Ketua BPUPKI adalah Radjiman Wedyodiningrat, Ketahui Sejarah Terbentuknya

Ketua BPUPKI adalah sosok penting bagi Indonesia.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 10 Mei 2023, 14:06 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2023, 14:06 WIB
Radjiman Wedyodiningrat
Radjiman Wedyodiningrat

Liputan6.com, Jakarta Ketua BPUPKI adalah salah satu panitia yang punya peran khusus bagi kemerdekaan. BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan merupakan badan yang dibuat untuk mempersiapkan kemerdekaan. Ketua BPUPKI adalah tokoh dari Indonesia.

Kini, ketua BPUPKI adalah menjadi sosok pahlawan kemerdekaan. Nama ketua BPUPKI adalah nama yang sering dijadikan nama jalan di Indonesia. Ini menandakan, ketua BPUPKI adalah sosok penting bagi Indonesia.

Peran ketua BPUPKI adalah memimpin badan ini untuk mepersiapkan kemerdekaan. Ketua BPUPKI adalah orang yang memimpin untuk mengkaji dan menelaah pendapat-pendapat yang diajukan dalam sidang BPUPKI. Berikut penjelasan tentang ketua BPUPKI dan sejarahnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(2/3/2022).

Sejarah terbentuknya BPUPKI

Anggota BPUPKI
Lukisan Anggota BPUPKI di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri (Liputan6.com/Mochamad Khadafi)

BPUPKI dibentuk pada pada 29 April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Pendirian badan ini sebelumnya sudah diumumkan oleh Kumakichi Harada pada tanggal 1 Maret 1945. Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia.

Tujuan dibentuknya BPUPKI yang paling utama adalah menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan. BPUPKI dibentuk untuk menyelidiki dan menyusun segala sesuatu rencana mengenai persiapan-persiapan kemerdekaan Indonesia menyangkut segi politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan lain-lain, yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.

Ketua BPUPKI

Radjiman Wedyodiningrat
Radjiman Wedyodiningrat (sumber: ikpni.or.id)

Ketua BPUPKI adalah Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua orang wakil ketua yaitu Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.Panji Soeroso. Radjiman Wedyodiningrat merupakan seorang dokter yang juga merupakan anggota organisasi Budi Utomo.

Pada sidang BPUPKI 29 Mei 1945, Radjiman Wedyodiningrat mengajukan pertanyaan “apa dasar negara Indonesia jika kelak merdeka?” Pertanyaan ini dijawab oleh Bung Karno dengan Pancasila. Jawaban dan uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ini kemudian ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI dalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila pada 1948.

Pada masa setelah kemerdekaan RI Radjiman pernah menjadi anggota DPA, KNIP, dan pemimpin sidang DPR pertama pada saat Indonesia kembali menjadi negara kesatuan dari RIS.

Anggota BPUPKI

Persidangan resmi BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 Juli-14 Juli 1945
Persidangan resmi BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 Juli-14 Juli 1945 (Sumber: Wikipedia)

Saat dilantik oleh Jepang pada 28 Mei 1945 BPUPKI berjumlah 62 orang terdiri atas tokoh-tokoh bangsa Indonesia dan tujuh orang anggota perwakilan dari Jepang. Berikut daftar anggota BPUPKI:

Ketua: Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat

Wakil Ketua: Itibangase Yosio dan R.P. Soeroso

Anggota:

1. Abdul Kaffar

2. Abdul Kahar Muzakir

3. Agus Muhsin Dasaad

4. AR Baswedan

5. Bandoro Pangeran Hairo Purobujo

6. Bendoro Kanjeng Pangeran Ario Suryohamijoyo

7. Bendoro Pangeran Hairo Bintoro

8. Dr. Raden Buntaran Martoatmojo

9. Dr. Raden Suleiman Effendi Kusumaatmaja

10. Dr. Samsi Sastrawidagda

11. Dr. Sukiman Wiryosanjoyo

12. Drs. Kanjeng Raden Mas Hario Sosrodiningrat

13. Drs. Muhammad Hatta

14. K. H. A. Ahmad Sanusi

15. Haji Abdul Wahid Hasyim

16. Haji Agus Salim

17. Ir. Pangeran Muhammad Nur

18. Ir. Raden Ashar Sutejo Munandar

19. Ir. Raden Mas Panji Surahman Cokroadisuryo

20. Ir. Raden Ruseno Suryohadikusumo

21. Ir. Soekarno

22. K.H. Abdul Halim Majalengka

23. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Ario Wuryaningrat

24. Ki Bagus Hadikusumo

25. Ki Hajar Dewantara

26. Kiai Haji Abdul Fatah Hasan

27. Kiai Haji Mas Mansoer

28. Kiai Haji Masjkur

29. Liem Koen Hian

30. Mas Aris

31. Mas Sutarjo Kartohadikusumo

32. Mr. A. A. Maramis

33. Mr. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Wongsonagoro

34. Mr. Mas Besar Martokusumo

35. Mr. Mas Susanto Tirtoprojo

36. Mr. Muhammad Yamin

37. Mr. Raden Ahmad Subarjo

38. Mr. Raden Hindromartono

39. Mr. Raden Mas Sartono

40. Mr. Raden Panji Singgih

41. Mr. Raden Syamsudin

42. Mr. Raden Suwandi

43. Mr. Raden Sastromulyono

44. Mr. Yohanes Latuharhary

45. Ny. Mr. Raden Ayu Maria Ulfah Santoso

46. Ny. Raden Nganten Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito

47. Oey Tiang Tjoei

48. Oey Tjong Hauw

49. P.F. Dahler

50. Parada Harahap

51. Prof. Dr. Mr. Raden Supomo

52. Prof. Dr. Pangeran Ario Husein Jayadiningrat

53. Prof. Dr Raden Jenal Asikin Wijaya Kusuma

54. Raden Abdulrahim Pratalykrama

55. Raden Abikusno Cokrosuyoso

56. Raden Adipati Ario Purbonegoro Sumitro Kolopaking

57. Raden Adipati Wiranatakoesoema V.

58. Raden Asikin Natanegara

59. Raden Mas Margono Joyohadikusumo

60. Raden Mas Tumenggung Ario Suryo

Sedangkan anggota dari orang Jepang, terdiri dari:

1. Matuura Mitukiyo

2. Miyano Syoozoo

3. Tanaka Minoru

4. Tokonami Tokuzi

5. Itagaki Masumitu

6. Masuda Toyohiko

7. Ide Teitiroo.

Sidang BPUPKI

Sidang BPUPKI
Sidang BPUPKI (sumber: Wikimedia Commons)

BPUPKI mengadakan sidang sebanyak tiga kali, yaitu dua kali sidang resmi dan satu kali sidang tidak resmi. Sidang resmi pertama dilaksanakan pada 29 Mei-1 Juni 1945 membahas tentang dasar negara. Sidang resmi kedua pada 10-17 Juli 1945 membahas rancangan Undang-Undang Dasar.

Di antara masa persidangan pertama dan kedua tersebut BPUPKI mengadakan sidang tidak resmi yaitu sidang yang dilaksanakan pada masa reses (masa istirahat dari kegiatan persidangan). BPUPKI bersidang untuk membahas usul-usul rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya