20 Jenis Tanah dan Karakteristiknya, Dukung Kehidupan di Bumi

Ada banyak jenis tanah di dunia.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 27 Mei 2023, 18:10 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2023, 18:10 WIB
Tanah (sumber: Pixabay)
Tanah (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak jenis tanah yang tersebar di dunia. Tanah adalah lapisan terluar dari bumi. Berbagai jenis tanah punya peran pendukung bagi kehidupan di bumi. Peranan tanah bagi kehidupan makhluk hidup sangatlah penting terutama bagi tumbuh-tumbuhan.

Jenis tanah bisa dikenali dari karakteristik dan material pembangunnya. Jenis tanah adalah bagian dari permukaan bumi yang meliputi batuan hancur, humus, bahan anorganik dan organik.

Ada berbagai jenis tanah yang mengalami tekanan lingkungan yang beragam. Jenis tanah terutama diklasifikasikan berdasarkan tekstur, proporsi, dan berbagai bentuk komposisi organik dan mineralnya.

Berikut jenis tanah dengan beragam karakteristiknya, dirangkum Liputan6.com, Jumat(27/11/2020).

Jenis tanah dan karakteristiknya

Tanah (sumber: Pixabay)
Tanah (sumber: Pixabay)

Tanah Kapur

Tanah kapur terbentuk dari batuan kapur yang mengalami pelapukan. Tanah ini banyak dihindari untuk jenis tanaman yang butuh banyak air. Salah satu dari jenis-jenis tanah ini lebih cocok ditanami pohon jati dan jenis pohon keras lainnya.

Tanah Humus

Tanah humus merupakan jenis tanah yang terbentu akibat pelapukan tumbuhan. Tanah ini adalah tanah yang paling subur karena mengandung unsur hara dan mineral yang tinggi. Tanah ini bisa dengan mudah ditemui di daerah yang banyak hutan.

Tanah Liat

terdiri dari campuran aluminium serta silikat yang punya diameter tidak lebih dari 4 mikrometer. Tanah ini terbuat dari lebih dari 25 persen lempung. Tanah liat dibentuk dari proses pelapukan batuan silika yang dilakukan asam karbonat dan sebagian diantaranya berasal dari aktivitas panas bumi. Jenis tanah ini tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia.

Jenis tanah dan karakteristiknya

Tanah (sumber: Pixabay)
Tanah (sumber: Pixabay)

Tanah Lumpur

Tanah lumpur diketahui memiliki partikel yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan tanah berpasir dan terdiri dari batuan dan partikel mineral lainnya. Tanah lumpur mudah diangkut dengan arus bergerak dan terutama ditemukan di dekat sungai, danau, dan badan air lainnya.

Tanah Vulkanis

Tanah vulkanis merupakan jenis tanah yang berasal dari abu gunung api atau vulkanis atau material letusan gunung api yang sudah mengalami pelapukan. Tanah vulkanis tergolong subur dan cocok dijadikan lahan pertanian seperti holtikultura.

Jenis tanah ini umumnya mempunyai ciri berbutir halus, sifatnya tidak mudah tertiup angin, dan jika terkena hujan lapisan tanah bagian atas menutup sehingga tanah ini tidak mudah erosi.

 

Jenis tanah dan karakteristiknya

Jenis tanah Indonesia
Ilustrasi jenis tanah Indonesia (Sumber: Pixabay)

Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan jenis tanah yang masih baru. Tanah ini terbentuk dari perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme. Jenis tanah litosol bisa terbentuk dengan bantuan penanaman pohon agar mendapat mineral dan unsur hara yang cukup. Tanah litosol memiliki tekstur yang lembut, bebatuan bahkan berpasir.

Tanah Latosol

Tanah latosol terbentuk dari batuan sedimen dan metamorf. Jenis tanah ini memiliki karakteristik warna merah hingga kuning dengan tekstur lempung serta memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ada di daerah dengan curah hujan dan kelembapan yang tinggi, atau ada di 300-1000 meter dari permukaan laut.

Tanah Andosol

Tanah andosol merupakan jenis tanah vulkanik yang terbentuk karena proses vulkanisme gunung berapi. Jenis tanah ini dikenal sebagai tanah yang subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan.Warna tanah andosol cokelat cenderung abu. Jenis tanah ini sangat kaya mineral, unsur hara, air, serta mineral.

Jenis tanah dan karakteristiknya

Macam-Macam Air Tanah
Tanah (Sumber: Pixabay)

Tanah Entisol

Tanah entisol hampir mirip dengan tanah andosol. Tanah ini terbentuk akibat pelapukan material hasil etusan gunung berapi, seperti debu, pasir, lahar, dan lapili. Tanah ini bisa ditemukan di daerah yang memiliki gunung berapi.

Tanah Grumusol

Jenis tanah ini terbentuk akibat pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Tanah ini tidak cocok untuk pertanian, karena banyak unsur batuan kapur. Tanah grumusol cenderung kering dan mudah pecah terutama, terutama saat musim kemarau serta punya warna hitam.

Tanah Inceptisol

Tanah inceptisol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf. Jenis tanah ini biasanya ditemukan di hutan. Lokasi dengan tanah jenis ini cocok sebagai perkebunan kelapa sawit atau karet.

Jenis tanah dan karakteristiknya

Ilustrasi berkebun
Ilustrasi tanah. (Sumber: Unsplash/Benjamin Combs)

Tanah Podsol

Tanah podosol terbentuk dari campuran hingga bebatuan kecil. Jenis tanah ini biasanya berwarna kuning dengan tekstur pasir hingga lempung. Tanah ini memiliki kandungan organik rendah sehingga tidak cocok untuk bercocok tanam.

Tanah Organosol

Tanah organosol dibentuk dari pelapukan benda organik seperti tumbuhan, gambut serta rawa. Tanah ini biasanya bisa ditemukan di iklim basah dan punya curah hujan tinggi. Jenis tanah ini, biasanya bisa ditemui di daerah pantai hampir di seluruh Indonesia.

Tanah Oxisol

Tanah oxisol merupakan jenis tanah yang kaya akan zat besi dan alumunium oksida. Tanah jenis ini sering ditemui di daerah tropis dari desa hingga perkotaan. Tanah oxisol memiliki solum yang dangkal dan ketebalannya kurang dari 1 meter. Warna tanah ini cenderung merah kekuningan dan punya tekstur halus seperti tanah liat. Tanah ini juga cocok dijadikan lahan perkebunan seperti tebu, nanas, dan pisang.

Jenis tanah dan karakteristiknya

Ilustrasi berkebun
Ilustrasi tanah. (Sumber Unsplash/Neonbrand)

Tanah Aluvial

Tanah aluvial terbentuk akibat endapan lumpur yang terbawa aliran sungai. Tanah bisa ditemui di bagian hilir karena dibawa dari hulu. Jenis tanah ini biasanya berwarna cokelat hingga abu-abu. Tanah ini sangat cocok bagi pertanian seperti padi, jagung, dan tembakau.

Tanah Laterit

Tanah laterit dikenal dengan warna merah bata. Tanah ini mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di Indonesia, tanah ini cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama daerah desa dan perkampungan. Tanah laterit termasuk dalam jenis tanah yang sudah berusia cukup tua, sehingga tidak cocok ditanami tumbuhan apapun.

Tanah Mergel

Tanah mergel merupakan jenis tanah yang berasal dari kapur. Tanah ini bercampur dengan pasir, serta tanah liat. Tanah kemudian mengalami pembentukan dengan bantuan hujan tapi tidak merata. Jenis tanah ini cukup subur dan bisa ditanami beberapa jenis tanaman. Selain itu ada banyak mineral dan air di dalamnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya