7 Jenis Pneumonia yang Perlu Diwaspadai, Kenali Penyebabnya

Waspadai jenis dan penyebab pneumonia

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 15 Jun 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2023, 16:30 WIB
Jenis Pneumonia
Jenis Pneumonia

Liputan6.com, Jakarta Pneumonia adalah infeksi yang memengaruhi sistem pernapasan. Infeksi ini menyebabkan peradangan di kantung udara di paru-paru yang disebut alveoli. Pneumonia dapat diidap siapapun. Namun, penyakit ini paling berbahaya untuk orang lanjut usia, bayi, orang sakit, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh. 

Beberapa waktu ini, kasus pneumonia virus ditemukan di di Kota Wuhan, Tiongkok. Kasus pneumonia ini masih misterius penyebabnya dan diketahui bukan pneumonia biasa. Meski tak sampai ke Indonesia, penting untuk mengetahui tentang penyakit pernapasan satu ini.

Banyak kuman dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab dan di mana ia ditularkan. Jenis-jenis pneumonia ini memiliki tingkat keparahannya sendiri. Jenis pneumonia paling umum adalah pneumonia yang disebabkan bakteri dan virus di udara.

Mengenal jenis-jenis pneumonia dapat membuat tiap orang waspada akan penularan penyakit ini. Berikut jenis-jenis pneumonia yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin(13/1/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pneumonia yang berasal dari lingkungan

Ilustrasi Sakit Flu dan Demam
Pneumonia yang berasal dari lingkungan (iStockphoto)

Pneumonia yang didapat dari lingkungan adalah jenis pneumonia yang paling umum. Pneumonia yang berasal dari lingkungan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Penyakit ini dapat menjangkit saat menghirup makanan, cairan, atau udara yang terkontaminasi.

Kondisi ini lebih mungkin terjadi saat seseorang memiliki masalah menelan atau batuk. Jika seseorang kesulitan untuk batuk, bakteri dapat berkembang biak di paru-paru dan menyebabkan pneumonia.


Pneumonia yang didapat di rumah sakit

Ilustrasi rumah sakit/Pixabay StockSnap
Ilustrasi rumah sakit/Pixabay StockSnap

Seseorang bisa terkena pneumonia selama dirawat di rumah sakit. Pneumonia yang didapat di rumah sakit bisa serius karena bakteri yang menyebabkannya mungkin lebih resisten terhadap antibiotik dan karena orang yang mendapatkannya sudah sakit. Orang yang menggunakan mesin pernapasan (ventilator) yang sering digunakan di unit perawatan intensif, berisiko lebih tinggi terkena pneumonia jenis ini.


Pneumonia pneumokokus

20160205-Kanker Paru Paru-iStockphoto
Ilustrasi Paru Paru (iStockphoto)

Jenis pneumonia bakteri yang paling umum disebut pneumonia pneumokokus. Pneumonia pneumokokus disebabkan oleh kuman Streptococcus pneumoniae yang biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas. Pneumonia bakteri sering mempengaruhi hanya satu bagian, atau lobus, dari paru-paru.

Gejala umum pneumonia pneumokokus termasuk demam tinggi, keringat berlebih dan menggigil, batuk, sulit bernapas, sesak napas dan nyeri dada. Gejala-gejala tertentu, seperti batuk dan kelelahan, dapat muncul tanpa peringatan dan dapat berlangsung selama berminggu-minggu, atau lebih lama.


Pneumonia Mycoplasma

ilustrasi sesak napas
ilustrasi sesak napas (sumber: iStockphoto)

Pneumonia Mycoplasma juga dikenal sebagai sebagai pneumonia atipikal dan kadang-kadang disebut pneumonia berjalan. Pneumonia ini menyebar dari lingkungan dengan banyak orang. Ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, uap air yang mengandung bakteri dilepaskan ke udara yang kemudian terhirup dan berpotensi menjadi epidemi.

Batuk kering adalah tanda infeksi yang paling umum. Gejala Pneumonia Mycoplasma berbeda dari pneumonia khas yang disebabkan oleh bakteri umum, seperti Streptococcus dan Haemophilus. Pasien biasanya tidak mengalami sesak napas yang parah, demam tinggi, dan batuk produktif. Mereka lebih sering mengalami demam ringan, batuk kering, sesak napas ringan terutama saat aktivitas, dan kelelahan.


Pneumonia Legionnaires

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Penyakit Legionnaires adalah jenis pneumonia parah yang disebabkan oleh bakteri Legionella. Bakteri Legionella tumbuh subur di air hangat. Orang bisa terinfeksi Legionella dengan menghirup tetesan air yang terkontaminasi di udara.

Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah demam tinggi, panas dingin, batuk, dengan atau tanpa lendir atau darah, sesak napas, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.


Pneumonia virus

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Virus yang menginfeksi saluran pernapasan bagian atas juga dapat menyebabkan pneumonia. Virus influenza adalah penyebab paling umum dari pneumonia virus pada orang dewasa. Sementara itu, Respiratory syncytial virus (RSV) adalah penyebab paling umum dari pneumonia virus pada anak kecil.

Kebanyakan pneumonia virus tidak serius dan berlangsung lebih singkat daripada pneumonia bakteri. Tetapi dalam beberapa kasus, pneumonia virus bisa menjadi sangat serius. Gejala-gejala pneumonia virus dapat berkisar pada tingkat keparahan dan dapat mencakup demam, batuk, sesak, dan kelelahan.

Beberapa orang dengan pneumonia virus mungkin juga menderita sakit tenggorokan atau sakit kepala, tergantung pada penyebab infeksi virus yang mendasarinya.


Pneumonia Jamur

Ilustrasi Sakit Flu dan Demam
Pneumonia Jamur (iStockphoto)

Jamur dari tanah atau kotoran burung dapat menyebabkan pneumonia. Mereka paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Pneumocystis pneumoniais adalah infeksi jamur serius yang disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii.

Pneumonia ini terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah karena HIV / AIDS. Pneumocystis pneumoniais juga bisa terjadi akibat penggunaan obat-obatan jangka panjang yang menekan sistem kekebalan tubuh seperti yang digunakan untuk mengobati kanker atau mengelola transplantasi organ.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya