5 Perbedaan Sinusitis dan Flu Biasa, Kenali Gejalanya

Sinusitis dan flu punya penanganan yang berbeda.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 22 Jun 2023, 12:50 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2023, 12:50 WIB
Ilustrasi flu
Ilustrasi flu. Sumber foto: unsplash.com/rawpixel.

Liputan6.com, Jakarta Hidung berair, tersumbat, dan demam menjadi gejala umum yang terkait dengan masalah sistem pernapasan. Dua kondisi yang biasanya terkait dengan gejala ini adalah flu dan sinusitis. Keduanya memang memiliki gejala yang hampir mirip.

Namun, flu dan sinusitis adalah kondisi yang berbeda. Keduanya punya penyebab, gejala, dan penanganan yang berbeda pula. Mengetahui perbedaan sinusitis dan flu biasa sangatlah penting.

Ada sejumlah perbedaan khas antara sinusitis dan flu biasa. Perbedaan-perbedaan ini bisa membantu mengindentifikasikan masalah yang sesungguhnya. Perbedan sinusitis dan flu biasa bisa dilihat dari lama masalah ini timbul, gejala, penanganan dan penyebabnya.

Gejala flu atau infeksi sinus yang berlangsung selama berminggu-minggu tidak boleh diabaikan. Meskipun tampak ringan atau dapat ditangani, penting untuk tetap mengunjungi dokter untuk mendapatkan perawatan tepat. Berikut perbedaan sinusitis dan flu biasa, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(24/09/2020).

Penyebab flu biasa

Ilustrasi flu | Polina Tankilevitch dari Pexels
Ilustrasi flu | Polina Tankilevitch dari Pexels

Flu biasa sering juga disebut dengan pilek. Flu adalah infeksi yang disebabkan oleh virus. Lebih dari 200 virus yang berbeda mampu menyebabkan flu. Virus penyebab flu biasanya akan tinggal di sistem pernapasan bagian atas, termasuk hidung dan tenggorokan.

Pilek atau flu menyebar ketika seseorang yang terkena virus, batuk atau bersin dan menyebarkan tetesan yang mengandung virus ke udara. Flu juga dapat ditularkan jika seseorang yang menderitanya menyentuh permukaan benda dan meninggalkan virus yang bisa menginfeksi inang baru.

Penyebab sinusitis

Ilustrasi Penyakit Sinusitis (Sumber: Istockphoto)
Ilustrasi Penyakit Sinusitis (Sumber: Istockphoto)

Sinus merupakan kantong berisi udara di belakang hidung. Sinusitis terjadi ketika sinus mengalami peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, meskipun bisa juga disebabkan oleh virus atau jamur.

Dalam beberapa kasus, seseorang dapat mengalami infeksi sinus setelah flu biasa. Pilek dapat menyebabkan lapisan sinus meradang. Ini menyebabkan lendir terperangkap di rongga sinus yang pada gilirannya dapat menciptakan lingkungan yang mengundang bakteri untuk tumbuh dan menyebar.

Durasi gejala

Sinus
Ilustrasi Penyakit Sinusitis Credit: pexels.com/pixabay

Perbedaan utama antara flu dan infeksi sinus adalah durasi gejalanya. Kebanyakan orang sembuh dari flu dalam 5 sampai 10 hari.

Sementara sinusitis dapat menetap di dalam tubuh selama 4 minggu atau selama lebih dari 3 bulan pada orang dengan kondisi kasus kronis.

Seseorang bisa mengalami infeksi sinus akut atau sinusitis kronis. Infeksi sinus akut cenderung berlangsung kurang dari sebulan. Sinusitis kronis berlangsung selama lebih dari tiga bulan, dan gejala dapat datang dan pergi secara teratur.

 

Gejala

Gejala Penyakit Sinusitis
Ilustrasi Penyakit Sinusitis Credit: pexels.com/pixabay

Sinusitis dan flu biasa memiliki beberapa gejala yang sama. Gejala yang sama di antaranya adalah hidung tersumbat, sakit kepala, hidung berair, batuk, dan demam.

Gejala khas sinusitis

Infeksi sinus dapat menyebabkan nyeri dan tekanan sinus. Saat meradang, sinus bisa menyebabkan nyeri wajah. Infeksi sinus juga dapat membuat seseorang merasakan sakit pada gigi.

Infeksi sinus juga dapat menyebabkan rasa asam bertahan di mulut dan menyebabkan bau mulut, terutama jika mengalami postnasal drip. Gejala infeksi sinus mungkin lebih parah dan dapat berlangsung selama 4 minggu atau lebih.

Gejala khas flu biasa

Flu biasa akan disertai dengan bersin, sementara sinusitis tidak. Sakit tenggorokan juga adalah gejala flu yang lebih umum dari flu biasa. Namun, jika sinusitis menghasilkan banyak postnasal drip, tenggorokan juga akan mulai terasa sakit dan tidak nyaman.

Gejala ini biasanya memuncak dalam 3 sampai 5 hari pertama dan kemudian membaik secara bertahap.

Faktor risiko

Penyebab Penyakit Sinusitis
Ilustrasi Penyakit Sinusitis Credit: pexels.com/pixabay

Pilek dan flu sangat mudah menular. Orang dari segala usia dapat mengalami pilek atau infeksi sinus jika terkena kuman penyebab infeksi. Seseorang juga berisiko tinggi terkena flu atau infeksi bakteri jika memiliki sistem kekebalan yang lemah.

Memiliki polip hidung (pertumbuhan kecil di sinus) atau penghalang lain di rongga sinus dapat meningkatkan risiko infeksi sinus. Itu karena penghalang ini dapat menyebabkan peradangan dan drainase yang buruk yang memungkinkan bakteri berkembang biak.

Cara penanganan

Seputar Penyakit Sinusitis
Ilustrasi Penyakit Sinusitis Credit: pexels.com/pixabay

Karena memiliki penyebab berbeda, penananganan flu dan sinusitis pun berbeda. Karena flu biasa disebabkan oleh virus, maka kondisi ini tidak dapat diobati secara efektif dengan antibiotik.

Tidak ada obat atau vaksin untuk flu biasa. Sebaliknya, pengobatan harus fokus pada pengelolaan gejala. Beberapa obat dapat membantu mengurangi gejala, tetapi istirahat biasanya merupakan cara utama untuk melawan virus flu.

Sinusitis dapat sembuh tanpa pengobatan. Tetapi kondisi ini lebih mungkin membutuhkan perawatan medis daripada flu biasa.

Untuk infeksi sinus, semprotan hidung saline atau dekongestan dapat membantu mengatasi hidung tersumbat. Dokter juga biasanya akan meresepkan kortikosteroid dalam bentuk semprotan hidung. Bentuk pil mungkin diperlukan dalam kasus tertentu untuk membantu mengurangi sinus yang meradang parah.

Jika sinus disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberi resep terapi antibiotik. Resep ini harus dikonsumsi persis seperti yang ditentukan dan selama durasi yang direkomendasikan oleh dokter. Menghentikan penggunaan antibiotik terlalu cepat dapat menyebabkan infeksi menetap dan gejala berkembang kembali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya