Sekresi adalah Proses Pengeluaran Zat Sisa dalam Tubuh, Kenali Bedanya dengan Ekskresi

Sekresi adalah istilah yang berkaitan dengan proses pengeluaran zat sisa dalam tubuh.

oleh Husnul Abdi diperbarui 03 Mei 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2023, 14:00 WIB
Ilustrasi Organ Tubuh.
Ilustrasi Organ Tubuh. Copyright by Freepik

Liputan6.com, Jakarta Sekresi adalah istilah yang mungkin belum dipahami oleh sebagian orang. Pasalnya, istilah sekresi ini memang biasanya hanya digunakan dalam bidang biologi saja. Hal ini berkaitan dengan oembahasa proses pembakaran sari makanan dalam tubuh.

Proses metabolisme dapat menghasilkan zat-zat yang tak berguna bagi tubuh atau sebagai ‘sampah’. Zat-zat yang tidak berguna itu apabila tetap tinggal di dalam tubuh akan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, zat-zat sisa tersebut harus dikeluarkan dari tubuh. Organ yang berfungsi mengangkut zat-zat sisa itu adalah darah untuk dibawa ke alat-alat pengeluaran, yaitu ginjal, hati, paru-paru, dan kulit. Organ atau alat-alat pengeluaran itu membangun sistem ekskresi.

Sekresi adalah istilah yang berkaitan dengan proses pengeluaran zat sisa dalam tubuh. Proses pengeluaran zat sisa ada tiga macam yaitu sekresi, ekskresi, dan defekasi. Kamu perlu memahami keitga proses ini agar tidak salah.

Berikut Liputan6.com rangkum dari Sumber Belajar Kemdikbud, Rabu (3/5/2023) tentang sekresi adalah.

Mengenal Sekresi

Ginjal
Ilustrasi Ginjal Manusia Credit: pexels.com/pixabay

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekresi adalah pengeluaran hasil kelenjar atau sel secara aktif. Sekresi adalah salah satu proses pengeluaran zat sisa di dalam tubuh. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada tiga macam proses pengeluaran zat sisa dalam tubuh, yaitu sekresi, eksresi, dan defekasi.

Sekresi adalah proses pengeluaran zat yang berbentuk cairan oleh sel-sel atau kelenjar, tetapi cairan tersebut masih dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Cairan tersebut adalah hormon dan enzim. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa yang berbentuk cairan juga, tetapi cairan tersebut sudah tidak bermanfaat lagi bagi tubuh, seperti urine, keringat dan karbondioksida, serta uap air. Sementara itu, defekasi artinya proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan melalui anus, yaitu berupa feses.

Sekresi adalah proses untuk membuat dan melepaskan substansi kimiawi dalam bentuk lendir yang dilakukan oleh sel tubuh dan kelenjar. Substansi kimiawi pada sekresi mempunyai kegunaan tertentu sebelum akhirnya terbuang melalui ekskresi. Jadi, sekresi adalah proses pengeluaran zat yang dilakukan oleh kelenjar, di mana zat yang dikeluarkan masih dapat digunakan oleh tubuh.

Mengenal Eksresi

ilustrasi paru-paru/credit pixabay/geralt
ilustrasi paru-paru/credit pixabay/geralt

Sekresi adalah proses pengeluaran zat yang berbentuk cairan oleh sel-sel atau kelenjar, tetapi cairan tersebut masih dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Hal ini berbeda dengan eksresi, di mana cairan eksresi tidak bermanfaat lagi bagi tubuh.

Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme, melalui alat-alat ekskresi. Zat-zat sisa tersebut diantaranya adalah urine, cairan empedu, karbondioksida dan uap air, serta keringat. Organ tubuh manusia yang bertugas sebagai alat pengeluaran zat-zat sisa tersebut adalah ginjal, hati, paru-paru, dan kulit.

Alat atau organ ekskresi manusia meliputi: ginjal, hati, paru-paru, dan kulit. Alat ekskresi manusia tersebut memiliki struktur khusus sesuai dengan fungsinya yaitu mengeluarkan zat sisa tertentu yang sudah tidak dibutuhkan tubuh. Ginjal mengeluarkan zat sisa berupa urine, hati mengeluarkan zat sisa berupa cairan empedu, paru-paru mengeluarkan zat sisa berupa gas karbondioksida (CO2) dan uap air, sedangkan kulit mengeluarkan zat sisa berupa keringat.

Proses Pembentukan Urine dalam Ginjal Sebagai Sistem Ekskresi

ilustrasi urine
ilustrasi urine. Image by bzndenis from Pixabay

Sekresi adalah proses pengeluaran zat yang berbentuk cairan oleh sel-sel atau kelenjar, tetapi cairan tersebut masih dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Sementara itu, ekskresi bisa kamu lihat dalam proses pembentukan urine. Di dalam ginjal terjadi serangkaian proses pembentukan urine. 

Proses pembentukan urine meliputi 3 tahap yaitu tahap penyaringan (filtrasi), tahap penyerapan kembali (reabsorpsi), tahap pengeluaran zat (augmentasi). Berikut prosesnya:

1. Tahap penyaringan (filtrasi)

Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat glomerulus yang dikelilingi oleh kapsula Bowman. Proses filtrasi yaitu pertama-tama ketika darah yang mengandung air, garam, gula, urea, dan zat-zat lain, serta sel-sel darah dan molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein.

Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung air, protein, glukosa, asam amino, urea, dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik, dan asam amino masih diperlukan tubuh.

2. Tahap penyerapan kembali (reabsorpsi)

Filtrat glomerulus atau urine primer mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle. Proses ini dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-, sedangkan kadar urea menjadi lebih tinggi.

Proses reabsorpsi yaitu mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle. Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan ion Cl-. Setiba di lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. 

Hasil tahap reabsorpsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine. Urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal dan terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air diserap sehingga terbentuk urine.

3. Tahap Pengeluaran (Augmentasi)

Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran pengumpul (tubulus kolektivas). Dari tubulus kolektivas, urine dibawa ke pelvis renalis, lalu ke ureter menuju kantung kemih (vesika urinaria). Kantung kemih merupakan tempat penyimpanan sementara urine. Jika kantung kemih sudah penuh oleh urine, maka urine harus dikeluarkan dari tubuh, melalui saluran uretra.

Volume urine yang dikeluarkan antara lain tergantung pada hal-hal berikut:

- Jumlah air yang diminum

- Jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap

- Hormon antidiuretik (Anti Diuretic Hormone = ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di bagian belakang otak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya