Liputan6.com, Jakarta Menikah kini bukan perihal menjaga garis keturunan. Sudah banyak suami istri yang kini merencanakan dan menentukan rumah tangga. Kapan punya anak dan ingin punya anak atau tidak. Keputusan berada pada kesepakatan rumah tangga. Jika tak ingin punya anak, ada pilihan kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
Siapa sangka, meski sudah KB ada kemungkinan masih bisa dikaruniai keturunan. Seperti sebuah kisah pasangan suami istri asal Kolombia, Amerika Selatan ini. Usaha menunda kehamilan dengan pasang KB Vasektomi lewat dokter berujung gagal hingga istri hamil. Padahal menurut penelitian, KB Vasektomi punya tingkat keberhasilan hingga 99 persen.
Melansir dari Oddity Central, kini kisah dokter bernama Diego Naranjo yang memasang KB Vasektomi pada pasiennya tersebut jadi sorotan. Pasalnya, kegagalan sang dokter melakukan prosedur bedah Vasektomi itu tengah bergulir di ranah hukum. Sang dokter harus bertanggung jawab menghidupi anak pasien.
Advertisement
Alhasil dokter Diego Naranjo harus menerima keputusan dari hakim atas tuntutan pasien KB vasektomi yang ia tangani. Berikut selengkapnya Liputan6.com merangkum kisahnya melansir dari Oddity Central, Jumat (19/5/2023).
Dokter Habiskan Jutaan Peso Untuk Menghidupi Anak Pasien Sampai 18 Tahun
Diego Naranjo, seorang dokter dari Medellin, Kolombia, harus membayar jutaan peso untuk menafkahi salah satu bayi pasiennya setelah dia meyakinkan pria itu bahwa vasektomi yang dia lakukan telah berhasil dan dia tidak perlu lagi menggunakan alat kontrasepsi lain.
Mengejutkannya, vasektomi yang dilakukan pada tahun 2012 itu gagal. Tes sperma menunjukkan bahwa vasektomi sebenarnya tidak berhasil. Pasiennya berujung melahirkan bayi perempuan di tahun berikutnya.
Tidak terima, orang tua bayi tersebut menggugat dokter tersebut. Mereka mengklaim bahwa kesalahannya memiliki implikasi serius, baik finansial maupun emosional. Dokter kini dituntut menghidupi anak pasien hingga usianya sampai 18 tahun.
“Akibat kesimpulan yang tidak terduga ini, pasien tidak dianjurkan untuk terus menggunakan metode kontrasepsi untuk menghindari risiko kehamilan,” bunyi putusan pengadilan atas tuntutan dokter Diego.
Menurut putusan pengadilan baru-baru ini, Dr. Naranjo harus membayar 80 gaji minimum saat ini kepada keluarga pasien, atau 92 juta peso (Rp 302 juta) untuk kerugian moral, 60 juta peso (Rp 197 juta) untuk biaya hukum, dan 143 juta peso (Rp 470 juta) sebagai tunjangan anak.
Advertisement
Niat Tidak Menambah Anak Gagal, Ayah Bayi Sakit Hingga Tidak Bisa Bekerja
Menurut laporan, Ayah bayi itu menderita kondisi yang melemahkan yang disebut gangguan pendengaran bilateral yang parah. Kelainan inilah yang membuatnya tidak bisa bekerja. Ia sering mengalami pusing dan muntah dan harus memakai alat bantu dengar agar dapat mendengar dengan baik.
Kondisi tersebut menghalangi laki-laki atau ayah bayi tersebut untuk mendapatkan pekerjaan. Alhasil hakim memutuskan bahwa dokter yang bertanggung jawab atas konsepsi bayi tersebut harus bertanggung jawab. Meskipun, pria tersebut akhirnya meninggalkan istrinya yang hamil dan melahirkan bayi yang tidak direncanakan.
“Ketika terbukti bahwa orang tua tidak ingin menambah anak lagi, disimpulkan bahwa ada dampak pada proyek kehidupan mereka yang berdampak pada bidang non-materi, terutama mengingat situasi ekonomi ayah yang genting yang saat ini tidak dapat bekerja. karena masalah kesehatan mereka.” bunyi putusan hakim.