Secara Bahasa Akikah Berarti Memotong, Ketahui Tata Caranya

Secara bahasa akikah berarti memotong, mencukur, atau menyembelih kambing.

oleh Laudia Tysara diperbarui 25 Mei 2023, 11:10 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2023, 11:10 WIB
FOTO: Penyembelihan Hewan Kurban di Tengah Pandemi COVID-19
Petugas bersiap menyembelih hewan kurban Idul Adha di RPH Pulogadung, Jakarta, Jumat (31/7/2020). RPH Pulogadung menyembelih 50 sapi dan puluhan kambing dengan proses pemotongan sesuai syariat Islam dan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Secara bahasa akikah berarti apa? Bisa dipahami, secara bahasa akikah berarti memotong, mencukur, atau menyembelih kambing yang berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar “al-Aqqu,” “aqqa-ya’iqqu / ya’aqqu (عق يعق عقيقة),” dan “‘Aqqa.” Ada waktu khusus untuk pelaksanaan akikah.

Dalam Islam, secara bahasa akikah berarti memotong, ini merujuk pada tradisi berkurban yang dilaksanakan pada hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21, dan beberapa ulama berpendapat akikah boleh dilaksanakan kapan saja setelah anak dilahirkan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, menjelaskan secara bahasa akikah berarti demikian digambarkan seperti penyembelihan kambing atau domba sebagai pernyataan syukur orang tua atas kelahiran anaknya. Dua ekor untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan, lazimnya dilaksanakan pada hari ketujuh.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang secara bahasa akikah berarti memotong, mencukur, atau menyembelih kambing, Kamis (25/5/2023).

Artinya Memotong

FOTO: Penyembelihan Hewan Kurban di Tengah Pandemi COVID-19
Petugas menguliti hewan kurban Idul Adha di RPH Pulogadung, Jakarta, Jumat (31/7/2020). RPH Pulogadung menyembelih 50 sapi dan puluhan kambing dengan proses pemotongan sesuai syariat Islam dan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Secara bahasa akikah berarti memotong yang berasal dari kata “al-Aqqu.” Dalam kitab al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab oleh Imam Nawawi, akikah berarti rambut yang tumbuh di kepala bayi saat lahir. Menurut ajaran agama Islam, menunaikan akikah merupakan ungkapan syukur kepada Allah SWT.

Hewan yang disembelih dalam proses akikah itu dinamakan akikah sebab rambut bayi dipotong ketika prosesi penyembelihan kambing yang dikurbankan. Rasulullah Saw bersabda: “Akikah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” (HR. Bukhari no. 5472)

Dalam Islam, secara bahasa akikah berarti memotong, ini merujuk pada tradisi berkurban yang dilaksanakan pada hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21, dan boleh dilaksanakan kapan saja setelah anak dilahirkan. Rasulullah SAW bersabda: "Akikah disembelih pada hari ketujuh, hari keempat belas, dan hari kedua puluh satu." (HR. Baihaqi)

Menurut buku Perbandingan Mazhab Fiqh: Penyesuaian Pendapat di Kalangan Imam Mazhab (2019) oleh H. Syaikhu, M.H.I, dan Norwili, M.H.I, dijelaskan pula bahwa secara bahasa akikah berarti memotong yang berasal dari kata 'aqqa-ya'iqqu / ya'aqqu (عق يعق عقيقة).

Dalam jurnal penelitian berjudul Nilai-Nilai Pendidikan dalam Hadits Ibadah Akikah (2015) oleh M. Khoir Al-Kusyairi, secara bahasa akikah berasal dari kata 'Aqqa yang memiliki arti mencukur atau menyembelihkan kambing.

Arti ini berasal dari makna hadis "Setiap anak tergadai dengan akikahnya" menyiratkan bahwa jika seorang anak belum menjalani akikah, ayahnya tidak akan mendapatkan syafa'at dari anaknya. Itu maknanya, akikah mengacu pada rambut yang ada di kepala bayi yang baru lahir.

Dalam buku Akikah: Tata Cara dan Doanya oleh Abu Nur Ahmad al-Khafi Anwar bin Shabri Shaleh Anwar, akikah juga dapat dimaknai sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah keturunan yang diberikan oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa diantara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena kelahiran bayi maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang sama dan untuk perempuan satu kambing.” (HR. Abu Daud no. 2843, Ahmad no. 2286, dan Nasa’i 7/162-163)

Tata Caranya

FOTO: Penyembelihan Hewan Kurban di Tengah Pandemi COVID-19
Petugas menguliti hewan kurban Idul Adha di RPH Pulogadung, Jakarta, Jumat (31/7/2020). RPH Pulogadung menyembelih 50 sapi dan puluhan kambing dengan proses pemotongan sesuai syariat Islam dan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menurut Imam an-Nawawi, hukum akikah adalah sunnah bagi orang tua. Disunnahkan mencukur rambut bayi di hari ke-7. Berdasarkan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang dilansir oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, terdapat beberapa cara yang dianjurkan dalam melakukan akikah:

  1. Dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran. Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar pelaksanaan akikah dilakukan pada hari ke-7 setelah kelahiran anak.
  2. Memotong hewan kurban. Hadis menjelaskan bahwa hewan kurban yang digunakan dalam akikah adalah kambing atau domba. Jumlah hewan yang dikorbankan dapat bervariasi. Di Indonesia, biasanya dua ekor untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan. "Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sepadan dan untuk anak perempuan seekor kambing." (HR Abu Dawud)
  3. Berkurban untuk Allah. Akikah merupakan amal sholeh yang dilakukan dengan niat untuk beribadah kepada Allah. “Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke tujuh, dicukur (rambutnya), dan diberi nama.” (HR. Tirmidzi no. 2735, Abu Dawud no. 2527, Ibnu Majah no. 3165)
  4. Memberikan bagian daging hewan kurban kepada orang miskin. Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar bagian daging hewan kurban yang tidak diolah untuk dikonsumsi diberikan kepada orang miskin sebagai bentuk zakat dan kebaikan. Rasulullah SAW bersabda: "Wahai Fatimah, cukurlah kepalanya dan sedekahkanlah perak seberatnya kepada orang-orang miskin." Ali berkata, "Kami pun menimbangnya. Beratnya adalah satu dirham atau kurang.” (HR. Tirmidzi, kitab al-Adhahi hadis nomor 2836)
  5. Memberikan makan kepada sanak saudara dan tetangga. Dalam akikah, bagian daging hewan kurban juga dibagikan kepada sanak saudara dan tetangga sebagai bentuk silaturahmi dan kebaikan.

Secara keseluruhan, pelaksanaan akikah mengikuti tata cara yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ini meliputi niat untuk beribadah kepada Allah, pemotongan hewan kurban pada hari ke-7 setelah kelahiran, serta pemberian bagian daging hewan kurban kepada orang miskin dan juga kepada sanak saudara sebagai bentuk kebaikan dan silaturahmi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya