3 Contoh Naskah Drama Singkat, Ketahui Unsur-Unsurnya

Contoh naskah drama yang baik akan membuat seseorang mampu memahami unsur-unsur di dalam naskah tersebut.

oleh Nurul Lutfiyah diperbarui 30 Mei 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi Naskah, Menulis
Ilustrasi Naskah, Menulis (Photo by Ron Lach from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Naskah drama menjadi bagian penting dalam pementasan suatu pertujukan drama atau teater. Naskah akan membuat jalan cerita menjadi lebih runtut dengan dialog-dialog pemeran di dalamnya. Para pemeran dapat dengan mudah memahami alur dari sebuah cerita. Tidak hanya itu, penonton juga dapat menikmati pertunjukan dengan baik.

Contoh naskah drama yang baik akan membuat seseorang mampu memahami unsur-unsur di dalam naskah tersebut. Unsur-unsur itu lah yang membangun naskah menjadi sebuah cerita yang utuh. Naskah drama dapat ditulis dari ide yang bersumber dari imajinasi penulis, kejadian-kejadian di sekitar hingga karya lain seperti legenda, novel, cerpen, dan lainnya. Ide tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan tema, keinginan, dan tujuan dari naskah itu dibuat.

Berikut informasi mengenai contoh naskah drama hingga unsur-unsur di dalamnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (30/5/2023).

Naskah Drama

Ilustrasi naskah akademik
Ilustrasi naskah akademik. Kredit: Anja (cocoparisienne) via Pixabay

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), naskah merupakan karangan yang masih ditulis dengan tangan; karya seseorang yang belum diterbitkan.  Sedangkan drama memiliki pengertian sebagai komposisi sebuah syair atau prosa dengan harapan dapat menggambarkan kehidupan dan watak seseorang melalui tingkah laku (acting) atau dialog yang dipertunjukkan. Selain itu drama juga berarti cerita atau kisah, khususnya yang melibatkan konflik atau emosi secara khusus disusun untuk pertunjukan teater.

Wiyanto (2002: 31-32), mengatakan bahwa naskah drama adalah karangan berisi cerita atau lakon. Naskah drama memiliki susunan yang berbeda dengan cerita pendek atau novel. Cerita dalam naskah drama tidak dikisahkan secara langsung, tetapi melalui dialog para pemeran. Dalam hal ini naskah drama mengutamakan ucapan-ucapan dari para pemeran untuk dapat dimengerti oleh penonton. Penonton pun dapat memahami dan menangkap cerita secara utuh.

Contoh naskah drama memiliki ide yang berasal dari pengalaman pribadi atau kejadian di lingkungan sekitar. Selain itu imajinasi penulis juga dapat menjadikan sebuah naskah drama menjadi lebih hidup. Karya-karya lain seperti legenda, cerita pendek, hingga novel pun dapat menjadi sumber penulisan naskah drama.

Unsur-Unsur Naskah Drama

Ciri dan Struktur Teks Ulasan
Ilustrasi Menulis Teks Ulasan Credit: unsplash.com/NeonBrand

Penulisan naskah drama memerlukan pengetahuan yang luas dari seorang penulis. Pengetahuan tersebut membantu penulis dalam membangun unsur-unsur yang diperlukan dalam naskah drama. Penulis juga harus mampu membangun konflik yang terjadi menjadi lebih hidup agar penonton dapat ikut merasakan konflik tersebut. Berikut unsur-unsur dalam naskah drama yang harus diperhatikan.

  • Tema
  • Penokohan
  • Tokoh
  • Alur cerita atau plot
  • Latar atau setting
  • Dialog
  • Konflik
  • Amanat

3 Contoh Naskah Drama Singkat

Ilustrasi adegan | Martin Lopez dari Pexels
Ilustrasi adegan | Martin Lopez dari Pexels

Contoh naskah drama diperlukan agar penulis dapat memiliki gambaran untuk menulis sebuah naskah drama. Hal ini dapat membantu penulis dalam memperkaya naskah drama yang sedang dibuatnya. Penulis juga diharapkan mampu membuat naskah drama yang lebih baik dari contoh naskah drama tersebut. Berikut beberapa contoh naskah drama singkat melansir dari Modul Pelajaran SMA Bahasa Indonesia.

1. Naskah Drama ‘Cerita di Sekolah’

Ilustrasi siswa, sekolah, belajar, pendidikan
Ilustrasi siswa, sekolah, belajar, pendidikan. (Photo Copyright by Freepik)

Di suatu sekolah ternama, ada tiga nama siswa yang memang sangat populer dan disegani olehteman-teman yang lainnya. Mereka adalah Sherly, Rany dan Ira. Mereka terbiasa mendapatkanapapun yang diinginkannya, terutama dengan uang. Namun, ternyata ada kelompok yang kedua, mereka adalah Neyra, Kholil dan Dimas. Mereka adalah siswa yang berprestasi di sekolahnya, namun mereka tergolong dari keluargatidak mampu sehingga sering diremehkan oleh Sherly, Rany dan Ira. Pada jam istirahat, mereka bertiga akan pergi ke kantin, namun uang Sherly hilang.

Rany : “Sher, Ir ayo kita ke kantin!”

Ira : “Perutku sudah terasa sangat lapar”.

Sherly : (Sambil mencaricari uangnya di dalam tas) “Aku juga sangat lapar. Uang aku ternyata hilang”.

Rany : “Berapa emangnya? Coba cari lebih teliti lagi”.

Sherly : “Tidak mungkin Ran, aku ingat banget tadi taruhnya disini”.

Ira : “Hmmmm…. Mending kita gledah semua tas di kelas ini”.

Rany : “Geladahnya tunggu anak-anak di dalam kelas semuanya Sher, kita tidak enak sama teman-teman”.

Ira : “Ya udah, mendingan kita sekarang ke kantin, biar aku yag traktir”.

Setelah semua siswa masuk ke dalam kelas. Maka Rany memberikan pengumuman atas uang Sherly yang hilang.

Rany : “Teman-teman ada yang lihat uang Sherly tidak ya”?

Kholil : “Berapa uangnya?”

Sherly : “500 ribu rupiah”

Kholil : “Menggeleng”.

Rany : “Ya sudah, kita akan geledah tas kalian semua” (Ririn menuju meja Dimas yangsedang membaca bukunya, di ambil tas dan menggledahnya)

Rany : “Loh ini uangnya Sher, 500 ribu kan”

Dimas: (Ia langsung meletakkan bukunya) “Bukan, uang itu diberikan ayah ku untuk membayar sekolah” (sambil merebut uang tersebut dari Rany).

Kholil : “Iya, betul. Itu uang Dimas, tadi pagi aku melihat sendiri ayahnya yang memberikan ke Dimas”.

Sherly : “Aku tidak menyangka!”

Nurul : “Kamu jangan gitu dong, Sher. Dimas belum tentu mengambil uangmu! Siapa tahu, uang itu memang benar-benar pemberian ayahnya untuk membayar sekolah”.

Akhir cerita, ternyata yang mengambil uang Sherly yaitu teman terdekatnya yaitu Ira. Saat itu keluarganya sedang susah, namun Ira ingin tetap mengikuti gaya hidup seperti kedua sahabatnya. Meskipun Sherly sempat marah, akhirnya Ia mengetahui kondisi Ira dan memaafkanya. Tak lupa Sherly juga meminta maaf pada Dimas.

2. Naskah Drama ‘Kejujuran’

Ilustrasi mengungkap kebenaran, kejujuran
Ilustrasi mengungkap kebenaran, kejujuran. (Gambar oleh OpenClipart-Vectors dari Pixabay)

Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang dilakukan ulangan mendadak serta mengumpulkan tugas.

Guru : “Anak – anak, silakan dikumpulkan tugas karya tulis minggu kemarin.”

(kemudian satu persatu siswa naik mengumpulkan tugas karya tulis masing-masing)

Guru : “Karena ini merupakan tugas perorangan, maka penilaian akan dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis kalian. Oke, masukkan buku kalian semua. Bapak akan mengadakan ulangan.”

Reni : “Hah, ulangan apa lagi pak? baru saja 2 hari yang lalu diadakan ulangan”

Guru : “Rara, tolong dibagikan kertas folio ini ke semua siswa.”

Rara : “Baik pak”

(sambil berjalan membagikan kertas folio. Suasana ruang kelas berubah menjadi gaduh karena setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak ini)

Guru : “Pada ulangan kali ini, bapak ingin kalian menulis ulang pokok-pokok dan kesimpulan dari karya tulis yang kalian buat.”

Kemudian siswa hening dan sibuk mengerjakan ulangan. Sedangkan pak guru sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi dikumpulkan. pak guru menemukan keanehan pada tugas karya tulis milik Rara dimana isinya sama persis dengan karya tulis milik Rina. Setelah 20 menit berlalu, kemudian kertas ulangan dikumpulkan.

Guru : “Baiklah yang lain bisa istirahat. Tolong Rara dan Rina tetap disini, bapak mau bicara.”

(semua siswa keluar ruang kelas kecuali Rara dan Rina)

Guru : “Bapak minta kalian berdua jujur kepada bapak. Kenapa tugas kalian bisa sama persis, bahkan titik dan komanya juga.”

Rara : “Saya mengerjakan karya tulis itu sendiri pak”

Rina : “Saya juga mengerjakan karya tulis saya sendiri”

Guru : “Lalu, Mengapa isi dari jawaban ulangan kalian tadi tidak sama denganisi karya tulis kalian?”

(lama Rara dan Rina terdiam, takut-takut untuk memulai bercara)

Guru : “Kalau begitu, bapak anggap kalian tidak mengerjakan tugas karya tulis dan tidak mengikuti ulangan tadi.”

Rina : “Maaf pak. Kalau saya jujur, apakah kalau saya berkata jujur maka bapak akan memaafkan saya?”

Guru : “Tentu.”

Rina : “Saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet pak. Saya langsung copy paste dan tidak saya baca lagi. Itulah mengapa ulangan tadi tidak sama dengan isi karya tulis saya”

Guru : “Baiklah, alasan bisa bapak terima. trus kamu Rara?”

Rara : “Saya minta tolong Reni mengerjakan tugas karya tulis itu pak. Dan kelihatannya dia mencari sumber dari internet.”

Guru : “Kalau begitu tolong panggilkan Reni”

Rara : “Baik pak”

(Rara pun keluar memanggil Reni)

Reni : “Bapak memanggil saya ?”

Guru : “Iya, bapak ingin bertanya, apa benar murid 1 minta tolong pada kamuuntuk mengerjakan tugasnya ???”

Reni : “Iya pak, maafkan saya pak. Rara bilang dia tidak mengerti tugas dari bapak terlebih dia bilang dia tidak bisa mencari tugas tersebut dari internet karena dia tidak punya uang untuk ke warnet”

Guru : “Baiklah kalau begitu. Tugas karya tulis dan ulangan kalian bapak kembalikan. kalian harus membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam 3 hari.”

Rara dan Rina : “Baik pak”

3. Naskah Drama ‘Menyontek’

Ilustrasi ujian di sekolah
Ilustrasi ujian di sekolah. (Photo by Oussama Zaidi on Unsplash)

Di sebuah kelas SMA, hiduplah 4 orang siswa yang sedang bahagia. Namun kondisi berubahketika mereka mendapatkan kabar bahwa besok akan ujian.

Rena : “Eh kalian udah belajar buat ulangan besok?”

Roy : “Belum”

Zainal : “Astaga, Innalillahi”.

Rena : “Apa? Kalau nilai ulangannya jelek bisa dihukum.”

Zainal : “Paling-paling hukumannya juga cuma lari keliling lapangan bola 10 kali

doang”.

Rena : “Bukan! Kali ini hukumannya serem, harus ikut pelajaran tambahan setiap pulang sekolah. Kamu sudah belajar Rin?” (Melirik ke arah Ririn).

Ririn : “Sudah dong, Ririn (sambil menunjuk-nunjuk bangga ke dirinya sendiri)”.

Singkat cerita, kemudian mereka bertaruh. Siapa yang nilai ujiannya paling besar, maka akandianggap menang dan bisa memerintah orang yang kalah. Ririn berusaha keras untuk belajar, sedangkan Roy berjuang keras untuk membuat contekan di kertas kecil. (Saat Ujian)

Pak Asep : “Baik anak-anak, silahkan buka lembar soalnya sekarang!”

Ririn : “Bismillah”.

Roy : “Soal ini kan gampang sekali. Kalau gini kan gak akan ketahuan”. (Sambil

menempelkan kertas contekan di pungguh Pak Asep).

Pak Asep :” Bapak keluar dulu, ingat jangan nyontek atau bertanya pada temannya ya. Dan satu lagi, jangan ribut”. (keluar kelas).

Roy : “Rencana B dimulai” (menyilangkan kaki dan melihat kertas contekan di atassepatunya). Roy : “Ah, bukan yang ini” (bingung)

Roy : “Ah yang ini nih!” (sambil mengeluarkan kertas contekan dari dasi).

Roy : “Selesai” (sambil merebahkan diri di kursi, tersenyum puas sambil melirikteman-temannya yang lain belum selesai mengerjakan).

Akhirnya ulangan selesai, dan Pak Asep membagikan kertas hasil ujian kepada semua siswanya.

Pak Asep : “Ini hasil ujian kalian”. (sambil membagikan kertas).

Ririn :” Hore! Nilaiku 85”. (tersenyum puas.)

Zainal : “Hahahaha, aku dapat 65. Lumayan ujian kemarin cuma 60”.

Roy : “Lhah Pak, kok nilai ujian saya cuma 50”?

Pak Asep : “Sebab soal nomor 11–20 di balik kertas gak kamu is”i.

Roy : “Apa? Masih ada soal lagi?”

Ririn : “Hahahaha, kamu kalah Roy! Dengan ini saya perintahkan kamu gak

nyontek lagi waktu ujian”! (sambil menunjuk-nunjuk Roy dengan tertawa

lepas).

Pak Asep :” Apa? Jadi kamu kemarin nyontek? Oke, kalau begitu nilai kamu saya

kurangi 5 poin lagi!”

Roy : “Aduuuh, apes benar aku ini” (mengucek-ngucek rambut)

Akhirnya, Roy menyadari kesalahannya dan berjuang keras untuk belajar. Dia tidak pernahmenyontek saat ujian lagi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya