Ciri-Ciri Orang Depresi, Penyebab, dan Pengobatannya yang Perlu Diketahui

Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli.

oleh Husnul Abdi diperbarui 30 Mei 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2023, 05:00 WIB
Ilustrasi depresi (2)
Ilustrasi orang yang sedang mengalami depresi. (Sumber Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Ciri-ciri orang depresi perlu diketahui oleh setiap orang. Pasalnya, jika tidak segera diobati penyakit ini dapat bertambah buruk. Jika dibiarkan, depresi dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Misalnya gangguan kecemasan, gangguan panik atau fobia sosial.

Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli. Depresi biasanya akan memengaruhi seseorang dalam berpikir dan berperilaku, serta dapat memicu berbagai masalah fisik maupun psikologis.

Depresi adalah penyakit yang menyebabkan seseorang mengalami masalah dalam melakukan kegiatan sehari-harinya. Tak jarang seseorang yang mengalami depresi merasa hidupnya tidak ada gunanya lagi. Walaupun begitu, depresi adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (27/10/2021) tentang ciri-ciri orang depresi.

Faktor Penyebab Depresi

Efektif Meringankan Stres dan Depresi
Ilustrasi Depresi Credit: pexels.com/EnginA

Seperti dikutip Liputan6.com dari KlikDokter, hingga saat ini belum diketahui pasti apa penyebab depresi. Namun, penyakit ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor penyebab depresi ini bisa dipengaruhi oleh kondisi diri sendiri ataupun lingkungan.

Beberapa faktor penyebab depresi adalah sebagai berikut:

- Perubahan biologis. Orang-orang dengan depresi mengalami perubahan fisik di dalam otak mereka. Perubahan yang dimaksud belum dapat dijelaskan secara pasti.

- Ketidakstabilan reaksi kimiawi dalam otak. Dalam suatu penelitian ditemukan jika zat-zat kimia yang terdapat dalam otak mungkin berperan dalam terjadinya depresi. Perubahan dalam zat kimia otak tersebut akan mengakibatkan perubahan kestabilan mood dalam seseorang.

- Perubahan hormon. Perubahan dalam keseimbangan hormon di dalam tubuh dapat memicu terjadinya depresi. Perubahan hormon dapat terjadi saat kehamilan, beberapa minggu atau bulan setelah persalinan, akibat masalah tiroid, menopause, atau kondisi lain.

- Genetik. Depresi lebih sering terjadi pada orang-orang yang dalam keluarga sedarahnya juga memiliki kondisi ini. Para peneliti saat ini masih berupaya untuk menemukan gen yang mungkin menyebabkan depresi.

- Kepercayaan diri rendah dan terlalu bergantung pada orang lain, sering menyalahkan diri sendiri, dan pesimis.

- Mengalami kejadian yang traumatik atau menegangkan. Misalnya pelecehan seksual atau penyiksaan secara fisik, kematian atau kehilangan orang yang dicintai, hubungan yang sulit dengan seseorang, atau masalah keuangan.

- Mengalami trauma atau stres masa kecil yang mulai terjadi saat remaja atau anak-anak.

- Mempunyai identitas seksualitas berbeda seperti lesbian, homoseksual, biseksual, atau transgender di dalam situasi yang tidak mendukung.

- Mempunyai gangguan mental lain, seperti gangguan cemas,atau gangguan makan.

- Ketergantungan terhadap alkohol atau obat-obatan terlarang.

- Penyakit kronik atau penyakit serius, termasuk kanker, stroke, nyeri kronik, atau penyakit jantung.

- Sedang dalam pengobatan tertentu, seperti mengonsumsi beberapa obat hipertensi atau obat tidur. Beberapa ahli menemukan hubungan depresi dengan konsumsi obat-obatan kimiawi tertentu. Sebaiknnya bicarakan dengan dokter sebelum menghentikan pengobatan apapun.

Beberapa faktor penyebab depresi tersebut tentunya harus kamu perhatikan agar bisa menghindarinya atau mencari penanganan terbaik. Selalu berkonsultasi dengan ahlinya dalam penanganan depresi ini.

Ciri-Ciri Orang Depresi dari Aspek Psikologi

Depresi atau Gangguan Cemas
Ilustrasi Depresi atau Gangguan Cemas Credit: pexels.com/Ivan

Setelah memahami apa itu depresi, kamu juga perlu mengetahi ciri-ciri orang depresi. Ciri-ciri orang depresi  ini biasanya terjadi selama lebih dari 2 minggu. Ciri-ciri orang depresi bisa dilihat dari aspek psikologi dan fisik.

Berikut ciri-ciri orang depresi dari aspek psikologi:

Kehilangan minat

Ciri-ciri orang depresi yang pertama jika dilihat dari psikisnya adalah dapat kehilangan minat melakukan aktivitas atau hobi yang sebelumnya sering dilakukuan. Misalnya saja, jika kamu sebelumnya senang berkumpul dengan teman-teman secara rutin, kemudian tiba-tiba kamu tidak mau bertemu atau malas pergi ke acara bareng teman-teman. Jika kamu mengalami ini, maka perlu berhati-hati, bisa jadi itu merupakan ciri-ciri orang depresi.

Menampilkan sisi gelap

Ciri-ciri orang depresi selanjutnya adalah cenderung berpikir tentang bunuh diri, kematian, dan terus-menerus membicarakan hal tersebut. Selain itu, orang yang depresi juga cenderung mengambil tindakan-tindakan yang berbahaya.

Emosi yang tidak terkontrol

Ciri-ciri orang depresi berikutnya adalah kamu bisa marah-marah tanpa sebab dalam beberapa menit. Lalau selang beberapa saat, kamu akan menangis tidak terkontrol. Ciri-ciri depresi memang bisa berupa kesedihan, frustasi, kemarahan, dan menyebabkan perubahan mood mendadak, sehingga sulit dipahami oleh orang lain.

Mudah panik dan cemas

Perasaan ketakutan berlebihan akan sesuatu bisa jadi merupakan tanda dari suatu ansietas atau gangguan cemas. Namun bisa jadi itu juga merupakan ciri-ciri orang depresi. Orang yang sedang mengalami depresi seringkali memberikan gejala berupa kecemasan atau panik yang belebihan.

Merasa rendah dan tidak berharga

Apabila kamu terus menerus dipenuhi dengan pikiran berulang seperti “saya tidak cukup baik” atau “saya tidak penying lagi” atau “saya tidak berharga”, maka kamu perlu berhati-hati. Pasalnya, jika kamu mulai memiliki pikiran seperti ini dan terus dihantui dengan rasa bersalah, maka kamu bisa memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri dan menjadi semakin depresi.

Sulit berkonsentrasi, berpikir, dan mengambil keputusan

Apabila kamu kerap mengalami keruwetan pikiran dan seringkali sulit mengambil keputusan, bisa jadi kamu sedang mengalami gejala depresi. Ketika pikiran kamu terokupasi oleh perasaan sedih atau kekosongan, dapat mempengaruhi konsentrasi kamu terhadap pekerjaan dan hal-hal lainnya.

Hal kecil dapat membuat kamu mudah tersinggung

Ciri-ciri orang depresi ini seringkali diabaikan oleh kebanyakan orang. Padahal, orang yang sedang mengalami depresi mempunyai ambang tersinggung yang rendah. Ketika kamu sedang depresi, kamu bisa menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung karena nyeri psikologis yang kamu rasakan.

Ciri-Ciri Orang Depresi dari Aspek Fisik

ilustrasi depresi/unsplash
ilustrasi depresi/unsplash

Berikut ciri-ciri orang depresi dari aspek psikologi:

Makan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya

Depresi dapat mempengaruhi selera makan kamu. Jika pikiran kamu dipenuhi dengan pikiran negatif, maka kamu dapat menjadi lupa atau kehilangan minat untuk makan. Di sisi lain, hal tersebut juga bisa berkebalikan.

Depresi juga bisa membuat kamu menjadi lebih mudah lapar dan makan lebih banyak. Kombinasi perasaan sedih, pesimis terhadap masa depan dan rasa percaya diri yang rendah seringkali membuat kamu mengalaihkan dengan makan berlebih sebagai efek menenangkan.

Tidur terlalu lama atau bahkan sulit tidur

Diri-diri depresi dari fisik yang dapat dilihat adalah kerap merasakan lelah sepanjang hari dan membuatnya menjadi ingin tidur terus. Selain itu, tidur juga menjadi salah satu cara orang yang mengalami depresi untuk lari dari kesedihan. Namun, di sisi lain orang yang mengalami depresi juga bisa mengalami insomnia atau keuslitan tidur karena memikirkan terlalu banyak hal.

Rasa lelah yang berlebihan

Rasa lelah yang berlebih pada penderita depresi bisa jadi disebabkan oleh perasaan sedih atau merasa putus asa dan tidak berdaya. Nyeri emosional yang kronis memang bisa menyedor energy kamu. Maka tak heran kalau kamu menjadi cepat lelah bahkan untuk bangun dari tempat tidur atau mandi pun kamu merasakan kelelahan.

Nyeri yang tidak diketahui penyebabnya

Nyeri emosional dari depresi bisa saja menimbulkan nyeri disik seperti nyeri kepala, gangguan perut, leher, punggung bahkan mual. Seseorang yang sedang mengalami depresi dan memiliki kesedihan dan stress yang mendalam seringkali tidak mampu menahan emosinya dan emosi tersbeut muncul dalam bentuk keluhan disik seperti nyeri.

Pengobatan Depresi

Depresi
Ilustrasi Depresi Credit: pexels.com/pixabay

Untuk mendiagnosis seseorang terkena depresi atau tidak, perlu dilakukan oleh dokter dan ahli psikologis. Selain konsultasi kepada dokter, untuk mendiagnosis depresi diperlukan evaluasi psikologis oleh psikiater. Untuk menetapkan diagnosis depresi, psikiater perlu memerhatikan tanda-tanda yang ada setidaknya selama dua minggu.

Depresi akan lebih mudah disembuhkan jika terdeteksi lebih dini dan segera ditangani. Penanganan terhadap depresi mencakup psikoterapi, obat-obatan, atau terapi kejut listrik. Metode pengobatan yang diberikan akan dipilih berdasarkan kondisi pasien.

Tindakan Meringankan Gejala Depresi

Depresi memang termasuk penyakit yang belum ditemukan penyembuhnya, tapi kamu bisa meringankan gejalanya dengan melakukan beberapa tindakan berikut:

1. Jangan berhenti meminum obat depresi sebelum memberitahu dokter. Menghentikan pengobatan secara mendadak atau lupa meminum beberapa dosis obat dapat menyebabkan gejala menyerupai gejala putus obat dan dapat memperburuk gejala depresi.

2. Bila kamu sedang hamil atau menyusui, beberapa antidepresan dapat berisiko bagi janin atau anak yang masih menyusui. Konsultasikan dengan dokter bila kamu sedang hamil atau menyusui.

3. Jalani hidup secara sederhana. Mungkin kamu harus mengizinkan diri untuk melakukan lebih sedikit pekerjaan atau aktivitas apabila merasa lelah atau lemah.

4. Tulislah buku harian untuk memperbaiki suasana hati.

5. Bacalah buku atau situs internet yang dapat menolong kamu menjadi lebih baik.

6. Jangan mengurung diri atau memisahkan diri dari aktivitas sosial.

7. Temukan beberapa cara untuk bersantai dan mengatasi stres.

8. Jangan membuat keputusan penting saat merasa kecewa atau murung sebab mungkin kamu sedang tidak berpikir jernih.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya