Liputan6.com, Jakarta - Ghunnah musyaddadah adalah hukum tajwid dalam membaca Al-Qur’an. Secara sederhana, hukum bacaan ghunnah musyaddadah mengharuskan pembaca untuk mendengungkan suara mim atau nun sebanyak dua ketukan.
Baca Juga
Advertisement
Hukum ini diterapkan pada beberapa lafadz dalam Al-Qur’an yang memiliki tasydid di atas mim atau nun. Contoh bacaan ghunnah musyaddadah adalah pada lafadz وَمِمَّا, لِّلنَّا, اِنَّهُمْ, dan lain sebagainya.
Salah satu cara untuk menerapkan hukum bacaan ghunnah musyaddadah adalah dengan memperbanyak latihan membaca Al-Qur’an, sehingga pembaca dapat memahami dan mengingat setiap aturan tajwid yang harus diterapkan.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang hukum bacaan ghunnah musyaddadah dan contohnya, Kamis (11/5/2023).
Mendengungkan Suara Mim atau Nun
Ketika membaca Al-Qur'an, terdapat beberapa hukum tajwid yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah hukum bacaan ghunnah musyaddadah yang terkait dengan huruf mim tasydid (مّ) atau nun tasydid (نّ). Hukum bacaan ini mengharuskan penggunaan ghunnah atau dengung pada kedua huruf tersebut.
Istilah ghunnah secara bahasa berarti dengung, dan dalam istilah tajwid, ghunnah adalah cara membunyikan huruf tertentu dengan mendengungkan suara dari pangkal hidung.
Menurut H. Al Ikhlas dalam bukunya berjudul Ilmu Tajwid: Praktis dan Lengkap, ghunnah adalah sifat yang tetap bagi kedua huruf tersebut. Namun, cara membunyikan ghunnah bisa berbeda tergantung kekuatan huruf yang diikuti. Ketika ditasydid lebih kuat daripada ketiga idgham, ketika idgham lebih kuat daripada ketika sukun, dan ketika sukun lebih kuat daripada ketika hidup.
Rusdianto dalam bukunya berjudul Juz 'Amma dan Tajwidnya untuk Semua Usia, menjelaskan nun dan mim termasuk kelompok huruf yang keluar dari rongga hidung. Namun, jika hidung ditutup saat membunyikan kedua huruf tersebut, maka ghunnah tidak akan terdengar. Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan agar bacaan Al-Qur'an menjadi benar dan tepat tajwidnya.
Dalam buku berjudul Panduan Praktis & Lengkap Tahsin, Tajwid, Tahfiz untuk Pemula oleh Raisya Maula Ibnu Rusyd menjelaskan cara membaca ghunnah musyaddadah yang benar. Cara membaca ghunnah musyaddadah adalah menekan dan mendengungkan suara mim atau nun yang bertasydid selama dua ketukan.
Agar bisa memudahkan pemahaman tentang hukum bacaan ghunnah musyaddadah, bisa diingat dengan nazham dari kitab Hidayatush Shibyan. Dalam nazham tersebut dijelaskan bahwa ghunnah wajib dilakukan selamanya ketika terdapat huruf mim atau nun tasydid.
Contoh bacaan ghunnah musyaddadah dalam Al-Qur'an dan cara membacanya bisa dilihat dalam buku berjudul Dasar-dasar Ilmu Tajwid oleh Dr. Marzuki dan Sun Choirol Ummah. Hal ini penting untuk diperhatikan agar bacaan Al-Qur'an menjadi lebih tepat dan benar tajwidnya.
Advertisement
1. Surat al-Baqarah Ayat 3
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِا لْغَيْبِ وَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ
Pada ayat ke-3 dari Surat Al Baqarah, lafadz "وَمِمَّا" memiliki hukum bacaan ghunnah musyaddadah. Oleh karena itu, cara membacanya adalah dengan mendengungkan mim tasydid sebanyak dua harakat.
2. Surat ali-Imran Ayat 4
مِنْ قَبْلُ هُدًى لِّلنَّا سِ وَاَ نْزَلَ الْفُرْقَا نَ ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَا بٌ شَدِيْدٌ ۗ وَا للّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَا مٍ ۗ
Ayat ke-4 dari Surat Ali Imran mengandung lafadz "لِّلنَّا" yang juga termasuk dalam kategori bacaan ghunnah musyaddadah. Untuk membacanya, harus didengungkan nun tasydid sebanyak dua harakat.
3. Surat al-Baqarah Ayat 12
اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ
Di ayat ke-12 dari Surat Al Baqarah, lafadz "اِنَّهُمْ" juga memiliki hukum bacaan ghunnah musyaddadah. Oleh karena itu, cara membacanya adalah dengan mendengungkan nun tasydid sebanyak dua harakat.
4. Surat Yasin Ayat 31
الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ
Ayat ke-31 dari Surat Yasin juga mengandung lafadz "اَنَّهُمْ" yang termasuk dalam kategori bacaan ghunnah musyaddadah. Cara membacanya adalah dengan mendengungkan nun tasydid sebanyak dua harakat.
5. Surat an-Nisa Ayat 1
يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ
Lafadz "النَّا" pada ayat ke-1 dari Surat An Nisa juga termasuk dalam kategori bacaan ghunnah musyaddadah, sehingga harus didengungkan nun tasydid sebanyak dua harakat saat membacanya.
6. Surat al-Jatsiyah Ayat 31
وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ
Ayat ke-31 dari Surat Al Jatsiyah memiliki lafadz "وَاَمَّ" yang juga termasuk dalam kategori bacaan ghunnah musyaddadah. Oleh karena itu, cara membacanya adalah dengan mendengungkan mim tasydid sebanyak dua harakat.
7. Surat al-Baqarah Ayat 114
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ مَّنَعَ مَسٰجِدَ
Pada ayat ke-114 dari Surat Al Baqarah, lafadz "مَّنَعَ" memiliki hukum bacaan ghunnah musyaddadah. Cara membacanya adalah dengan mendengungkan mim tasydid sebanyak dua harakat.
8. Surat al-Baqarah Ayat 6
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Terakhir, di ayat ke-6 dari Surat Al Baqarah, lafadz "اِنَّ" juga termasuk dalam kategori bacaan ghunnah musyaddadah. Oleh karena itu, cara membacanya adalah dengan mendengungkan nun tasydid sebanyak dua harakat.