Liputan6.com, Jakarta Tujuan ekonomi islam kini banyak diperkenalkan sebagai salah satu alternatif atas sistem ekonomi yang telah banyak digunakan di seluruh dunia. Sistem ekonomi Islam merupakan sebuah istilah di dalam Agama Islam untuk menjelaskan serangkaian proses aktivitas manusia di dalam perdagangan.
Ekonomi islam adalah penerapan konsep-konsep Al-quran dan hadis, baik langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan ekonomi. Dalam hal ini berarti paradigam utama dalam ekonomi islam bersumber dari Al-quran dan hadis. Dua sumber tersebut tidak bisa diparalelkan dengan prinsip dasar ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis.
Baca Juga
Advertisement
Ekonomi islam mempunyai sifat dasar sebagai ekonomi rabbani dan insani. Dikatakan sebagai ekonomi rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai ilahiah. Sementara itu, ekonomi islam dikatakan sebagai ekonomi insani karena ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia. Selain dua sifat dasar tersebut, ekonomi islam juga memiliki sifat lain yang tidak kalah penting, yaitu keimanan.
Meskipun begitu, masih banyak yang tak mengetahui secara pasti mengenai prinsip, kelebihan, hingga tujuan ekonomi Islam yang diterapkan. Maka dari itu, tak ada salahnya untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut mengenai tujuan ekonomi Islam tersebut.
Untuk lebih rinci, berikut ini penjelasan mengenai tujuan ekonomi islam dalam perdagangan jual beli beserta pengertian dan prinsipnya yang perlu dipahami yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jum’at (13/8/2021).
Pengertian Ekonomi Islam
Menurut salah satu pakar ekonomi, Monzer Kahf, ekonomi islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner atau tidak dapat berdiri sendiri dan perlu penguasaan baik terhadap ilmu pendukungnya. Sedangkan menurut M.A Mannan, ekonomi islam merupakan ilmu yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai Islam. Berdasarkan pendapat dua pakar itu, maka dapat disimpulkan bahwa ekonomi islam adalah bentuk penerapan konsep nilai Islam dalam menjalankan kegiatan ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Advertisement
Konsep Ekonomi Islam
Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama ( NU), ekonomi Islam seperti yang tertuang pada buku Al-Iqtishad Al-Islamy yang berjudul Madkhal wa Manhaj karya Dr. Asyraf Muhammad Dawabah secara lebih rinci merupakan suatu sistem alternatif atas sistem ekonomi yang hingga saat ini masih dipergunakan yakni kapitalis dan sosialis.
Istilah ekonomi Islam pada dasarnya masih terbilang baru dalam sistem ekonomi di dunia. Meskipun kemunculannya tidak dapat disebut baru yakni pada pertengahan abad dua puluh. Kendati demikian, secara tidak langsung praktik dan tujuan ekonomi Islam pada dasarnya sudah diterapkan sejak kemunculan Agama Islam di dunia.
Di dalam buku tersebut dijelaskan bahwa kedua sistem ekonomi terbesar di dunia tengah mengalami keruntuhan. Sejak saat itulah kemudian para ilmuwan Islam mulai menggetolkan pemahaman mengenai prinsip-prinsip ekonomi Islam sebagai suatu solusi.
Secara garis besar, ekonomi Islam memiliki kelebihan yang tak terdapat di kedua sistem ekonomi tersebut. Baik kapitalisme maupun sosialisme, keduanya memiliki kelemahan yang dapat diatasi saat suatu perdagangan menerapkan ekonomi Islam.
Prinsip Ekonomi Islami
Sebelum memehami tujuan ekonomi islam, Anda harus mengetahui prinsip-prinsip ekonomi islam. Sebagai sebuah ilmu, ekonomi islam memiliki prinsip-prinsip dasar yang melandasi keilmuannya. Dalam buku Ekonomi Islam yang berjudul Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional (2005) karya Eko Suprayitno, dijelaskan beberapa prinsip ekonomi islam, yaitu:
1. Sumber daya dipandang sebagai amanah yang diberikan Allah kepada manusia, sehingga pemanfaatannya harus bisa dipertanggungjawabkan di akhirat. Artinya, manusia harus menggunakan sumber daya untuk kegiatan yang bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
2. Kepemilikan pribadi tetap diakui. Namun, dalam batas-batas tertentu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan tidak mengakui pendapatan yang diperoleh secara tidak sah.
3. Bekerja merupakan penggerak utama kegiatan ekonomi islam. Islam menganjurkan manusia untuk bekerja dan berjuang untuk mendapatkan materi dengan berbagai cara, asalkan tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan dalam islam.
4. Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir orang. Setiap orang harus berperan sebagai kapital produktif yang akan meningkatkan besaran produk nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya disalurkan untuk kepentingan orang banyak.
6. Islam menjamin kebebasan individu. Namun kebebasan tersebut tidak boleh melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
7. Seorang muslim harus tunduk pada Allah SWT. Dengan begitu akan mendorong seorang muslim menjauhkan diri dari hal-hal yang berhubungan dengan keburukan.
8. Zakat wajib dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab). Zakat adalah alat distribusi sebagian kekayaan orang yang ditujukan untuk orang miskin dan mereka yang membutuhkan.
9. Islam melarang berbagai macam bentuk riba.
10. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian.
Advertisement
Tujuan Ekonomi Islam
Secara umum, tujuan ekonomi islam untuk memberikan kebahagiaan kepada umat Islam, baik di dunia maupun akhirat, dengan sistem yang dijalankannya. Selain itu, menurut Mohammad Hidayat, tujuan ekonomi islam adalah sebagai berikut:
1. Kebebasan individu dalam konteks kemaslahatan sosial.
2. Persaudaraan dan keadilan universal.
3. Kesejahteraan ekonomi dalam kerangka norma moral islam.
4. Distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata.
Karakteristik Ekonomi Islam
Pemikiran dan pengalaman umat muslim diatur sedemikian rupa sehingga akhirnya melahirkan sistem ekonomi islam yang berlandaskan syariat agama Islam. Secara sadar, mereka berhasil menciptakan ciri-ciri atau karakteristik ekonomi islam itu sendiri. Berikut ini daftar karakteristik ekonomi islam, diantaranya:
1. Aqidah digunakan sebagai fondasi penggerak kegiatan ekonomi.
2. Syari’ah digunakan sebagai batas ketika membuat keputusan ekonomi.
3. Akhlak adalah parameter saat mengoptimalkan ekonomi.
4. Memiliki sifat universal, yakni berlaku bagi seluruh Muslim.
5. Keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat ditekankan.
6. Seseorang dibebaskan untuk memperoleh hal baik selama tidak keluar dari syariat Islam.
7. Pelaku ekonomi diwajibkan bertanggung jawab atas segala tindakannya di bidang tersebut.
8. Memiliki sifat pengabdian dan mengutamakan ridha Allah SWT.
Advertisement