Alasan Medis di Balik Kulit Mendadak Memar, Bisa Tandakan Penyakit Serius

Jangan abaikan tanda memar di kulit.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 26 Jun 2023, 20:50 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2023, 20:50 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Pernahkan Anda bangun dari tidur dan mendapati kulit memar tanpa sebab? Banyak mitos yang beredar dari kondisi ini. Mitos dari kulit yang memar tiba-tiba kerap disangkutkan dengan dicubit atau dijilat setan. Padahal sebenarnya ada alasan yang mendasari memarnya kulit ini.

Memar (ecchymosis) terjadi ketika pembuluh darah kecil (kapiler) di bawah kulit pecah. Ini menyebabkan perdarahan di dalam jaringan kulit dan terjadi perubahan warna. Jatuh, pukulan, atau apa pun yang secara tiba-tiba menekan kulit dapat menyebabkan memar.

Beberapa orang terutama wanita lebih rentan memar daripada yang lain. Seiring bertambahnya usia, kulit juga menjadi lebih tipis dan kehilangan beberapa lapisan lemak pelindung yang membantu melindungi pembuluh darah dari cedera.

Memar kecil memang akan sembuh dalam beberapa hari dengan sendirinya. Jika Anda kerap mengalami memar tanpa sebab atau mudah mengalami memar, itu bisa menjadi tanda kondisi serius yang memerlukan perhatian medis. Berikut alasan medis yang mendasari memar mendadak pada kulit, dirangkum liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (22/8/2019).

Penyakit hati

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Sirosis dan penyakit hati lainnya perlahan merusak fungsi hati. Ketika penyakit hati berkembang, hati mungkin berhenti memproduksi protein yang membantu pembekuan darah. Akibatnya, seseorang mungkin mengalami pendarahan yang berlebihan dan mudah memar.

Penderita penyakit hati mungkin juga menjadi sering merasa gatal, merasa sangat lelah atau sakit, kaki bengkak, urin gelap, dan mata atau kulit menguning. Penyalahgunaan alkohol adalah faktor risiko utama untuk penyakit hati, seperti sirosis.

Gangguan pendarahan

Ilustrasi Mimisan
Ilustrasi Mimisan (sumber: iStockphoto)

Banyak kondisi genetik dapat menyebabkan darah seseorang membeku perlahan atau tidak sama sekali. Penyakit Von Willebrand, gangguan pendarahan yang paling umum, mempengaruhi sekitar 1% dari populasi. Seseorang dengan kondisi ini memiliki protein von Willebrand yang cacat atau tidak ada, yang penting untuk pembekuan darah.

Hemofilia, kelainan perdarahan lainnya, menyebabkan faktor VIII (hemofilia A) atau faktor IX (hemofilia B) hilang atau rusak. Kedua protein ini penting untuk pembekuan darah. Versi sintetis dari faktor pembekuan ini dapat membantu mengobati hemofilia dan mengurangi risiko perdarahan serius, termasuk memar parah.

Ketika kelainan perdarahan genetik menyebabkan mudah memar, mungkin juga orang tersebut mengalami pendarahan berlebih atau bahkan mengalami pendarahan yang mengancam jiwa. Gejalanya tidak muncul tiba-tiba. Sebaliknya, mereka hadir sejak lahir, sehingga kelainan perdarahan genetik paling sering terjadi pada bayi dan anak kecil.

Kekurangan vitamin

Minum obat (iStock)
Kekurangan vitamin (iStockphoto)

Vitamin tertentu memungkinkan tubuh untuk menyembuhkan dan melakukan pembekuan darah. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan kondisi yang disebut penyakit kudis. Penyakit kudis menyebabkan gusi berdarah, luka yang tidak kunjung sembuh, dan mudah memar.

Vitamin K membantu tubuh membentuk gumpalan untuk menghentikan pendarahan. Bayi baru lahir seringkali memiliki kadar vitamin K yang sangat rendah, yang tidak cukup untuk menghentikan pendarahan. Tanpa suntikan vitamin K saat lahir, bayi bisa mudah memar atau berdarah berlebihan. Orang dewasa yang sangat kekurangan vitamin K juga bisa merasakan peningkatan memar yang tiba-tiba. Penting untuk berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui vitamin apa saja yang diperlukan tubuh.

Vaskulitis

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Vasculitis adalah radang pembuluh darah. Ini menyebabkan perubahan pada dinding pembuluh darah, termasuk penebalan, pelemahan, penyempitan atau jaringan parut. Perubahan ini dapat membatasi aliran darah, yang mengakibatkan kerusakan organ dan jaringan.

Vaskulitis mengacu pada sekelompok kondisi yang menyebabkan pembuluh darah meradang. Selain peningkatan perdarahan dan memar, seseorang mungkin mengalami sesak napas, mati rasa pada anggota badan, bisul, benjolan kulit, atau bintik-bintik ungu pada kulit.

Jenis perawatan tergantung pada tingkat keparahan vasculitis dan area tubuh mana yang terpengaruh. Beberapa obat, termasuk steroid, dapat membantu mengatasi masalah ini.

Senile purpura

Lansia (iStock)
Ilustrasi lansia (iStockphoto)

Senile purpura biasanya mempengaruhi orang tua, termasuk sekitar 10% orang di atas usia 50 tahun. Ini menyebabkan lesi seperti memar keunguan pada kulit dan kemungkinan besar mempengaruhi lengan dan tangan. Dalam banyak kasus, lesi mengikuti luka pada kulit. Namun, mereka bertahan lebih lama dari memar dan biasanya jauh lebih besar.

Melindungi kulit dari sinar matahari dapat mengurangi keparahan gejala. Orang dengan Senile purpura harus memperhatikan memar yang mudah terjadi dan mencoba melindungi kulit dari cedera.

Kanker

Gejala Kanker Darah
Gejala Leukimia pada Anak / Sumber: iStockphoto

Kondisi ini bisa dibilang jarang, namun patut diwaspadai. Peningkatan pendarahan yang tiba-tiba, termasuk memar, bisa jadi merupakan tanda kanker. Kanker yang memengaruhi darah dan sumsum tulang, seperti leukemia, dapat menyebabkan memar. Seseorang juga mungkin mengalami gusi berdarah.

Leukimia merupakan jenis kanker yang akan menimbulkan gejala memar di kulit secara tiba-tiba. Leukemia adalah kanker sel-sel darah. Secara umum, leukemia mengacu pada kanker sel darah merah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya