Liputan6.com, Jakarta Rabies merupakan penyakit yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Anjing dan kucing merupakan hewan yang umum ditemukan dapat menularkan rabies. Pada kucing, rabies bisa menimbulkan serangkaian perubahan baik perilaku maupun fisik.
Rabies adalah penyakit fatal berbahaya yang dapat ditularkan ke kucing. Jika kucing telah digigit oleh hewan yang berpotensi terinfeksi rabies, penting untuk pergi ke dokter hewan dan mengenali gejala yang dialami.Â
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Rabies adalah penyakit virus yang mengerikan yang menyerang sistem saraf pusat dan hampir 100 persen fatal begitu gejala muncul. Mengenali ciri-ciri kucing rabies sangatlah penting.
Ini tak hanya membuat kamu waspada terhadap kesehatan kucing peliharaanmu, tapi juga waspada terhadap adanya kucing liar yang berpotensi menularkan rabies. Berikut ciri-ciri kucing rabies, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(19/10/2020).
Penyebab rabies
Rabies adalah penyakit virus yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang semua mamalia, termasuk kucing, anjing, dan manusia. Rabies disebabkan oleh virus RNA untai tunggal dari genus Lyssavirus, yang ada dalam famili Rhabdoviridae.
Virus ini ditularkan melalui pertukaran darah atau air liur dari hewan yang terinfeksi. Rabies hampir 100 persen fatal bagi hewan atau manusia yang memiliki virusnya.
Advertisement
Gejala prodomal
Biasanya ada tiga tahapan berbeda dengan rabies pada kucing. Tahap pertama disebut tahap prodromal. Pada tahap ini, kucing rabies biasanya akan menunjukkan perubahan perilaku yang tidak sesuai dengan kepribadiannya. Misalnya kucing yang pemalu bisa menjadi supel, kucing yang ramah bisa menjadi pemalu, dan sebagainya.
Pada tahap ini, kucing mungkin menunjukkan perubahan temperamen. Kucing yang aktif bisa menjadi gugup, menarik diri, dan lesu. Kucing dengan sikap lembut mungkin menjadi gelisah, agresif, dan lebih vokal.
Gejala kemarahan
Yang kedua disebut tahap kemarahan yang merupakan tahap paling berbahaya pada kucing rabies. Pada tahap ini, kucing yang terkena rabies menjadi gugup dan ganas. Mereka mungkin juga menangis berlebihan dan mengalami kejang serta kehilangan nafsu makan.
Pada titik ini, virus menyerang sistem saraf dan mencegahnya menelan. Beberapa kucing mengalami kejang otot pada otot tenggorokan dan mulut. Ini bisa menimbulkan gejala klasik seperti mulut mengeluarkan air liur yang berlebihan atau berbusa.
Beberapa kucing mengalami rahang kendur dan menghadapi kesulitan bernapas yang parah. Saat bentuk rabies ini berkembang, kucing mungkin mengalami disorientasi dan kejang yang mengakibatkan kematian.
Advertisement
Gejala paralitik
Ciri-ciri kucing rabies yang ketiga adalah tahap paralitik. Kucing rabies pada tahap ini akan mengalami koma, tidak dapat bernapas, dan sayangnya, paling sering kematian. Tahap ini biasanya terjadi sekitar tujuh hari setelah tanda dimulai, dengan kematian sering terjadi sekitar hari ke-10.
Beberapa kucing dapat melewati tahap kemarahan dan langsung memasuki tahap ini. Kebanyakan kucing akan mati karena gagal napas.
Berapa lama kucing mulai menunjukkan ciri rabies?
Setelah terpapar rabies, kucing tidak akan langsung menunjukkan tanda-tanda. Faktanya, waktu yang dibutuhkan hingga gejala muncul biasanya bervariasi dari tiga hingga delapan minggu; namun, bisa sesingkat 10 hari dan selama satu tahun.
Tingkat munculnya tanda-tanda tergantung pada tempat infeksi. Semakin dekat gigitan rabies ke otak dan sumsum tulang belakang, semakin cepat gejala akan berkembang. Rabies paling sering ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi.
Lebih jarang, penyakit ini dapat ditularkan ketika air liur hewan yang terinfeksi memasuki tubuh hewan lain melalui selaput lendir atau luka terbuka dan segar. Risiko tertular rabies paling tinggi jika kucing sering kontak dengan hewan liar.
Advertisement
Kucing yang berisiko terkena rabies
Kucing yang tidak divaksinasi dan kucing yang dibiarkan berkeliaran di luar ruangan memiliki risiko tertinggi terkena infeksi rabies. Kucing yang dibiarkan lepas di alam terbuka mungkin berkelahi dengan hewan liar yang terinfeksi seperti anjing atau kucing liar yang terinfeksi.
Dan meskipun program vaksinasi yang luas telah membantu mengendalikan rabies pada anjing, populasi kucing liar tetap menjadi inang reservoir virus rabies.
Perawatan rabies pada kucing
Tidak ada pengobatan atau obat untuk rabies begitu gejala muncul. Penyakit tersebut akan mengakibatkan kematian. Meskipun tidak ada obatnya setelah tanda-tanda rabies pada kucing berkembang, kamu dapat mengambil tindakan untuk mencegah penyakit ini berkembang.
Rabies didiagnosis dengan menguji cairan otak, kulit, air liur dan urin hewan. Jika diagnosis rabies telah dikonfirmasi, kamu perlu melaporkan kasus tersebut ke departemen kesehatan setempat. Kucing yang tidak divaksinasi yang digigit atau terkena hewan rabies harus dikarantina sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kucing yang selalu mendapatkan vaksinasi dan yang telah digigit oleh hewan yang mungkin terkena rabies juga harus segera diberi vaksin penguat rabies dan diawasi selama 45 hari.
Advertisement
Cara mencegah rabies pada kucing
Rabies dapat dengan mudah dicegah pada kucing melalui vaksinasi rutin dan mencegahnya pergi keluar rumah. Setelah pemberian vaksin pertama, kucing biasanya akan menerima vaksin lagi setahun kemudian, dan setelah itu, setiap tiga tahun sekali.
Kucing harus menerima vaksinasi rabies pertama mereka pada usia sekitar tiga bulan. Memvaksinasi kucing tidak hanya melindunginya dari rabies, tetapi juga melindungi kucing jika dia menggigit seseorang. Selain itu, untuk menghindari penularan rabies pada diri sendiri, jangan mencoba untuk menangani atau menangkap hewan liar yang bertingkah aneh.