Liputan6.com, Jakarta Human immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV bisa masuk ke dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga jumlah sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi akan menurunkan. Itu sebabnya penting untuk mengetahui dengan benar cara penularan HIV, sehingga dapat menghindari penyakit tersebut.
Kesadaran masyarakat mengenai penyakit HIV dan AIDS telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Namun, bukan berarti upaya kita mencari cara penularan HIV berhenti sampai di situ. Sebab kenyataannya kasus HIV dan angka kematian akibat AIDS secara global masih cukup tinggi.Â
Baca Juga
Advertisement
Memahami bagaimana cara penularan HIV merupakan inti dari pencegahan penyebaran penyakitnya beserta komplikasi HIV yang merugikan. Terlebih, masih banyak mitos tentang penyebaran HIV dan AIDS beredar di luaran sana yang harus diluruskan agar kesalahpahaman tidak lagi menelan korban.
Munculnya mitos keliru soal penularan HIV juga memperparah stigma terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang bisa mengalami diskriminasi sosial oleh masyarakat yang salah paham. Kabar keliru ini juga menghambat upaya tenaga medis dan aktivis yang ingin mengampanyekan pencegahan penyakit tersebut serta bagaimana cara merawat ODHA. Kontak sosial dengan ODHA seperti bersalaman, berpelukan sampai berciuman tak akan menularkan virus HIV/AIDS.
Berikut telah dirangkum oleh Liputan6.com mengenai cara penularan HIV yang wajib Anda ketahui dari berbagai sumber, Jum’at (9/4/2021).
Cara Penularan HIV yang Paling Umum
Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Siapa pun dari segala usia, ras, maupun jenis kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan HIV. Berikut cara penularan HIV yang paling umum diketahui oleh masyarakat.
1. Hubungan Seks tanpa Kondom
Cara penularan HIV yang paling umum adalah dengan berhubungan seks tanpa menggunakan kondom. Penularan dengan melakukan hubungan seksual dapat terjadi dari pria ke wanita atau sebaliknya, serta pada sesama jenis kelamin melalui hubungan seksual yang berisiko. Penularan HIV dapat terjadi saat hubungan seks melalui vagina, anal, maupun seks oral dengan pasangan yang terinfeksi HIV. Salah satu cara terbaik untuk mencegah penularan HIV adalah menggunakan kondom saat berhubungan seks dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
2. Penggunaan Jarum Suntik
Cara penularan HIV selanjutnya adalah dengan penggunaan jarum suntik yang digunakan secara bergantian. HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas, membuat seseorang memiliki risiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.
3. Lewat Kehamilan, Persalinan atau Menyusui
Cara penularan HIV yang berikutnya adalah dari ibu kepada bayinya saat proses kehamilan, persalinan, ataupun menyusui. Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan HIV selama kehamilan, guna menurunkan risiko penularan HIV pada bayi.
4. Bekerja di Rumah Sakit
Cara penularan HIV yang selanjutnya adalah bekerja di Rumah Sakit. Mungkin sekilas Anda berpikir bahwa petugas kesehatan adalah orang yang paling sehat karena memiliki akses dan pengetahuan yang mumpuni dalam bidang kesehatan. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Petugas kesehatan di rumah sakit, Puskesmas, atau klinik malah masuk kelompok orang yang rentan terkena berbagai macam penyakit, mulai dari hepatitis sampai HIV.
Orang-orang ini dapat mengalami kontak langsung dengan darah dari pasien yang positif HIV melalui luka terbuka. Misalnya, suster perawat yang sedang mengambil darah pasien yang positif HIV. Bukannya tidak mungkin jika jarum suntik yang telah dipakai oleh pasien positif HIV tidak sengaja tertancap ke kulit petugas kesehatan (disebut juga needle-stick injury).
Risiko petugas layanan kesehatan tertular HIV akan sangat rendah terutama jika mereka selalu memakai alat pelindung diri (seperti masker, scrub/jubah rumah sakit, penutup kepala, kacamata khusus, hingga sarung tangan) dengan lengkap dan benar ketika bertugas, juga selalu berhati-hati dalam menangani benda-benda tajam dan bekas darah yang berceceran.
Advertisement
Cara Penularan HIV yang Tidak Umum
Berikut ini adalah cara penularan HIV tidak terduga atau kurang umum yang dapat menyebabkan Anda mengidap virus HIV dan kemudian AIDS.
1. Seks Oral
Cara penularan HIV yang tidak umum pertama adalah seks oral. Semua bentuk hubungan seks oral dianggap berisiko rendah untuk penularan virus HIV, tetapi bukan berarti mustahil. Risiko penularan dari seks oral masih tetap ada.
Bahkan, risiko tersebut bisa semakin besar jika Anda melakukan ejakulasi di dalam mulut dan tidak menggunakan kondom maupun pelindung mulut lain seperti dental atau kondom wanita. Penularan HIV dapat terjadi saat Anda merangsang atau mengulum kelamin pasangan yang terinfeksi HIV dengan lidah dan Anda sedang memiliki luka atau sariawan terbuka di dalam mulut.
2. Melalui Transfusi Darah
Cara penularan HIV yang selanjutnya adalah melalui transfusi darah. Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa disebabkan oleh transfusi darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena kini diterapkan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh. Dengan pengujian yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.
3. Penggunaan Mainan Seks
Cara penularan HIV yang berikutnya adalah penggunaan mainan seks. Penggunaan mainan seks yang dipakai bergantian juga dapat menjadi penyebab penyebaran virus dari satu orang ke yang lainnya. Virus HIV memang umumnya tidak bisa hidup lama-lama di permukaan benda mati. Namun, mainan seks yang masih basah oleh sperma, darah, atau cairan vagina mungkin saja menjadi perantara virus untuk berpindah ke pasangan. Oleh karena itu, selalu hindari menggunakan mainan seks bekas orang lain.
4. Melalui Sulam Alis, Tato Alis, dan Sulam Bibir
Cara penularan HIV yang lainnya adalah melalui sulam alis, tato alis, dan sulam bibir. Sebenarnya melakukan sulam alis, tato alis, dan sulam bibir cukup aman untuk kesehatan. Tapi tren kecantikan yang sedang naik daun ini dapat menjadi cara penularan HIV jika dilakukan oleh pegawai yang tidak berpengalaman atau berlisensi, juga yang tidak menggunakan peralatan steril. Pasalnya, prosedur sulam atau tato wajah ini melibatkan pengirisan kulit terbuka.
Oleh karena itu, sebelum Anda duduk dan disulam alis atau bibirnya, pastikan bahwa semua peralatan yang digunakannya steril. Khususnya, pastikan bahwa mata pisau bedah jarum yang digunakan adalah yang sekali pakai.
5. Melalui Donor Darah dan cangkok Organ
Cara penularan HIV yang berikutnya adalah mengonorkan darah dan cangkok organ tubuh. Salah satu syarat yang wajib dipenuhi sebelum donor adalah bahwa kamu tidak memiliki penyakit terkait infeksi yang menular lewat darah, seperti HIV. Namun, tak semua orang menyadari betul bahwa dirinya terjangkit HIV dan memutuskan untuk ikut donor darah atau organ tubuhnya untuk menolong sesama.
Jika seseorang yang positif HIV menyumbangkan darah, termasuk organ tubuh atau jaringan (seperti sumsum tulang), orang yang menerima donor kemungkinan akan terkena infeksi HIV juga. Maka dari itu, untuk mencegah penularan HIV dan infeksi darah lainnya, petugas donor biasanya akan menguji setiap sumbangan produk darah untuk virus seperti HIV sebelum diberikan pada orang yang membutuhkan.
Cara Mencegah Penularan HIV
Hingga saat ini belum ada obat ataupun vaksin untuk mencegah dan menyembuhkan infeksi HIV/AIDS. Bagi Anda yang menderita infeksi HIV, ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi tersebut, yaitu mengonsumsi obat antiretroviral sesuai dosis yang disarankan dokter. Obat tersebut akan membantu menekan aktivitas virus dalam tubuh, sehinggu penderita HIV mampu hidup lebih sehat dengan harapan hidup lebih panjang dan memperkecil risiko menularkan HIV pada pasangan. Namun hal itu dapat dicegah sejak awal. Pencegahan penularan HIV dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks
Jika anda tidak mengetahui status HIV pasangan anda, gunakan kondom setiap kali anda melakukan hubungan seks vaginal, anal maupun oral. Untuk wanita, bisa menggunakan kondom wanita.
2. Hindari perilaku seksual yang berisiko
Seks anal adalah aktivitas seks yang memiliki risiko tertinggi dalam penularan HIV. Baik pelaku maupun penerima seks anal berisiko untuk tertular HIV, namun penerima seks anal memiliki risiko tertular lebih tinggi. Karena itu disarankan untuk melakukan hubungan seks yang aman, serta gunakan kondom untuk mencegah penularan HIV.
3. Hindari penggunaan jarum bekas
Hindari penggunaan jarum bekas saat menyuntikkan obat. Penularan HIV melalui tato dan tindik juga berisiko terjadi jika memakai jarum tato yang tidak disterilisasi dengan baik atau menggunakan tinta tato yang terkontaminasi. Sebelum melakukan tato atau tindik, pastikan jarum steril.
4. Pre-exposure prophylaxis (PrEP)
PrEP merupakan metode pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi antiretroviral bagi mereka yang berisiko tinggi tertular HIV, yaitu mereka yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual, memiliki pasangan dengan HIV positif, menggunakan jarum suntik yang berisiko dalam 6 bulan terakhir, atau mereka yang sering berhubungan seksual tanpa pengaman.
Advertisement