Zat Kimia yang Berfungsi Untuk Menghantarkan Rangsang Listrik Adalah, Kenali Jenisnya

Zat kimia yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang listrik adalah elektrolit.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 12 Mei 2023, 09:50 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2023, 09:50 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi baterai. (dok. pexels/Hilary Halliwell)

Liputan6.com, Jakarta Zat kimia yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang listrik adalah elektrolit. Elektrolit adalah zat kimia yang dapat menghantarkan arus listrik, ketika dilarutkan dalam air atau pelarut lainnya. Elektrolit memiliki ion-ion yang terpisah di dalamnya, sehingga mampu membawa muatan listrik dan menghantarkannya melalui larutan.

Zat kimia yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang listrik adalah elektrolit, di mana memiliki dua jenis yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat adalah zat kimia yang dapat sepenuhnya terdisosiasi dalam larutan, sehingga terbentuk ion-ion yang banyak. Sedangkan elektrolit lemah adalah zat kimia yang hanya sebagian kecil yang dapat terdisosiasi dalam larutan, sehingga jumlah ion-ionnya lebih sedikit. 

Zat kimia yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang listrik adalah elektrolit. Dalam aplikasi praktis, elektrolit banyak digunakan dalam berbagai jenis perangkat elektronik seperti baterai, sel surya, dan capacitor. 

Berikut ini Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber, tentang zat kimia yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang listrik, Jumat (12/5/2023). 

 

Fungsi elektrolit

Lampu - Vania
Ilustrasi Lampuhttps://unsplash.com/Ochir Erdene

1. Jaga keseimbangan tubuh

Zat kimia yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang listrik adalah elektrolit. Umumnya fungsi elektrolit berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh,  yang diatur oleh sistem saraf dan hormon dalam tubuh. Ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti dehidrasi, kejang, dan bahkan kematian.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga asupan elektrolit yang tepat melalui makanan dan minuman, terutama saat tubuh kehilangan banyak cairan akibat keringat, muntah, atau diare.Beberapa elektrolit penting dalam tubuh manusia antara lain natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, bikarbonat, fosfat, dan sulfat. Masing-masing elektrolit ini memiliki peran yang berbeda dalam mengatur keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

2. Memfasilitasi transmisi sinyal listrik dalam tubuh

Selain menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh, elektrolit juga sangat penting dalam transmisi sinyal listrik dalam tubuh. Sinyal listrik ini diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, seperti kontraksi otot, detak jantung, dan pengaturan sistem saraf. Dalam sel saraf, sinyal listrik dihasilkan oleh perbedaan potensial listrik antara luar dan dalam sel. Elektrolit berperan penting dalam menjaga perbedaan potensial ini dan membantu dalam transmisi sinyal listrik di seluruh sistem saraf.

3. Penggunaan dalam industri

Selain dalam tubuh manusia, elektrolit juga digunakan dalam berbagai aplikasi industri. Misalnya, dalam proses elektroplating, elektrolit digunakan untuk membantu menghantarkan listrik antara anoda dan katoda, sehingga logam dapat dipindahkan dari anoda ke katoda. Elektrolit juga digunakan dalam proses pemurnian logam dan dalam produksi aluminium.

4. Menghasilkan listrik dalam baterai

Baterai adalah salah satu contoh aplikasi elektrolit dalam menghasilkan listrik. Dalam baterai, elektrolit memungkinkan aliran ion antara elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda), menghasilkan arus listrik yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi elektronik. Beberapa jenis baterai yang menggunakan elektrolit antara lain baterai asam timbal, baterai lithium-ion, dan baterai nikel-kadmium. Setiap jenis baterai memiliki elektrolit yang berbeda dan memberikan kinerja yang berbeda pula.

5. Menghasilkan cahaya dalam lampu neon

Elektrolit juga digunakan dalam lampu neon untuk membantu menghantarkan listrik, dan memicu cahaya dalam tabung gas neon. Ketika listrik dialirkan melalui elektrolit dalam lampu neon, elektron akan bertumbukan dengan atom gas neon di dalam tabung, menghasilkan sinar cahaya neon yang khas.

 

Jenis

Lampu - Vania
Ilustrasi Lampuhttps://unsplash.com/Lucas Santos

Elektrolit asam

Elektrolit asam adalah senyawa kimia yang mengandung ion hidrogen positif (H+) dan ion negatif anion. Ketika larutan asam terionisasi, ion hidrogen akan terpisah dari anion, dan kemudian menjadi elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik. Asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), dan asam nitrat (HNO3) adalah beberapa contoh elektrolit asam. Dalam aplikasi teknologi, elektrolit asam dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti baterai asam timbal, kapasitor elektrolitik, dan elektrolisis air. Namun, penggunaannya juga perlu diatur dengan hati-hati karena dapat bersifat korosif dan berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Elektrolit basa

Elektrolit basa adalah senyawa kimia yang mengandung ion hidroksida negatif (OH-) dan ion positif kation. Ketika larutan basa terionisasi, ion hidroksida akan terpisah dari kation, dan kemudian menjadi elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik. Natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) adalah beberapa contoh elektrolit basa. Elektrolit basa digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti baterai alkali, elektrolisis, dan industri kimia. Namun, seperti elektrolit asam, penggunaannya perlu diatur dengan hati-hati karena dapat bersifat korosif dan berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Elektrolit garam

Elektrolit garam adalah senyawa kimia yang terdiri dari ion positif dan ion negatif. Ketika larutan garam terionisasi, ion positif akan terpisah dari ion negatif, dan kemudian menjadi elektrolit yang dapat menghantarkan arus listrik. Natrium klorida (NaCl), kalium nitrat (KNO3), dan magnesium sulfat (MgSO4) adalah beberapa contoh elektrolit garam. Elektrolit garam digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti baterai lithium-ion, elektroplating, dan farmasi. Namun, sebagian besar elektrolit garam bersifat korosif dan berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan, sehingga penggunaannya perlu diatur dengan hati-hati.

Elektrolit organik

Elektrolit organik adalah senyawa kimia organik yang terionisasi dalam larutan air dan dapat membentuk ion positif dan negatif. Asam amino, asam lemak, dan gula adalah beberapa contoh elektrolit organik. Elektrolit organik digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti sel bahan bakar, sensor elektrokimia, dan elektrolit membran. Keuntungan dari elektrolit organik adalah kemampuannya untuk memiliki sifat konduktivitas yang tinggi dan dapat disesuaikan, serta lebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan dengan elektrolit anorganik. Namun, elektrolit organik juga memiliki kelemahan, seperti stabilitas dan umur simpan yang lebih rendah dibandingkan dengan elektrolit anorganik.

 

Contoh

Ilustrasi Lampu Bohlam
Ilustrasi Lampu Bohlam (Foto: Free-Photos/pixabay.com)

Baterai

Baterai adalah salah satu contoh paling umum dari penggunaan elektrolit. Elektrolit pada baterai terdiri dari larutan elektrolit yang mengandung ion-ion seperti asam sulfat dan air. Saat baterai dipasang ke dalam perangkat elektronik, elektrolit akan menghantarkan ion-ion tersebut ke elektrode dalam baterai, yang akan menghasilkan arus listrik untuk mengoperasikan perangkat tersebut.

Kapasitor

Kapasitor juga merupakan salah satu contoh penggunaan elektrolit dalam kehidupan sehari-hari. Kapasitor elektrolitik memiliki elektrolit yang terdiri dari bahan kimia seperti asam borat, asam nitrat, atau garam organik. Elektrolit pada kapasitor menghantarkan arus listrik antara kedua pelat logam di dalam kapasitor, yang kemudian dapat menyimpan muatan listrik yang dapat digunakan, untuk berbagai aplikasi seperti di dalam lampu kilat kamera atau perangkat elektronik lainnya.

Elektroplating

Elektrolit juga digunakan dalam proses elektroplating. Proses ini melibatkan penggunaan elektrolit yang mengandung ion-ion logam yang kemudian didepositkan pada permukaan logam lainnya dengan mengalirkan arus listrik melalui elektrolit. Contoh aplikasi dari proses elektroplating ini antara lain adalah pengecatan logam dengan warna tertentu, untuk memberikan tampilan yang lebih menarik.

Sensor elektrokimia

Sensor elektrokimia juga menggunakan elektrolit, untuk menghantarkan ion dan menghasilkan sinyal listrik. Contohnya adalah penggunaan sensor elektrokimia dalam pengukuran kadar gula darah dalam alat tes diabetes, di mana elektrolit pada sensor menghantarkan ion-ion gula darah dan menghasilkan sinyal listrik yang dapat diukur.

Lampu neon

Lampu neon juga menggunakan elektrolit, untuk menghantarkan listrik dan menghasilkan cahaya. Di dalam lampu neon terdapat elektrode yang ditempatkan dalam tabung gas neon, yang diisi dengan elektrolit. Ketika listrik dialirkan melalui elektrode, ion-ion dalam elektrolit akan memancarkan cahaya yang terlihat melalui tabung gas neon.

Perbedaan Neurotransmitter dan Elektron

Neurotransmitter dan elektron adalah dua hal yang sangat berbeda. Neurotransmitter adalah zat kimia yang dihasilkan oleh neuron dalam sistem saraf, yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal listrik dari satu neuron ke neuron lainnya atau ke sel target, seperti otot atau kelenjar. Neurotransmitter berperan penting dalam proses kognitif, emosional, dan perilaku manusia serta pengaturan fungsi tubuh yang kompleks. Neurotransmitter sangat spesifik dalam fungsinya dan hanya bekerja di dalam sistem saraf.

Sementara itu, elektron adalah partikel subatomik yang memiliki muatan negatif dan terlibat dalam reaksi kimia serta penghantaran listrik. Elektron dapat bergerak bebas dalam suatu bahan konduktor dan membentuk aliran listrik. Elektron berperan penting dalam berbagai proses kimia dan fisika, termasuk reaksi kimia, penghantaran energi dan informasi, dan pembentukan ikatan kimia.

Perbedaan utama antara neurotransmitter dan elektron adalah, bahwa neurotransmitter adalah zat kimia yang berfungsi sebagai penghubung antara sel saraf, sedangkan elektron adalah partikel subatomik yang berperan dalam penghantaran listrik dan proses kimia. Neurotransmitter bekerja hanya di dalam sistem saraf, sementara elektron terlibat dalam berbagai proses kimia dan fisika di dalam dan di luar tubuh manusia.  Selain itu, neurotransmitter dan elektron juga berbeda dalam hal ukuran dan sifat fisik. Neurotransmitter adalah molekul organik yang lebih besar dan kompleks, sedangkan elektron sangat kecil dan berinteraksi dengan partikel lain di level subatomik.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya