Tantrum adalah Ledakan Amarah, Ketahui Cara Mengatasinya pada Anak

Tantrum adalah kondisi yang normal pada anak.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 10 Mei 2023, 14:06 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2023, 14:06 WIB
Anak menangis (iStock)
Ilustrasi anak menangis (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Tantrum adalah reaksi yang sering terjadi pada anak, terutama balita. Tiap orang tua pasti pernah menyaksikan anak mereka mengamuk pada satu waktu. Kondisi inilah yang sering disebut tantrum. 

Tantrum adalah perilaku yang bisa melibatkan teriakan, menginjak, menendang, atau melemparkan diri ke tanah. Biasanya, tantrum adalah reaksi yang akan hilang seiring bertumbuhnya anak. Tantrum adalah kondisi yang normal pada anak.

Tantrum adalah bagian dari perkembangan anak ketika mereka mulai mendapatkan rasa diri dan menegaskan kemandirian mereka pada orang tua. Tantrum bisa menandakan beragam emosi yang tak terjelaskan oleh anak.

Terkadang, tantrum adalah perilaku anak yang bisa membuat orang tua kewalahan. Mengetahui cara mengadapi tantrum adalah langkah terbaik mengatasi tantrum pada anak. Berikut pengertian tentang tantrum dan cara menghadapinya pada anak, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu(5/2/2022).

Mengenal tantrum

Inilah 3 Fase Tantrum pada Anak dan Cara Menghadapinya
tantrum (Unsplash.com/Jordan Rowland).

Menurut APA Dictionary of Psychology, tantrum adalah ledakan kemarahan yang hebat yang biasanya terjadi antara usia 2 dan 4 tahun. Tantrum atau juga disebut temper tantrum melibatkan perilaku seperti berteriak, menendang, menggigit, memukul, dan membenturkan kepala. Tantrum kadang-kadang dianggap sebagai ekspresi dari akumulasi ketegangan dan frustrasi.

Melansir Healthline, temper tantrum adalah ledakan emosi dari kemarahan dan frustrasi. Tantrum biasanya akan hilang seiring waktu ketika seorang anak belajar cara yang lebih tepat secara sosial untuk menangani emosi mereka.

Melansir Verywellfamily, dalam kebanyakan kasus, amukan berhenti dalam beberapa menit dan seorang anak menjadi tenang dan dapat melanjutkan hari mereka. Tantrum yang berasal dari ketidaknyamanan fisik biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

Penyebab tantrum

Penyebab Tantrum
Ilustrasi Penyebab Tantrum Credit: pexels.com/Eve

Melansir Mayo Clinic, anak kecil tidak berencana membuat frustrasi atau mempermalukan orang tua mereka. Bagi kebanyakan balita, tantrum adalah cara untuk mengekspresikan frustrasi. Untuk anak yang lebih besar, tantrum mungkin merupakan perilaku yang dipelajari.

Balita dan anak-anak prasekolah yang masih belajar mengelola emosi mereka akan sering menunjukkan amukan yang dramatis ketika marah. Tantrum terjadi ketika anak tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia juga bisa terjadi ketika anak mengalami kesulitan mencari tahu sesuatu atau menyelesaikan tugas.

Penyebab tantrum lainnya juga bisa karena anak tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya. Alasan umum anak-anak tantrum termasuk lapar, merasa lelah, atau tidak enak badan. Segala jenis frustrasi dapat memicu ledakan — menghasilkan amarah.

Tanda-tanda tantrum

Cara Mencegah Tantrum pada Anak
Ilustrasi Cara Mencegah Tantrum pada Anak Credit: pexels.com/Mart

Melansir Healthline, ada tanda-tanda anak sedang mengalami tantrum. Anak mungkin menunjukkan satu atau lebih dari perilaku berikut selama tantrum. Tanda tantrum adalah:

- merengek

- menangis, menjerit, dan berteriak

- menendang dan memukul

- menahan napas

- menggigit

- mencubit

- melempar atau menggulingkan tubuh

Cara menghadapi tantrum

Cara Orangtua Menghadapi Tantrum
Ilustrasi Cara Orangtua Menghadapi Tantrum Credit: pexels.com/cottonbro

Melansir Healthline, berikut adalah cara menghadapi anak yang tantrum:

Tetap tenang

Kunci dari menghadapi anak tantrum adalah tetap tenang. Jika memungkinkan, jangan biarkan amukan anak mengganggu apa yang Anda lakukan, dan jangan bereaksi dengan ancaman atau kemarahan.

Ini membuat anak tahu bahwa tantrum bukanlah cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian atau mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tunggu waktu tenang setelah tantrum mereda untuk mendiskusikan perilaku anak.

Abaikan tantrumnya

Jika memungkinkan, berpura-puralah tidak terjadi apa-apa. Jika anak berada di tempat yang aman dan merasa sulit untuk mengabaikannya, tinggalkan ruangan. Namun, perilaku tertentu tidak boleh diabaikan, seperti menendang atau memukul orang lain, melempar benda yang dapat menyebabkan kerusakan atau cedera, atau berteriak dalam waktu lama.

Dalam situasi ini, jauhkan anak dari lingkungan, bersama dengan benda apa pun yang bisa berbahaya. Perkuat secara verbal bahwa perilaku seperti itu tidak dapat diterima.

Pindahkan anak

Jika di rumah dan anak tidak mau tenang, bawa mereka ke ruangan lain. Jika Anda berada di tempat umum, abaikan amukan kecuali anak dalam bahaya melukai diri sendiri atau orang lain. Dalam hal ini, respons terbaik adalah menghentikan apa yang Anda lakukan, membawa anak, dan pergi.

 

Cara menghadapi tantrum

Tidak Memahami Penyebab Anak Mengalami Tantrum
Ilustrasi Kondisi Tantrum Credit: unsplash.com/Seimon

Alihkan perhatian

Mengalihkan perhatian pada saat tantru adalah cara untuk menawarkan aktivitas atau objek lain kepada anak. Misalnya seperti buku atau mainan, atau untuk membuat wajah konyol.

Validasi perasaan anak

Memberi tahu anak bahwa Anda memahami emosinya terkadang dapat membantunya menjadi tenang, terutama jika ia sedang mencari perhatian. Mencerminkan kembali pikiran atau perasaan mereka adalah cara lain untuk memvalidasi.

Akui perilaku baiknya

Tunjukkan persetujuan ketika anak berperilaku baik. Ini akan memperkuat perilaku yang baik. Tawarkan perhatian ekstra ketika anak berperilaku baik. Beri anak pelukan atau beri tahu anak betapa bangganya Anda ketika dia berbagi atau mengikuti arahan.

Cara mencegah tantrum

Berunding Sebelum Anak Tenang
Ilustrasi Anak Mengalami Tantrum Credit: unsplash.com/Lily

Mungkin tidak ada cara yang sangat mudah untuk mencegah tantrum. Tapi, tantrum adalah kondisi yang bisa dicegah. Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendorong perilaku baik untuk mencegah tantrum. Berikut caranya:

- Tetapkan rutinitas

Rutinitas atau jadwal yang konsisten membuat anak tahu apa yang diharapkan dan memberi mereka rasa aman.

- Jadilah panutan

Anak-anak menghormati orang tua mereka dan terus-menerus mengamati perilaku mereka. Jika anak melihat orang tuanya menangani kemarahan dan frustrasi dengan tenang, mereka akan cenderung meniru perilaku saat mengalami perasaan ini.

- Beri anak pilihan

Bila perlu, beri anak beberapa pilihan dan biarkan mereka membuat pilihan. Ini akan memberi mereka perasaan bahwa mereka memiliki kendali atas keadaan mereka.

- Pastikan makan dan cukup tidur

Pastikan anak makan dengan benar dan cukup tidur. Ini akan membantu mencegah amukan yang disebabkan oleh kelelahan dan lekas marah.

- Perhatikan nada suara

Jika ingin anak melakukan sesuatu, buat itu terdengar seperti undangan, bukan permintaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya