Takikardi adalah Peningkatan Detak Jantung, Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Takikardi adalah kondisi yang berkaitan dengan peningkatan detak jantung seseorang.

oleh Husnul Abdi diperbarui 05 Mei 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2023, 18:00 WIB
Takikardi adalah Peningkatan Detak Jantung
Takikardi adalah Peningkatan Detak Jantung. Credit: unsplash.com/Emily

Liputan6.com, Jakarta Takikardi adalah istilah yang mungkin masih asing di telinga sebagian orang. Pasalnya, istilah ini merupakan kondisi yang merujuk pada kondisi kesehatan jantung seseorang. Tepatnya, berkaitan dengan detak jantung seseorang.

Takikardi adalah kondisi yang berkaitan dengan peningkatan detak jantung seseorang. Detak jantung normal seseorang adalah sekitar 60-100 kali per menit. Bila detak jantung melebihi 100 kali per menit, maka itulah yang disebut dengan takikardi atau takikardia.  

Takikardi atau takikardia adalah peningkatan detak jantung. Hal ini biasanya disebabkan oleh respons tubuh pada kondisi yang normal, karena penyakit, ataupun karena adanya gangguan irama jantung atau aritmia.

Berikut Liputan6.com rangkum dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jumat (5/5/2023) tentang takikardi.

Mengenal Takikardi

Takikardi adalah
Takikardi adalah. Credit: freepik.com

Takikardia atau takikardi adalah kondisi denyut jantung di atas normal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takikardi adalah peningkatan detak jantung secara drastis. Normalnya, jantung berdekat secara teratur sebanyak 60-100 kali per menit. Namun, bilat kamu mengalami takikardi, jantung berdenyut lebih dari 100 kali per menit, baik itu denyut secara teratur atau tidak teratur.

Takikardi adalah kondisi yang dapat menyebabkan jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik. Selain itu, otot jantung juga akan bekerja lebih keras sehingga membutuhkan lebih banyak oksigen. Kondisi ini dapat menimbulkan keluhan yang bahkan bisa mengancam nyawa penderita.

Takikardia adalah kondisi yang dapat dikenali menjadi dua jenis, yaitu takikardia sinus dan aritmia. Takikardia sinus bisa muncul saat kamu sedang berolahraga. Kondisi ini terjadi sebagai respons tubuh terhadap stres, trauma, atau penyakit. Sementara itu, aritmia terjadi akibat gangguan pada serambi atau bilik jantung sehingga detak jantung menjadi lebih cepat.

Takikardia adalah kondisi yang umumnya tidak menimbulkan gejala atau komplikasi. Tetapi, kondisi ini dapat mengganggu fungsi jantung jika dibiarkan tanpa penanganan. Takikardia adalah kondisi yang dapat membuat penderita bisa mengalami gagal jantung, stroke, serangan jantung mendadak, bahkan kematian bila tidak segera ditangani.

Gejala Takikardia

Takikardia adalah kondisi yang dapat menyebabkan aliran darah yang masuk ke jantung berkurang. Kondisi ini membuat jantung tidak memiliki cukup darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya, organ dan jaringan yang tidak dialiri darah kekurangan oksigen. Beberapa gejala takikardia adalah sebagai berikut:

  1. Jantung berdebar
  2. Nyeri dada (angina)
  3. Lelah atau lemah
  4. Keringat dingin
  5. Sesak napas
  6. Pingsan
  7. Cemas
  8. Pusing
  9. Pada beberapa kasus, takikardia juga dapat terjadi tanpa disertai gejala.

Penyebab Takikardi

Penyebab Takikardi
Penyebab Takikardi. Sumber: Freepik

Detak jantung manusia diatur oleh nodus sinoatrial, yaitu pacu jantung alami yang terletak di serambi kanan jantung. Nodus tersebut menghasilkan sinyal elektrik yang memicu detak jantung. Takikardia adalah kondisi yang terjadi saat sinyal elektrik yang mengatur detak jantung tersebut terganggu. Berikut penyebab takikardia berdasarkan jenisnya:

Takikardia Sinus

Takikardia sinus terjadi ketika nodus sinoatrial menghasilkan terlalu banyak sinyal elektrik, hingga lebih dari 100 kali per menit. Akibatnya, jantung berdetak lebih cepat, tetapi tetap beraturan. Penyebab takikardia sinus dapat dikenali dari beberapa kondisi, yaitu karena olahraga berat, efek konsumsi kafein yang berlebihan, nyeri, infeksi, cemas atau takut, stres, dehidrasi, hipoglikemia, efek samping obat-obatan, demam, anemia, hipoksia, penyakit tiroid, seperti hipertiroidisme, emboli paru, hingga perdarahan berat.

Aritmia

Sementara itu, aritmia terjadi akibat gangguan pada serambi atau bilik jantung sehingga detak jantung menjadi lebih cepat. Kondisi yang bisa menjadi penyebab aritmia di antaranya adalah konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, penggunaan obat-obatan stimulan atau kokain, emboli paru, hipotermia, hipertiroidisme, miokarditis, perikarditis, hingga penyakit arteri koroner pada atrium.

Faktor Risiko Takikardi

Takikardia adalah kondisi yang dapat dialami oleh siapa saja. Namun, kondisi ini lebih berisiko dialami oleh orang-orang yang anggota keluarganya menderita aritmia. Selain itu, takikardi lebih berisiko dialalmi oleh orang-orang dengan kondisi berikut ini:

  1. Berusia lanjut
  2. Memiliki penyakit endokrin, seperti diabetes atau penyakit tiroid, yang tidak terkontrol
  3. Memiliki hipertensi yang tidak terkontrol
  4. Mengalami atau memiliki riwayat hipertensi pulmonal
  5. Mengalami infeksi bakteri atau virus yang berat
  6. Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
  7. Menggunakan NAPZA
  8. Tidak cukup mengonsumsi kalsium, magnesium, atau kalium

Sementara itu, takikardia supraventrikuler lebih sering dialami oleh wanita dan anak-anak, serta orang yang memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan.

Cara Mencegah Takikardi

Cara Mencegah Takikardi
Cara Mencegah Takikardi. Credit: pexels.com/pixabay

Takikardi adalah kondisi yang dapat dicegah dengan menjaga kesehatan jantung dan menghindari risiko terjadinya penyakit jantung. Cara mencegah takikardi adalah sebagai berikut:

  1. Berhenti merokok
  2. Menghindari konsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan
  3. Mempertahankan berat badan ideal
  4. Menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol agar tetap normal
  5. Berolahraga secara rutin
  6. Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang
  7. Menghindari penyalahgunaan NAPZA
  8. Menghindari stres
  9. Beristirahat yang cukup
  10. Melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara berkala
  11. Berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obat bebas dan pastikan untuk selalu mematuhi petunjuk pemakaian
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya