Liputan6.com, Jakarta - Tanda baca huruf hijaiyah memegang peran penting dalam mempermudah pembacaan Al-Qur'an. Tanda-tanda ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai pelafalan dan pengucapan yang benar untuk setiap huruf hijaiyah. Tanda baca huruf hijaiyah disebut apa?
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Dalam buku berjudul Quran Hadist karya Asep B.R. dan 1 ½ Jam Lancar Membaca Al-Qur’an oleh Ahmad Junaeni, dijelaskan tanda baca huruf hijaiyah disebut harakat. Di antaranya ada nama tanda baca huruf hijaiyah fathah, kasrah, dhamah, kasratain, dhamatain, tasydid, dan sukun.
Huruf hijaiyah, yakni Alif, ب (ba), ت (ta), ث (tsa), ج (jim), ح (ha), خ (kha), د (dal), ذ (dzal), ر (ra), ز (za), س (sin), ش (syin), ص (shad), ض (dlad), ط (tha), ظ (zha), ع (ain), غ (ghain), ف (fa), ق (qaf), ك (kaf), ل (lam), م (mim), ن (nun), هـ (ha), و (wau), ي (ya), dan ء (hamzah)
Memahami tanda baca huruf hijaiyah tersebut dapat digunakan sebagai panduan dalam pengucapan atau pembacaan Al-Qur’an yang benar. Ini termasuk memfasilitasi pemahaman struktur kalimat dan makna ayat-ayat Al-Qur'an.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang tanda baca huruf hijaiyah disebut ada tujuh, Kamis (18/5/2023).
1. Tanda Baca Fathah ( ﹷ )
Salah satu tanda baca huruf hijaiyah disebut fathah ( ﹷ ). Tanda ini memiliki bunyi "a" dalam pelafalannya. Untuk membacanya, perlu membiarkan bibir terbuka saat mengucapkannya. Sebagai contoh, pada kata "مَاء" (maa'), huruf pertama "م" (mim) memiliki tanda fathah di atasnya.
Oleh karena itu, ketika membacanya, bunyi yang dihasilkan adalah "ma.” Tanda baca huruf hijaiyah fathah membantu memberikan petunjuk pengucapan yang benar pada huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an.
Dalam pelajaran membaca Al-Qur’an, contoh lain penggunaan tanda baca fathah adalah pada kata "أَبْرَاهِيمَ" (Ibrahim). Pada huruf pertama "أ" (hamzah), terdapat tanda fathah di atasnya.
Maka dengan adanya tanda ini, pengucapan yang benar menjadi "a.” Bila demikian, kata tersebut diucapkan sebagai "Abraham.” Tanda baca fathah berperan penting dalam membantu pengucapan yang akurat dan pemahaman yang tepat terhadap huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an.
2. Tanda Baca Kasrah ( ِ- )
Selain tanda baca fathah, terdapat juga tanda baca huruf hijaiyah disebut kasrah ( ِ- ) yang memiliki peran penting dalam membaca Al-Qur’an. Tanda kasrah ini ditandai dengan adanya garis di bawah huruf dan membacaannya sebagai "i.” Untuk mengucapkannya dengan benar, bibir agak mengarah ke bawah.
Sebagai contoh, pada kata "كِتَابٍ" (kitabin), huruf kedua "ت" (ta) memiliki tanda kasrah di bawahnya. Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "i.” Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kitabin.” Harakat kasrah membantu memperjelas pengucapan dan pemahaman dalam membaca huruf hijaiyah di Al-Qur’an.
Contoh lain dari penggunaan tanda baca kasrah adalah pada kata "مِيكَالَ" (Mikala). Pada huruf pertama "م" (mim), terdapat tanda kasrah di bawahnya. Adanya tanda ini, pengucapan yang benar menjadi "i.”
Bila demikian, kata tersebut diucapkan sebagai "Mikala.” Tanda baca huruf hijaiyah ini berperan penting dalam membantu mengenali pengucapan yang tepat dan memberikan panduan yang jelas dalam membaca huruf hijaiyah di Al-Qur’an.
3. Tanda Baca Dhamah ( ُ- )
Selanjutnya, terdapat baca huruf hijaiyah dhamah ( ُ- ) dalam huruf hijaiyah yang memiliki bunyi "u.” Untuk mengucapkannya dengan benar, bibir perlu sedikit dimajukan. Sebagai contoh, pada kata "بُوْرُوْ" (buuru), huruf kedua "و" (waw) memiliki tanda dhamah di atasnya.
Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "u.” Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "buuru.” Tanda baca dhamah memberikan petunjuk penting dalam membaca huruf hijaiyah dengan bunyi "u" di Al-Qur’an.
Selain itu, terdapat pula tanda baca huruf hijaiyah disebut fathatain ( ً- ) yang terdiri dari dua garis fathah sejajar yang ditempatkan di atas huruf. Tanda ini dibaca sebagai "an.” Sebagai contoh, pada kata "كَتَبًا" (kataban), huruf terakhir "ب" (ba) memiliki tanda fathatain di atasnya.
Maka dengan adanya tanda ini, pengucapan yang benar adalah "an.” Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kataban.” Tanda baca fathatain memberikan petunjuk yang jelas untuk mengucapkan bunyi "an" pada huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an.
Advertisement
4. Tanda Baca Kasratain ( ٍٍ- )
Sementara itu, terdapat tanda baca huruf hijaiyah disebut kasratain ( ٍٍ- ) yang merupakan dua garis kasrah sejajar yang diletakkan di bawah huruf. Tanda ini dibaca sebagai "in.” Contohnya, pada kata "كِتَابِيْنِ" (kitabini), huruf terakhir "ن" (nun) memiliki tanda kasratain di bawahnya.
Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "in.” Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kitabini.” Harakat disebut kasratain memberikan petunjuk yang jelas untuk mengucapkan bunyi "in" pada huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an.
Sebagai contoh lain penggunaan kasratain, kita bisa melihat pada kata "عِلْمِيْنِ" (ilmiiin). Pada huruf kedua "ل" (lam), terdapat tanda kasratain di bawahnya. Maka dengan adanya tanda ini, pengucapan yang benar menjadi "in.”
Demikian, kata tersebut diucapkan sebagai "ilmiiin.” Tanda baca kasratain berperan penting dalam membantu memperjelas pengucapan dan pemahaman dalam membaca huruf hijaiyah di Al-Qur’an.
5. Tanda Baca Dhamatain ( ٌ- )
Selain tanda baca kasrah dan fathah, terdapat juga tanda baca huruf hijaiyah disebut dhamatain ( ٌ- ) dalam huruf hijaiyah yang memiliki bunyi "un.” Tanda ini ditandai dengan lambang dhamah beralis. Sebagai contoh, pada kata "سُورٌ" (surun), huruf ketiga "ر" (ra) memiliki tanda dhamatain di atasnya.
Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "un.” Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "surun.” Dhamatain memberikan petunjuk penting dalam membaca huruf hijaiyah dengan bunyi "un" di Al-Qur’an.
6. Tanda Baca Tasydid ( ّ- )
Tanda baca huruf hijaiyah terdapat tanda baca huruf hijaiyah disebut tasydid ( ّ- ) yang ditempatkan di atas huruf. Tanda ini memiliki fungsi khusus, di mana ketika huruf hijaiyah menggunakan tanda tasydid, pengucapannya dilakukan secara ganda.
Contohnya, pada kata "مَرّ" (marr), huruf kedua "ر" (ra) memiliki tanda tasydid di atasnya. Dengan adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah melafalkan huruf tersebut dua kali.
Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "marr.” Tanda baca ini memainkan peran penting dalam membaca Al-Qur’an dengan memperjelas bahwa pengucapan huruf tersebut harus dilakukan secara ganda.
Sebagai contoh lain dari penggunaan tanda baca tasydid, kita bisa melihat pada kata "نَبّيُّ" (nabiyyu). Pada huruf pertama "ب" (ba), terdapat tanda tasydid di atasnya. Dengan adanya tanda ini, pengucapan yang benar adalah melafalkan huruf tersebut dua kali.
Maka dengan demikian, kata tersebut diucapkan sebagai "nabiyyu.” Tasydid berperan penting dalam memberikan petunjuk yang jelas bahwa pengucapan huruf hijaiyah tersebut harus dilakukan secara ganda dalam membaca Al-Qur’an.
7. Tanda Baca Sukun ( ْ- )
Terakhir, terdapat juga tanda baca huruf hijaiyah disebut sukun ( ْ- ) yang diletakkan di atas huruf hijaiyah. Huruf hijaiyah yang memiliki tanda sukun disebut sebagai huruf mati. Contohnya, pada kata "كِتَابْ" (kitab), huruf terakhir "ب" (ba) memiliki tanda sukun di atasnya.
Maka dengan adanya tanda ini, pengucapan yang benar adalah tanpa bunyi vokal tambahan. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kitab.”
Sukun membantu mengindikasikan bahwa huruf hijaiyah tersebut tidak diikuti oleh bunyi vokal tambahan dan memberikan petunjuk pengucapan yang tepat dalam membaca Al-Qur’an.