Liputan6.com, Jakarta Penyakit ain adalah salah satu gangguan yang dipercaya dalam Islam. Penyakit ain adalah penyakit yang bisa mengganggu kehidupan manusia, baik secara fisik maupun psikologis. Penyakit ini sangat berkaitan dengan sifat iri dan dengki.
Dalam islam, penyakit ain juga terkait dengan kejahatan dan pengaruh setan. Dalam bahasa arab, penyakit ain adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemalangan yang ditularkan dari satu orang ke orang lain karena cemburu atau iri.
Penyakit ain juga disebut dengan kena mata, mata jahat, atau evil eye. Penyakit ain berasal dari kata ‘aana – ya’iinu yang berarti terkena sesuatu hal dari mata. Sebuah pandangan mata yang menyebabkan penyakit ain adalah pandangan yang diikuti respons jiwa yang negatif.
Advertisement
Untuk lebih rinci, berikut ini ulasan mengenai definisi penyakit ain beserta penyebab dan cara mencegahnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (18/10/2021).
Definisi Penyakit Ain
Penyakit ain adalah gangguan yang disebabkan oleh pandangan mata. Di mana apa yang dilihat bisa memengaruhi perasaan dan pikiran yang berdampak negatif bagi kesehatan. Lebih lanjut kondisi ini bisa menyebabkan berbagai gangguan penyakit fisik yang berbahaya hingga mengancam nyawa.
Penyakit ain ini pun telah dikenal sejak zaman Nabi. Di mana rasulullah pernah menyarankan seseorang agar diruqyah untuk menyembuhkan penyakit ‘ain. Meskipun tidak dapat dapat diterima oleh akal secara langsung, namun penyakit ‘ain dikatakan benar adanya. Untuk itu setiap masyarakat perlu mewaspadai bahaya penyakit ini.
Kemalangan yang dialami korban dapat saat mengalami penyakit ain adalah kehilangan kekayaan atau keluarga, atau nasib buruk secara umum. Orang yang menyebabkan mata jahat mungkin melakukannya dengan atau tanpa niat.
Nabi Suci (SAW) telah diperingatkan oleh Allah (SWT) tentang efek berbahaya dari mata jahat dan memerintahkan nabi-Nya untuk berlindung kepada-Nya.
“Katakan," Aku mencari perlindungan kepada Tuhan fajar… Dan dari kejahatan pencemburu saat dia iri." (Al-Quran 113: 1-5)
Sebagai Muslim, untuk memutuskan apakah sesuatu itu nyata atau takhayul, kita harus berpegang pada Alquran dan praktik serta kepercayaan Nabi Muhammad (Hadits) yang tercatat. Alquran menjelaskan:
“Dan orang-orang kafir yang bertekad untuk menyangkal kebenaran, akan membunuhmu dengan mata mereka setiap kali mereka mendengar pesan ini. Dan mereka berkata, Sesungguhnya dia [Muhammad] adalah seorang yang kerasukan! "(Quran 68:51).
“Katakan: Aku berlindung dengan Penguasa Fajar, dari kejahatan makhluk-makhluk- Nya; dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita; dari kejahatantukang shir yang menghembus pada buhul-buhul; dan dari kejahatan orang yang iri karena dia mempraktekkan iri hati"(Quran 113: 1-5).
Advertisement
Gejala Penyakit Ain
Seperti penyakit lainnya, penyakit ain juga memiliki beberapa ciri. Adapun tanda terkena gangguan ain menurut Syaikh Abdul Aziz As-Sadhan hafidzahullahu Ta’ala adalah, jika bukan karena penyakit jasmani (penyakit medis), maka umumnya dalam bentuk seperti:
1. Sakit kepala yang berpindah-pindah.
2. Wajah pucat.
3. Sering berkeringat dan buang air kecil.
4. Nafsu makan lemah.
5. Mati rasa.
6. Panas atau dingin di anggota badan.
7. Detak jantung yang cepat dan tidak beraturan.
8. Rasa sakit yang berpindah dari bawah punggung dan bahu.
9. Bersedih dan merasa sempit (sesak) di dada.
10. Berkeringat di malam hari.
11. Perilaku (emosi) berlebihan.
12. Ketakutan yang tidak wajar.
13. Sering bersendawa.
14. Menguap atau terengah-engah.
15. Menyendiri atau suka mengasingkan diri. 16. Diam atau malas bergerak.
16. Senang (terlalu banyak) tidur.
17. Adanya masalah kesehatan tertentu tanpa ada sebab-sebab medis yang diketahui.
Penyebab Penyakit Ain Menurut Islam
Dikatakan, penyakit ‘ain terjadi akibat adanya hasad atau perasaan iri dan dengki atas nikmat yang dimiliki orang lain. Orang yang memiliki hasad kepada orang lain, akan memandang orang tersebut dengan pandangan yang penuh kebencian. Hal inilah yang bisa menyebabkan berbagai gangguan ain yang mengancam kesehatan hingga nyawa seseorang.
Dalam hal ini, Allah pun telah memerintahkan seluruh umatnya untuk menghindari bahaya dan dampak buruk dari sifat hasad. Hal ini seperti yang tercantum dalam QS Al Falaq ayat 5 : “… dan dari keburukan orang yang hasad.”
Bukan sifat hasad yang berupa kebencian, pandangan kagum yang cenderung khawatir pun bisa menyebabkan penyakit ‘ain pada orang lain yang dilihatnya bahkan pada benda mati. Dengan begitu, sebisa mungkin setipa umat manusia harus mencegah keburukan tersebut agar tidak membahayakan orang lain dan diri sendiri.
Advertisement
Cara Mengobati Penyakit Ain
Cara untuk mengatasi penyakit ain adalah dengan membiasakan membaca Surah al-Falaq, Surah an-Naas dan Surah al-Ikhlaas di pagi dan sore hari setiap hari. Menurut sebuah hadis Nabi berkata:
Qul Hoo wAllahu Ahad' dan Muwaidaitain'[al-Falaq dan an-Naas]
Artinya : “Ketika Anda memasuki malam dan ketika Anda bangun di pagi hari tiga kali dan itu akan melindungi Anda dari segalanya.” (Tirmidzi 3575)
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga mengajari kita beberapa doa lain yang harus dibaca untuk mencari perlindungan Allah SWT dari kejahatan yang ada di dunia ini. Di antara doa shahih untuk perlindungan yang telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW adalah:
A oodhu bi kalimaat Allaah al-taammaati min syarri maa khalaq
Artinya: "Saya mencari perlindungan dalam kata-kata Allah yang sempurna dari kejahatan yang telah Dia ciptakan)." (Muslim 4881)
Seseorang harus melakukan dzikir kepada Allah SWT sebanyak yang dia bisa di siang dan sore hari, terutama sebelum tidur. Dzikir, pada dasarnya berfungsi sebagai baju besi bagi orang beriman dan melindungi dia dari kejahatan yang mungkin mencoba menyusup ke baju besi itu.
Sebab, kita harus berjuang untuk berdzikir dan menggunakan ruqyah, sebagaimana yang digariskan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menjaga diri.
Diriwayatkan bahwa 'Aa'ishah bersabda:
"Rasulullah (damai dan berkah Allah besertanya) memerintahkan saya, atau dia memerintahkan (orang-orang) untuk menggunakan ruqyah untuk menangani mata jahat." (Bukhari 5297)
Allah SWT telah memberikan kepada pengikut-Nya alat untuk memerangi efek mata jahat dan kita harus membiasakan untuk menerapkan alat tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari untuk mencegah mata jahat mempengaruhi kita dan keluarga kita.
Perlindungan terbaik terhadap mata jahat adalah yang mendekatkan seseorang kepada Allah melalui dzikir, doa, dan membaca Alquran. Pemulihan ini dapat ditemukan dalam sumber otentik hukum islam, bukan dari rumor, desas-desus, atau tradisi yang tidak Islami.
Cara Mencegah Penyakit Ain
Cara mencegah penyakit ain adalah dengan mendoakan keberkahan bagi baginya dan senantiasa meminta perlindungan oleh Allah SWT. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,
“Jika seorang dari kalian melihat pada diri saudaranya suatu hal yang menakjubkan maka doakanlah keberkahan baginya, karena ‘ain itu benar adanya.” (QS. An Nasa-i No.10872 dishahihkan Al Albani dalam Shahih An-Nasa-i).
Hal yang penting untuk dilakukan untuk menghindari penyakit ain ini dengan mengilangkan perasaan iri dan dengki atau hasad.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. An Nisa’: 32).
Penyakit ain juga dapat menimpa siapapun tak terkecuali dengan anak-anak. Oleh karena itu setiap orang tua harus senantiasa mendoakan anak-anak mereka agar terhindar dari penyakit ain dan selalu mendapatkan perlindungan oleh Allah SWT. Orang tua juga dapat membacakan doa agar anak terhindari dari penyakit seperti yang pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW berikut ini.
U'iidzuka bikalimaatillaahit-taammah, min kulli syaithoonin wa haammah, wa min kulli 'ainin laammah
Artinya: "Aku memohon perlindunganmu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari segala gangguan setan, binatang penggangu, dan dari pandangan mata yang buruk."
Advertisement