10 Faktor Penyebab Stres yang Umum Terjadi, Kenali Bahayanya

Stres bisa membahayakan kesehatan.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 31 Mei 2023, 06:40 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2023, 06:40 WIB
Ilustrasi stres
Ilustrasi stres. Sumber foto: unsplash.com/Francisco Moreno.

Liputan6.com, Jakarta Faktor penyebab stres bisa dipicu banyak hal. Stres merupakan kondisi psikologis yang tak bisa dibiarkan begitu saja. Stres bisa berlangsung dalam jangka pendek hingga jangka panjang.

Stres adalah perasaan alami ketika seseorang tidak mampu mengatasi tuntutan dan peristiwa tertentu. Faktor penyebab stres dapat berasal dari pekerjaan, hubungan, tekanan keuangan, dan situasi lain. Stres bisa menjadi kondisi kronis jika dibiarkan begitu saja. 

Faktor penyebab stres adalah apapun yang menimbulkan tantangan, ancaman nyata, atau yang bisa mengganggu kenyamanan. Mempelajari cara mengenali faktor penyebab sters adalah langkah pertama untuk mengatasinya.

Faktor penyebab stres bisa berasal dari diri sendiri, sosial, hingga peristiwa traumatik tertentu. Mengidentifikasi faktor penyebab stres sangatlah penting.

Berikut faktor penyebab stres, dirangkum Liputan.com dari Healthline, Senin(24/8/2020).


Faktor penyebab stres: masalah pribadi

Ilustrasi stres
Ilustrasi stres. Sumber foto: unsplash.com/Kevin Grieve.

Kesehatan

Penuaan, diagnosis penyakit baru, dan gejala atau komplikasi dari penyakit saat ini dapat menjadi faktor penyebab stres. Selain itu, meski tidak mengalami masalah kesehatan, seseorang yang tinggal bersama dengan orang yang sedang menghadapi suatu penyakit juga bisa merasa stres.

Hubungan

Pertengkaran dengan pasangan, orang tua, atau anak dapat meningkatkan tingkat stres. Masalah di antara anggota keluarga atau rumah tangga yang lain juga bisa membuat stres, meski tidak terlibat langsung.

 


Faktor penyebab stres: masalah pribadi

Ilustrasi stres
Ilustrasi stres. Sumber foto: unsplash.com/Nik Shuliahin.

Keyakinan pribadi

Argumen tentang keyakinan pribadi, agama, atau politik dapat menantang, terutama dalam situasi di mana seseorang tidak dapat melepaskan diri dari konflik. Peristiwa besar dalam hidup yang membuat seseorang mempertanyakan keyakinannya sendiri juga bisa menyebabkan stres. Ini bisa terjadi jika keyakinan berbeda dengan orang-orang terdekat.

Masalah emosional

Ketika merasa tidak mampu berhubungan dengan seseorang, atau perlu mengekspresikan emosi tetapi tidak bisa, ini dapat meningkatkan stres. Gangguan kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan, hanya menambah ketegangan emosional.


Faktor penyebab stres: masalah pribadi

Ilustrasi stres
Ilustrasi stres (Unsplash.com/Nick Karvounis)

Perubahan hidup

Kematian orang yang dicintai, berganti pekerjaan, pindah rumah, dan mengirim anak ke perguruan tinggi adalah contoh perubahan besar dalam hidup yang bisa membuat stres. Bahkan perubahan positif, seperti pensiun atau menikah, dapat menyebabkan stres yang signifikan.

Keuangan

Masalah keuangan adalah faktor penyebab stres yang umum. utang kartu kredit, sewa, atau ketidakmampuan untuk menafkahi keluarga atau diri sendiri dapat menyebabkan stres berat. Tekanan finansial menjadi penyebab stres terbesar.


Faktor penyebab stres: masalah sosial

Berhubungan dengan Gangguan Mental
Ilustrasi Stres dan Kelelahan Credit: pexels.com/pixabay

Pekerjaan

Penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan dan konflik dari pekerjaan dapat menjadi faktor penyebab stres. Tekanan pekerjaan, pencapaian target, dan lingkungan pekerjaan bisa menyebabkan stres.

Diskriminasi

Merasa didiskriminasi dapat menyebabkan stres jangka panjang. Misalnya, seseorang mungkin mengalami diskriminasi atas dasar ras, etnis, jenis kelamin, atau orientasi seksual mereka. Beberapa orang menghadapi diskriminasi dan stres yang ditimbulkannya hampir setiap hari.

Lingkungan

Lingkungan yang tidak aman, kota yang penuh kejahatan, dan masalah keamanan lainnya dapat menyebabkan stres kronis.


Faktor penyebab stres: peristiwa traumatis

ilustrasi stres menyebabkan sembelit/pexels
ilustrasi stres/pexels

Orang yang pernah mengalami peristiwa traumatis atau situasi yang mengancam jiwa sering kali hidup dengan stres jangka panjang. Misalnya seseorang bisa mengalami stres jangka panjang setelah selamat dari perampokan, pemerkosaan, bencana alam, atau perang.

Dalam banyak kasus, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan stres pascatrauma (PTSD). PTSD adalah gangguan kecemasan kronis yang disebabkan oleh peristiwa traumatis atau rangkaian peristiwa traumatis.


Dampak buruk stres pada tubuh

Ilustrasi stres
Ilustrasi stres. Sumber foto: unsplash.com/Jeshoots.

Stres memperlambat beberapa fungsi tubuh normal, seperti fungsi sistem pencernaan dan kekebalan tubuh. Berikut dampak buruk stres untuk tubuh:

Sistem pernapasan dan kardiovaskular

Hormon stres memengaruhi sistem pernapasan dan kardiovaskular. Selama stres, tubuh akan bernapas lebih cepat dalam upaya mendistribusikan darah kaya oksigen dengan cepat ke tubuh. Stres juga akan membuat jantung memompa lebih cepat. Stres dapat meningkatkan tekanand darah dan meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung.

Sistem pencernaan

Ketika stres hati akan menghasilkan gula darah ekstra untuk memberi dorongan energi. Ketika stres menjadi kronis, tubuh bisa tidak dapat mengimbangi lonjakan gula darah ini. Stres kronis dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Stres juga dikaitkan dengan peningkatan asam lambung.


Dampak buruk stres pada tubuh

ilustrasi stres/unsplash
ilustrasi stres/unsplash

Sistem otot

Saat stres otot akan menegang untuk melindungi diri dari cedera. Otot yang tegang menyebabkan sakit kepala, nyeri punggung dan bahu, serta nyeri tubuh.

Sistem imun

Stres bisa memengaruhi sistem kekebalan. Seiring waktu hormon stres akan melemahkan sistem kekebalan dan mengurangi respons tubuh terhadap penyerang asing. Orang yang mengalami stres kronis lebih rentan terhadap penyakit virus seperti flu dan pilek, serta infeksi lainnya.

Seksualitas dan sistem reproduksi

Jika stres berlanjut dalam waktu lama, kadar testosteron pria bisa mulai turun. Stres bisa mengganggu produksi sperma dan menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi. Stres kronis juga dapat meningkatkan risiko infeksi pada organ reproduksi pria seperti prostat dan testis.

Bagi wanita, stres bisa memengaruhi siklus haid. Stres dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur, lebih berat, atau lebih menyakitkan. Stres kronis juga dapat memperparah gejala fisik menopause.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya