10 Penyebab Nyeri di Ulu Hati, Bisa Tandakan Penyakit

Nyeri di Ulu Hati bisa tandakan penyakit tertentu

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 27 Jun 2023, 07:30 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2023, 07:30 WIB
Mengatasi Nyeri Ulu Hati dengan 5 Cara
Mengatasi Nyeri Ulu Hati

Liputan6.com, Jakarta Nyeri di ulu hati merupakan kondisi umum yang biasanya dianggap sebagai gangguan ringan. Nyeri ulu hati terjadi di tengah perut bagian atas, tepat di bawah tulang rusuk. Nyeri ulu hati sering terjadi bersamaan dengan gejala umum lainnya dari sistem pencernaan seperti kembung, heartburn, atau keluarnya gas. 

Ada banyak masalah pencernaan umum yang terkait dengan nyeri ulu hati. Selain masalah pencernaan, ada berbagai kondisi mendasar lainnya yang menyebabkan kondisi ini. Nyeri di ulu hati bisa menjadi suatu gejala penyakit serius seperti GERD, peradangan, atau infeksi.

Mengetahui penyebab nyeri di ulu hati dan gejala yang menyertainya dapat membuat seseorang lebih waspada terkait kondisi ini. Perawatan untuk nyeri di ulu hati juga tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut penyebab nyeri di ulu hati yang perlu diwaspadai, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(30/12/2019).

Gaya hidup

diet keto
ilustrasi makan/Photo by Louis Hansel on Unsplash

Makan berlebihan

Makan berlebihan juga dapat menyebabkan asam lambung dan isinya kembali ke kerongkongan. Makan berlebihan dapat menyebabkan heartburn dan refluks asam yang menimbulkan nyeri di ulu hati.

Perut bersifat sangat fleksibel. Namun, makan lebih dari yang diperlukan menyebabkan perut mengembang melebihi kapasitas normalnya. Jika perut membesar secara signifikan, itu dapat memberi tekanan pada organ-organ di sekitar perut dan menyebabkan nyeri di ulu hati.

Tekanan ini dapat menyebabkan rasa sakit di usus, sulit bernapas karena paru-paru memiliki ruang lebih sedikit untuk mengembang akibat terlalu banyak makan.

Alkohol

Minum alkohol dalam jumlah besar atau dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan lapisan perut meradang. Peradangan ini dapat menyebabkan nyeri ulu hati dan masalah pencernaan lainnya. Peradangan jangka panjang bisa menyebabkan perdarahan.

Minum terlalu banyak juga dapat menyebabkan kondisi seperti gastritis, pankreatitis, dan penyakit hati. 

Refluks asam dan Gastritis

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Refluks asam

Refluks asam terjadi ketika sebagian asam lambung atau makanan di lambung naik kembali ke kerongkongan yang juga dikenal dengan heartburn. Ketika ini terjadi, itu dapat menyebabkan rasa sakit di dada dan tenggorokan. Seiring waktu, refluks asam konstan dapat menyebabkan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).

Gejala umum refluks asam meliputi mulas, gangguan pencernaan, rasa asam abnormal di mulut, sakit tenggorokan atau suara serak, merasakan benjolan di tenggorokan, dan batuk terus menerus.

Gastritis

Gastritis atau radang perut terjadi ketika lapisan perut (mukosa) menjadi meradang karena infeksi bakteri, gangguan sistem kekebalan tubuh, atau kerusakan berkelanjutan pada perut.

Gejala umum gastritis adalah rasa sakit pada ulu hati. Gejala lain juga dapat meliputi mual, muntah, muntah darah atau sesuatu yang terlihat seperti bubuk kopi, dan tinja berwarna gelap.

Intoleransi laktosa dan Penyakit tukak lambung

Berlebihan Makan Pedas Saat Berbuka dan Sahur
Memperparah Tukak Lambung / Sumber: iStockphoto

Intoleransi laktosa

Intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh kesulitan mencerna latkosa yang biasa ditemukan dalam produk susu. Intoleransi laktosa sering berkembang ketika tubuh tidak memiliki cukup laktase dalam tubuh. Enzim ini penting dalam memecah gula laktosa. Intoleransi laktosa dapat menjadi penyebab nyeri di ulu hati.

Gejala lain intoleransi laktosa dapat meliputi sakit perut, kram dan kembung, gas, mual atau muntah, dan diare.

Penyakit tukak lambung

Penyakit tukak lambung adalah ketika lapisan lambung atau usus kecil telah rusak oleh infeksi bakteri atau dengan terlalu banyak menggunakan obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Gejala penyakit tukak lambung dapat meliputi nyeri ulu hati dan tanda-tanda perdarahan internal, seperti sakit perut, mual, muntah, kelelahan, dan sesak napas.

Hernia hiatal dan Gangguan kandung empedu

Batu Empedu
Batu Empedu

Hernia hiatal

Hernia hiatal terjadi ketika bagian perut didorong ke atas ke arah diafragma melalui lubang yang dilewati kerongkongan, yang disebut hiatus. Kondisi ini bisa terjadi karena kecelakaan atau otot-otot diafragma yang melemah.

Hernia hiatal dapat menyebabkan nyeri di ulu hati. Gejala lain yang menyertai hernia hiatal ini dapat berupa sakit dan gatal di tenggorokan, kesulitan menelan, gas atau bersendawa sangat keras, dan rasa ketidaknyamanan dada.

Gangguan kandung empedu

Masalah dengan kantong empedu juga dapat menyebabkan nyeri di ulu hati. Batu empedu mungkin menghalangi pembukaan kantong empedu. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh peradangan pada kantong empedu.

Gejala-gejala spesifik dari kantong empedu dapat meliputi nyeri hebat di dekat sisi kanan atas perut setelah makan, tinja berwarna tanah liat, tubuh menguning, hilangnya nafsu makan, gas dan kembung.

Gangguan eksofagus

Ilustrasi sakit tenggorokan
Ilustrasi sakit tenggorokan (sumber: iStock)

Esofagitis

Esofagitis terjadi ketika lapisan esofagus meradang. Penyebab umum termasuk asam yang keluar dari lambung, alergi, infeksi, atau iritasi kronis akibat obat-obatan. Esofagitis yang tidak segera diobati akan menyebabkan jaringan parut pada lapisan esofagus.

Gejala umum esofagitis meliputi rasa nyeri di ulu hati. Gejala lainnya juga meliputi rasa terbakar di dada rasa asam abnormal di mulut, batuk, dan kesulitan atau sakit saat menelan.

Esofagus Barrett

Esofagus Barrett terjadi ketika jaringan yang melapisi kerongkongan mulai berubah menjadi lebih seperti jaringan yang melapisi usus. Esofagus Barrett adalah komplikasi serius dari GERD.

Esofagus Barrett yang tak segera ditangani dapat menyebabkan kanker kerongkongan. GERD, merokok, mengonsumsi alkohol, dan obesitas juga merupakan faktor risiko untuk jenis kanker ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya