Jenis-jenis Wayang yang Paling Populer, Kekayaan Budaya Indonesia

Jenis-jenis wayang bisa dibagi berdasarkan bentuk wayangnya

oleh Husnul Abdi diperbarui 27 Jun 2023, 01:50 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2023, 01:50 WIB
Pertunjukan Wayang
Pertunjukan Wayang (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Jenis-jenis wayang perlu dipahami oleh setiap orang Indonesia. Apalagi sebagai salah satu budaya Indonesia yang sudah sangat terkenal, tentunya kamu juga harus menjaga eksistensi pewayangan baik dengan cara terlibat langsung maupun secara tidak langsung. 

Wayang merupakan seni pertunjukan yang telah ditetapkan UNESCO sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Jenis-jenis wayang bisa dibagi berdasarkan bentuk wayangnya. Selain wayang yang terbuat dari kulit yang sudah terkenal, bahkan ada juga wayang orang yang menggunakan manusia sebagai tokoh pewayangan. Walaupun kebanyakan dan terkenal di Pulau Jawa, wayang juga ada di sumatera atau melayu, hingga dari Bali dan Nusa Tenggara.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (14/10/2019) tentang jenis-jenis wayang

Wayang Kulit

Wayang Kulit
Wayang Kulit (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Jenis-jenis wayang yang pertama adalah wayang kulit. Tentunya kamu sudah mengenali wayang kulit ini, yang juga merupakan jenis-jenis wayang yang paling terkenal. Wayang kulit sangat populer dan sering ditampilkan terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Wayang ini berbentuk pipih dan terbuat dari kulit kerbau atau kambing. Lengan dan kakinya bisa digerakkan. Di Bali dan Jawa, pertunjukan wayang kulit sering kali menggabungkan cerita-cerita Hindu dengan Budha dan Islam. Selain kisah-kisah religius, cerita-cerita rakyat serta mitos sering digunakan.

Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir.

Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar. Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan).

Wayang Golek

Wayang Golek
Wayang Golek (Liputan6.com/ Gempur M Surya)

Wayang golek adalah salah satu dari jenis-jenis wayang yang terbuat dari bahan kayu yang merupakan hasil perkembangan wayang kulit dari keterbatasan waktu supaya dapat ditampilkan pada siang atau malam hari.

Pertunjukan ini dilakukan menggunakan wayang tiga dimensi yang terbuat dari kayu. Jenis-jenis wayang ini populer di Jawa Barat. Ada 2 macam wayang golek, yaitu wayang golek papak cepak dan wayang golek purwa.

Wayang golek yang banyak dikenal orang adalah wayang golek purwa. Kisah-kisah yang digunakan sering mengacu pada tradisi Jawa dan Islam, seperti kisah Pangeran Panji, Darmawulan, dan Amir Hamzah, pamannya Nabi Muhammad a.s.

Wayang Orang atau Wayang Wong

Wayang Wong
Wayang Wong (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Jenis-jenis wayang ini adalah sebuah drama tari yang menggunakan manusia untuk memerankan tokoh-tokoh yang didasarkan pada kisah-kisah wayang tradisional. Pertunjukan wayang wong dipentaskan langsung oleh orang atau manusia dengan busana seperti wayang.

Cerita yang sering digunakan adalah Smaradahana. Awalnya, wayang wong dipertunjukkan sebagai hiburan para bangsawan, namun kini menyebar menjadi bentuk kesenian populer. Dalam pertunjukan Wayang Orang, fungsi dalang yang merupakan sutradara tidak seluas seperti Wayang Kulit, dalang hanya bertindak sebagai perpindahan adegan.

Wayang Beber

Jenis-jenis wayang selanjutnya adalah Wayang Beber. Wayang beber adalah wayang berbentuk lembaran-lembaran (beberan) yang terbuat dari kain atau kulit lembu, dan dibentuk menjadi tokoh-tokoh wayang.

Tiap beberan merupakan satu adegan cerita. Jika tidak dimainkan, wayang bisa digulung. Wayang ini dibuat pada zaman kerajaan Majapahit. Namun, konon para Wali Songo memodifikasi wayang ini yang digunakan untuk menyebarkan agama islam dengan diubah menjadi wayang kulit, hal ini dikarenakan dalam ajaran islam mengharamkan bentuk gambar dan patung.

Wayang Klitik

Jenis-jenis wayang berikutnya adalah Wayang Klitik. Bentuk wayang ini mirip dengan wayang kulit, namun terbuat dari kayu, bukan kulit. Pertunjukan wayang klitik ini juga menggunakan bayangan dalam pertunjukannya.

Kata “klitik” berasal dari suara kayu yang bersentuhan di saat wayang digerakkan atau saat adegan perkelahian, misalnya. Kisah-kisah yang digunakan dalam drama wayang ini berasal dari kerajaan-kerajaan Jawa Timur, seperti Kerajaan Jenggala, Kediri, hingga Majapahit. Cerita yang paling populer adalah tentang Damarwulan. Cerita ini dipenuhi dengan kisah perseturan asmara dan sangat digemari oleh publik.

Wayang Suket

Wayang Suket
Wayang Suket (dok.Liputan6.com/Istimewa)

Wayang suket merupakan jenis-jenis wayang yang tidak kalah terkenal. Walaupun bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa.

Wayang suket ini terbuat dari rumput yang dililikan sedemikian rupa, sehingga terbentuk menjadi mirip tokoh wayang kulit. Untuk membuatnya, beberapa helai daun rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya rumput, wayang suket ini biasanya tidak bertahan lama.

Jadi itulah beberapa jenis-jenis wayang yang terkenal di Indonesia. Mari lestarikan budaya Indonesia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya