Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi adalah bencana alam yang bersifat merusak. Fenomena ini bisa terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Indonesia termasuk wilayah rawan akan bencana gempa.
Gempa bumi adalah bencana yang bisa menyebabkan kerugian nyawa dan materil. Menurut WHO, secara global gempa bumi menyebabkan 750 ribu kematian selama kurun 1998-2017. Lebih dari 125 juta orang terkena dampak gempa bumi selama periode ini.
Advertisement
Baca Juga
Meski tak bisa dicegah, gempa bumi adalah bencana yang bisa dihadapi. Salah satu cara menghadapi gempa bumi adalah tanggap akan bencana gempa bumi. Contoh tanggap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan ketika bencana ini datang. Tanggap akan gempa bumi adalah langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kerugian.
Mengetahui apa itu gempa bumi, apa penyebabnya, dan bagaimana cara mengadapinya juga merupakan bentuk tanggap gempa bumi. Berikut pengertian gempa bumi dan penyebabnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (1/2/2022).
Mengenal gempa bumi
Menurut BNPB, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan. Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Menurut WHO, gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi. Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran dan tsunami.
Advertisement
Penyebab gempa bumi
Gempa bumi adalah gerakan tiba-tiba dari lempeng tektonik bumi. Gerakan ini menciptakan getaran tanah yang bisa menghancurkan permukaan bumi. Mengutip BMKG, teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik merupakan wilayah yang rawan gempa.
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci.
Hal ini menyebabkan pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan pelepasan mendadak yang disebut gempa bumi.
Penyebab gempa bumi berdasarkan jenisnya
Gempa bumi tektonik
Dalam kasus tektonik, penyebab gempa bumi adalah pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak. Penyebab utamanya adalah ketika lempeng tektonik saling tumpang tindih yang menyebabkan gempa bumi yang parah.
Gempa bumi vulkanik
Gempa bumi vulkanik dikaitkan dengan aktivitas gunung berapi. Kondisi ini terjadi ketika magma di dalam gunung berapi mengalami pergerakan. Mengutip MAGMA, gempa bumi vulkanik adalah getaran mikro pada kerak bumi lokal yang diakibatkan oleh kegiatan magma atau erupsi gunung api. Gempa bumi jenis ini dapat terjadi sebelum, selama atau sesudah erupsi gunung api. Getaran ini disebabkan oleh gesekan magma dengan dinding batuan yang diterobos pada saat magma naik ke permukaan.
Gempa bumi induksi manusia
Gempa bumi induksi manusia atau juga disebut gempa bumi buatan adalah gempa yang terjadi akibat aktivitas manusia. Ini termasuk injeksi cairan ke dalam sumur, ledakan ledakan nuklir bawah tanah yang besar, penggalian tambang, dan pengisian reservoir besar.
Gempa bumi tumbukan
Gempa bumi tumbukan adalah jenis gempa bumi yang sangat jarang terjadi. Gempa ini disebabkan oleh jatuhan benda luar angkasa seperti meteor atau asteroid. Kekuatan ledakan yang dihasilkan gempa ini dapat menyamai kekuatan ledakan dari bom atom.
Advertisement
Penyebab Indonesia sering terjadi gempa bumi
Gempa bumi adalah bencana yang sering terjadi di Indonesia. Ini karena Indonesia dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu, Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Mengutip BMKG, Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempa bumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami. Ini kemudian juga membuat Indonesia menjadi rawan tsunami.
Indonesia juga terletak pada jalur seismik Cincin Api Pasifik yang membuatnya menjadi rawan terhadap gempa. Gempa bumi juga sering disebabkan oleh aktivitas vulkanik gunung berapi. Menurut data MAGMA, saat ini ada 127 gunung api dengan 69 gunung api yang aktif.
Cara menghadapi gempa bumi
Saat gempa bumi terjadi, ada hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengevakuasi diri. Berikut cara mengadapi gempa bumi, dirangkum dari Buku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana dari BNPB:
Di dalam bangunan, seperti rumah, sekolah ataupun bangunan bertingkat:
- Guncangan akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, upayakan keselamatan diri Anda dengan cara berlindung di bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca. Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari keluar rumah.
- Jika sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
- Bila di luar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng, atau material lain. Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke lapangan terbuka, jangan berdiri dekat tiang, pohon, atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh.
- Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan. Gunakan tangga darurat untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam lift, tekan semua tombol atau gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola bangunan.
- Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan.
- Apabila Anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan, ikuti instruksi evakuasi.
Di dalam mobil:
- Saat terjadi gempa bumi besar, Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil.
- Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil Anda di kiri bahu jalan dan berhentilah.
- Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memerhatikan lingkungan sekitar atau melalui alat komunikasi lainnya seperti radio atau gawai.
Apabila mendengar peringatan dini tsunami, segera lakukan evakuasi menuju ke tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi.
Advertisement