangguan dan penyakit pada tubuh. Imunitas adalah mekanisme pertahanan tubuh dari zat asing yang bekerja dengan cara memberikan sinyal guna mengaktifkan setiap komponen yang ada pada sistem imun ketika ada mikroorganisme (bakteri maupun virus) terdeteksi masuk menyerang tubuh.

Setelah itu imunitas menghasilkan antibodi yang berfungsi mengikat pada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, antibodi juga berperan dalam menetralisir racun yang dibawa oleh mikroorganisme serta merangsang protein komplemen untuk melawan virus dan bakteri.

Fungsi Imunitas

FOTO: Imunisasi Anak Sekolah di Masa Pandemi COVID-19
Seorang anak menunggu giliran saat mengikuti program BIAS di Kantor Kelurahan Tamansari, Jakarta, Selasa (24/11/2020). BIAS bertujuan memberi kekebalan terhadap beberapa penyakit yang dapat menyerang saat imunitas anak menurun. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Imunitas adalah mekanisme pertahanan tubuh dari zat-zat asing yang berpotensi dapat menyebabkan penyakit. Setidaknya ada beberapa fungsi dari imunitas, yakni sebagai berikut:

1. Mengenali Zat Asing

Imunitas adalah mekanisme pertahanan tubuh dari zat asing atau yang juga disebut antigen, yang dapat menyebabkan gangguan pada tubuh atau penyakit. Untuk dapat melindungi tubuh dari antigen tersebut, tentu saja imunitas adalah sesuatu yang harus dapat menjalankan fungsinya dalam mengenali zat asing yang masuk dalam tubuh.

Fungsi lain dari imunitas adalah adalah membuat catatan, tentang setiap antigen yang ditemukan untuk pertama kalinya, dan juga mencatat bagaimana proses menghancurkannya. Tugas yang satu ini akan diemban secara khusus oleh Sel Memori, dari golongan Sel Darah Putih, yaitu Limfosit, T (sel T), dan juga limfosit B (sel B).

Dengan adanya memori tersebut, maka ketika tubuh kembali terserang oleh antigen yang sama. Maka kelak tubuh akan langsung merespon penyakit tersebut, dan segera mengeluarkannya.

2. Menghasilkan Antibodi

Berikutnya, fungsi imunitas adalah menghasilkan antibodi dalam tubuh. Seperti diketahui bahwa tubuh memiliki imunitas bawaan, yang secara otomatis akan dapat membentuk sistem pertahanan dan menetralisir zat-zat penyebab penyakit atau gangguan sistem tubuh.

Untuk itu, imunitas adalah suatu mekanisme pertahanan diri yang dapat menghasilkan antibodi sebagai salah satu fungsinya. Antibodi akan mengikat pada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu limfosit B juga akan membentuk sel memori, yang akan bertahan di dalam tubuh.

Jadi ketika kelak sistem imun bertemu dengan antigen yang sama. Maka antibodi akan selalu siap sedia melawan dan mengusir antigen tersebut.

3. Membunuh antigen

Dalam hal ini, antibodi dari Limfosit B, tidak bekerja sendiri, melainkan memperoleh bantuan dari Limfosit T, yang bertugas untuk membunuh antigen. Selain itu ada juga sel fagosit yang akan menghancurkan virus yang masuk ke dalam tubuh.

Pertahanan Tubuh Bawaan

Pemberian Imunisasi untuk Anak Sekolah di Kota Depok
Siswa kelas 1 mendapatkan suntikan vaksin tetanus difteri (TD) di SDI Al Hidayah, Cinere, Depok, Jumat (20/11/2020). Program imunisasi kepada pelajar di Kota Depok terus berjalan guna menjaga kesehatan anak dan meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi COVID-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, imunitas adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh dari infeksi zat asing yang dapat menyebabkan gangguan dan penyakit pada tubuh. Seperti dikutip dari Sumber Belajar Kemdikbud, Mekanisme pertahanan tubuh manusia meliputi pertahanan tubuh bawaan (pertahanan non spesifik) dan pertahanan adaptif (pertahanan spesifik).

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, imunitas adalah mekanisme pertahanan tubuh dari zat-zat asing yang dapat menyebabkan penyakit. Salah satu jenis mekanisme pertahanan tubuh ini adalah pertahanan tubuh bawaan atau pertahanan nonspesifik.

Ini adalah jenis mekanisme pertahanan tubuh yang tidak ditujukan untuk melawan antigen tertentu tetapi memberikan respon langsung terhadap berbagai antigen untuk melindungi tubuh. Setiap benda asing yang memasuki tubuh pertama kali akan dihadapi oleh mekanisme pertahanan nonspesifik.

Mekanisme ini memiliki dua garis pertahanan yaitu garis pertahanan pertama (eksternal) dan garis pertahanan kedua. Garis pertahanan terluar atau eksternal dan garis pertahanan kedua.

1. Garis Pertahanan Pertama (Eksternal)

Garis pertahanan pertama adalah pertahanan yang terjadi di luar tubuh seperti kulit, membran mukosa dan zat kimia antimikroba.

a. Kulit

Kulit ditutupi sel-sel epitel yang sangat rapat. Kulit yang normal tidak dapat ditembus oleh bakteri dan virus. Mikroorganisme hanya dapat masuk melalui kulit jika sudah terluka. Kulit memiliki kondisi sedikit asam dengan pH 5 dan suhu kurang dari 37oC.

Kondisi ini menyulitkan bakteri dan virus untuk dapat tetap hidup di permukaan kulit. Selain itu, lapisan sel-sel yang mati membuat permukaan kulit selalu berganti sehingga bakteri yang berada di permukaan kulit tersebut juga selalu terbuang dengan sel yang mati.

b. Membran Mukosa

Membran mukosa melapisi saluran pencernaan, saluran respirasi, saluran kelamin dan saluran ekskresi. Sama seperti kulit, membran mukosa tidak dapat ditembus oleh bakteri dan virus karena antara satu membran dan membran lain sangat rapat.

Selain itu, membran mukosa juga melawan bakteri dengan pertahanan kimiawi. Membran mukosa menghasilkan mukus / lendir yang merupakan cairan kental untuk mengikat dan menggumpalkan bakteri atau benda asing yang masuk kedalam tubuh. Gumpalan ini kemudian akan dibuang oleh tubuh dalam bentuk cairan kental melalui mekanisme bersin atau batuk.

c. Zat Kimia Antimikroba

Kulit mampu mensekresikan protein antimikroba seperti lisozim yang terkandung pada keringat, air ludah, air mata, dan air susu ibu (ASI). Zat kimia tersebut dapat menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri.

Interferon yang merupakan protein antivirus yang dapat disintesis oleh sebagian besar sel tubuh sebagai respon terhadap kehadiran virus. Interferon berfungsi untuk menghentikan reproduksi dari virus.

Selain interferon juga terdapat sistem komplemen yang tadinya tidak aktif namun akan diaktifkan oleh kehadiran antigen tertentu dan akan menghancurkan antigen tersebut.

2. Garis Pertahanan Kedua

Garis pertahanan kedua adalah sistem pertahanan yang terjadi di dalam tubuh, yang melibatkan sejumlah sistem, yakni fagositosis oleh sel fagosit, reaksi inflamasi dan interferon.

a. Fatogositosis

Sel-sel fagosistosis menelan dan mencerna (fagositosis) benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Fagositosis dilakukan oleh sel darah putih. Jenis-jenis sel darah putih yang dapat melakukan fagositosis adalah neutrofil, monosit, eosinofil, dan sel pembuluh alami. Jika sel telah dirusak oleh antigen maka sel tersebut akan mengirimkan sinyal kimiawi yang menarik sel fagosit untuk datang. Sel fagosit akan memasuki jaringan yang terinfeksi lalu menelan dan mencerna semua mikroba yang ada.

b. Reaksi Inflamasi

Jika mikroba telah merusak jaringan, sel-sel jaringan yang telah rusak tersebut kemudian akan mengirimkan sinyal. Sinyal pertama adalah histamin yang mengakibatkan peradangan (pelebaran pembuluh darah), sedangkan yang kedua adalah interferon yang akan menyiagakan sel-sel lain.

Sinyal yang diberikan oleh sel terinfeksi akan ditangkap oleh sel darah putih jenis basofil yang kemudian akan melepaskan histamin ke jaringan. Histamin menyebabkan pembuluh darah membesar dan meningkatkan migrasi sel-sel fagosit ke jaringan. Sel-sel fagosit segera akan menelan semua sel bakteri atau mikroba dan juga membersihkan jaringan tersebut dari senyawa yang berbahaya.

Peradangan juga mengakibatkan demam karena sel-sel leukosit melepaskan senyawa pirogen. Senyawa ini akan merangsang tubuh untuk menaikkan suhu dengan demikian meningkatkan pertahanan tubuh, menghambat pertumbuhan beberapa jenis mikroba, memudahkan fagositosis, mempercepat reaksi tubuh, dan mempercepat perbaikan jaringan.

Interferon adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel yang terkena virus. Interferon berfungsi menghalangi perbanyakan virus dan mengaktifkan sel-sel yang dekat dengan sel yang telah terkena virus untuk bersiap melawan virus. Dengan adanya sinyal interferon ini sel yang telah dihubungi akan melawan semua serangan virus.

Pertahanan Tubuh Spesifik

jamu gratis untuk mencegah covid-19 di Sulteng
Jamu gratis berbahan aman yang disiapkan Dinkes Sulteng bagi masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh. (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Selain ada pertahanan tubuh bawaan atau pertahanan tubuh nonspesifik, ada pula pertahanan tubuh spesifik. Pertahanan tubuh spesifik adalah jenis imunitas yang sengaja dibentuk untuk menangkal antigen tertentu. Pertahanan tubuh spesifik dihasilkan dari proses imunisasi.

Imunisasi adalah pemberian perlindungan pada tubuh dari serangan penyakit dengan memberikan vaksin. Vaksin adalah suatu cairan yang berisi bakteri atau virus yang telah dilemahkan atau dimatikan sehingga dapat menimbulkan kekebalan (imunitas) oleh antibodi. Jika kekebalan muncul karena respon dari adanya infeksi dan dapat sembuh, disebut kekebalan alamiah. Bila kekebalan timbul karena dibuat, contohnya karena vaksin maka disebut kekebalan buatan.

Cara Meningkatkan Imunitas

Memiliki imunitas yang kuat tentu penting bagi tubuh agar tidak mudah terkena penyakit. Setidaknya ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk dapat meningkatkan imunitas tubuh. Adapun cara meningkatkan imunitas adalah sebagai berikut:

  1. Menerapkan Pola Makan Sehat Bergizi
  2. Istirahat yang Cukup
  3. Olahraga Secara Rutin
  4. Mengendalikan Stres dengan Baik
  5. Menghirup Udara Segar
  6. Membatasi Asupan Gula
  7. Mencukupi Kebutuhan Cairan Tubuh
  8. Rutin Berjemur di Pagi Hari
  9. Mengonsumsi Suplemen Tambahan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya