Mukjizat Nabi Ibrahim adalah Tidak Terbakar Api, Simak Kisahnya

Saat bayi mukjizat Nabi Ibrahim adalah dapat mengeluarkan susu dan madu dari jarinya.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 13 Apr 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2023, 12:30 WIB
[Bintang] Sambut 1 Muharram, Ini Bacaan Doa Awal Tahun
aat bayi mukjizat Nabi Ibrahim adalah dapat mengeluarkan susu dan madu dari jarinya. (Ilustrasi: getpocket.com)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu mukjizat Nabi Ibrahim adalah tidak terbakar api saat dibakar Raja Namrud. Sebenarnya, Nabi Ibrahim As memiliki beberapa mukzizat lainnya juga. Nabi Ibrahim disebut sebagai bapak para nabi karena keturunannya banyak yang diangkat menjadi utusan Allah, termasuk Rasulullah SAW.

Sebelum kelahiran Nabi Ibrahim, para ahli nujum memberitahukan kepada Raja Namrud bahwa pada 1889-1956 M akan lahir seorang anak lak-laki yang akan membinasakannya kelak. Raja Namrud kemudian memerintahkan prajurit untuk mencarinya supaya yang diramalkan tidak menjadi kenyataan. Lantas anak laki-laki yang lahir di tahun itu dibunuh bahkan para lelaki dilarang menggauli istrinya bahkan setiap rumah dijaga oleh para pegawai istana. Mukjizat Nabi Ibrahim adalah bentuk perlindungan Allah kepada utusannya yang berjuang menyebarkan ajaran-Nya.

Ketika masa melahirkan sudah dekat, ibu Ibrahim masuk ke dalam gua agar tidak diketahui oleh pengawal kerajaan agar anak yang dikandungnya selamat. Wajah mungilnya saat itu memancarkan cahaya tepat pada keningnya. Berikut ulasan tentang mukjizat Nabi Ibrahim adalah keajaiban yang diberikan Allah yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (13/4/2023).

1. Mengeluarkan Madu dan Susu dari Jarinya

Anjuran Nabi Muhammad SAW Ketika Jatuh Sakit
Nabi Ibrahim yang masih ragu akan kekuasaan Allah SWT meminta agar diperlihatkan bagaimana Allah dapat menghidupkan makhluk yang telah mati. (via: istimewa)

Sejak masih kecil kejadian luar biasa sudah terjadi dalam hidup Nabi Ibrahim As. Saat bayi mukjizat Nabi Ibrahim adalah dapat mengeluarkan susu dan madu dari jarinya. Saat masih kecil, Ibrahim sembunyikan oleh ibunya di dalam gua sendirian agar keberadaannya tidak diketahui oleh Raja Namrud. Ibunya harus keluar gua dan meninggalkan Ibrahim kecil sendirian agar tidak dicurigai. Namun ketika mengunjungi Ibrahim di gua, ibunya menemukan putranya yang masih bayi mengisap madu dan susu dari jari tangannya, sedangkan ditangan lainnya terdapat keju.

Dengan begitu, meski sering ditinggalkan sendirian di dalam gua, Nabi Ibrahim tetap mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya. Nabi Ibrahim pun dapat tumbuh lebih pesat jika dibandingkan dengan anak usia sebayanya. Bahkan ketika keluar gua, usianya sudah terlihat layaknya 12 tahun. Keajaiban lain yang terjadi saat Nabi ibrahim lahir adalah keningnya bercahaya. Saat itulah, ibunya mulai berfikir bahwa putranya spesial. Allah memberikan kemuliaan khusus untuk hamba-Nya yang kelak menyebar luaskan dinul haq dan ajaran mengenai keesaan.

2. Menghidupkan Makhluk yang Sudah Mati

Kejadian ini diabadikan dalam salah satu surah yakni Al-Baqarah ayat 260 yang mengesahkan pencarian Tuhan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim yang masih ragu akan kekuasaan Allah SWT meminta agar diperlihatkan bagaimana Allah dapat menghidupkan makhluk yang telah mati. Berikut ayat yang menceritakan kisah tersebut, 

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. Al-Baqarah:260)

3. Mengubah Pasir Menjadi Makanan

Gua Hira
Seorang peziarah berdoa di sekitar Gua Hira di Jabal Nur, Mekkah, Arab Saudi, Selasa (19/10). Gua Hira merupakan tempat Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu. (Antara)

Saat Nabi Ibrahim AS berkunjung kepada Namrud untuk meminta makanan, Ia pun pulang ke rumah sambil membawa pasir dari Namrud. Pada esok harinya, kantong penuh pasir tersebut berubah menjadi bahan masakan seperti sayuran dan daging. Mukjizat Nabi Ibrahim ini menjadi suatu hal yang membantunya menunjukkan kebenaran akan seruannya. Tanpa adanya mukjizat tersebut, maka kebenaran Tuhan tidak akan pernah tersampaikan.

4. Tubuhnya Tidak Hangus Terbakar Api

Mukjizat Nabi Ibrahim adalah tidak hangus saat dibakar oleh Raja Namrud. semasa hidupnya, Nabi Ibrahim selalu berusaha menyadarkan orang-orang yang menyembah berhala untuk percaya kepada Allah SWT.

Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan menghancurkan 72 patung milik penduduk Babilonia dengan kapak pada masa Raja Namrud. Hal ini membuat Raja Namrud marah dan menyuruh pasukan untuk menangkap Nabi Ibrahim, kemudian membakarnya hidup-hidup. Bahkan, mereka mengumpulkan banyak sekali kayu untuk membakar Nabi Ibrahim hingga setinggi gunung.

Atas seizin Allah SWT, muncullah mukjizat Nabi Ibrahim ketika dibakar. Ia selamat dari api. Bahkan, tidak sedikit pun bagian dari tubuhnya yang hangus terbakar karena Allah mendinginkan api tersebut dengan menciptakan mata air dan pohon delima di dekatnya. Kejadian ini diabadikan dalam Q.S Al-Anbiya ayat 58-69 berikut.

فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا اِلَّا كَبِيْرًا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ اِلَيْهِ يَرْجِعُوْنَ

58. Maka dia (Ibrahim) menghancurkan (berhala-berhala itu) berkeping-keping, kecuali yang terbesar (induknya); agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya

قَالُوْا مَنْ فَعَلَ هٰذَا بِاٰلِهَتِنَآ اِنَّهٗ لَمِنَ الظّٰلِمِيْنَ

59. Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zalim

 ۗقَالُوْا سَمِعْنَا فَتًى يَّذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهٗٓ اِبْرٰهِيْمُ

60. Mereka (yang lain) berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim

قَالُوْا فَأْتُوْا بِهٖ عَلٰٓى اَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُوْنَ

61. Mereka berkata, “(Kalau demikian) bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak, agar mereka menyaksikan"

 ۗقَالُوْٓا ءَاَنْتَ فَعَلْتَ هٰذَا بِاٰلِهَتِنَا يٰٓاِبْرٰهِيْمُ

 62. Mereka bertanya, “Apakah engkau yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?"

 قَالَ بَلْ فَعَلَهٗ كَبِيْرُهُمْ هٰذَا فَسْـَٔلُوْهُمْ اِنْ كَانُوْا يَنْطِقُوْنَ 

63. Dia (Ibrahim) menjawab, “Sebenarnya (patung) besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara"

 ۙ فَرَجَعُوْٓا اِلٰٓى اَنْفُسِهِمْ فَقَالُوْٓا اِنَّكُمْ اَنْتُمُ الظّٰلِمُوْنَ

64. Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, “Sesungguhnya kamulah yang menzalimi (diri sendiri).”

 ۙ فَرَجَعُوْٓا اِلٰٓى اَنْفُسِهِمْ فَقَالُوْٓا اِنَّكُمْ اَنْتُمُ الظّٰلِمُوْنَ

65. Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, “Sesungguhnya kamulah yang menzalimi (diri sendiri).”

ثُمَّ نُكِسُوْا عَلٰى رُءُوْسِهِمْۚ  لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هٰٓؤُلَاۤءِ يَنْطِقُوْنَ 

66. Kemudian mereka menundukkan kepala (lalu berkata), “Engkau (Ibrahim) pasti tahu bahwa (berhala-berhala) itu tidak dapat berbicara.”

قَالَ اَفَتَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يَضُرُّكُمْ ۗ 

67. Dia (Ibrahim) berkata, “Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun, dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu?"

اُفٍّ لَّكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗاَفَلَا تَعْقِلُوْنَ  

68. Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Tidakkah kamu mengerti?”

قَالُوْا حَرِّقُوْهُ وَانْصُرُوْٓا اٰلِهَتَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ  

69. Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak berbuat.”

5. Perintah Membangun Ka’bah

Arab Saudi Akhiri Pembatasan Covid-19
Jemaah Muslim mengelilingi Ka'bah tanpa jarak sosial saat ibadah umrah di kota suci Muslim Mekah. (AP Photo/Amr Nabil)

Salah satu keajaiban dunia yang terdapat di Makkah yaitu Ka’bah sampai saat ini masih ramai dikunjungi oleh umat muslim di seluruh dunia. Pembangunan pertamanya terjadi pada masa Nabi Ibrahim. Prosesnya mendapatkan bimbingan langsung dari Allah SWT dengan desain menakjubkan.

Allah memerintahkan untuk membangunkan rumah untuk-Nya. Kemudian mengutus awan menanyakan kepada Ibrahim apakah tugasnya sudah dilaksanakan. Setelah mendapatkan jawaban, Allah segera mendatangkan pondasi. Lalu Ibrahim serta putranya, Ismail, meninggikan bangunan tersebut.

6. Perintah Menyembelih Ismail

Pada suatu waktu, Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih putranya, Ismail. Namun Ibrahim masih ragu apakah mimpinya turun langsung dari Allah SWT atau tipu daya setan semata. Namun mimpi tersebut datang lebih dari satu kali.

Nabi Ibrahim kemudian menyampaikan kepada Istrinya tentang perintah yang diterimanya. Setan berusaha memengaruhi untuk membuat keduanya bimbang keduanya. Saat Ismail mendengar bahwa ayahnya menerima perintah untuk menyembelihnya, seketika Ismail menyanggupinya dan meyakinkan ayahnya untuk menjalankan perintah dari Allah.

Meski awalnya timbul keraguan dan ditambah dengan bisikan setan yang diusir dengan melemparinya bebatuan akhirnya orang tua Ismail menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Saat itulah kejadian mengejutkan dimulai sebagai balasan atas ketaatannya memenuhi segala anjuran.

Pada saat pisau dihunuskan tepat di leher Ismail, tiba-tiba tubuh Islail digantikan domba gemuk oleh Allah . Hal ini diabadikan di Q.S As-Saffat ayat 103-105 sebagai bukti ketaatan Ibrahim dan keluarganya serta sebagai dalil disyariatkannya qurban untuk umat Islam pada bulan Dzulhijjah.

فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ

103. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah).

وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ

104. Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!”

قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ

105. sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya