Liputan6.com, Jakarta Cerita fiksi merupakan karangan non-ilmiah yang berasal dari imajinasi sang pengarang. Sehingga salah satu ciri-ciri cerita fiksi biasanya tidak benar-benar terjadi dan tidak didasarkan fakta maupun realita.
Meskipun banyak pengarang yang menyebutkan bahwa kisah yang ia tulis berdasarkan pengalaman, namun tentu saja cerita akan dikembangkan sesuai dengan imajinasinya. Misalkan saja kisah tentang dunia sihir dalam serial novel Harry Potter.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari The American College Dictionary, cerita fiksi merupakan cabang dari sastra yang memuat narasi imajinatif, terutama dalam bentuk prosa, misalnya novel, dongeng, cerpen, dan lain sebagainya.
Meskipun sudah banyak dibahas tentang perbedaan ciri-ciri cerita fiksi dan unsur-unsurnya, ternyata masih banyak orang yang keliru dan salah mengartikan. Berikut ini merupakan penjelasan lengkap tentang perbedaan ciri-ciri cerita fiksi dan unsur-unsurnya, dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Kamis (1/10/2020).
Ciri-ciri Cerita Fiksi
Seperti halnya yang sudah dijelaskan melalui narasi singkat di atas, cerita fiksi merupakan kisah rekaan yang berdasarkan imajinasi sang penulis. Fiksi adalah karya sastra yang memiliki sifat dasar yang umum sebagai penanda bentuk karangan fiksi. Tokoh, setting, dan persoalan di dalam cerita fiksi bersifat realitas imajinatif bukan objektif.
Nilai-nilai kebenaran yang berada dalam cerita fiksi tak bisa dijadikan patokan karena tidak obyektif. Salah satu ciri-ciri cerita fiksi yakni mengandung kebenaran logis atau melalui penalaran. Kebenaran logis ini menyebabkan setiap karangan fiksi adalah karya yang selalu memiliki penafsiran yang berbeda-beda pada setiap pembaca.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fiksi adalah cerita rekaan yang memiliki ciri-ciri tertentu. Berikut ciri-ciri cerita fiksi yang bisa kamu kenali:
- Fiksi memiliki kebenaran relatif dan tidak mutlak.
- Fiksi adalah cerita yang bersifat rekaan atau berupa imajinasi pengarang (subjektif)
- Fiksi menyasar emosi atau perasaan pembaca.
- Karya fiksi tidak memiliki sistematika penulisan yang baku.
- Biasanya fiksi menggunakan bahasa yang bersifat konotatif.
- Fiksi adalah cerita yang mengandung pesan moral atau amanat tertentu.
- Menampilkan sudut pandang berbeda
Advertisement
Unsur-unsur Cerita Fiksi
Agar lebih mudan untuk membedakan antara ciri-ciri cerita fiksi dan unsur-unsur yang berada di dalamnya, maka simaklah penjelasan berikut ini:
- Tema, merupakan ide pokok persoalan yang menjiwai seluruh cerita fiksi. Sering kali tema diangkat dari konflik kehidupan.
- Plot, merupakan dasar cerita atau pengembangan fiksi.
- Alur, adalah rangkaian cerita fiksi. Alur terdiri dari alur maju, alur mundur, atau alur maju-mundur. Penyelesaian alur bisa berbentuk alur klimaks dan alur anti klimaks.
- Setting, merupakan tempat terjadinya cerita, dibedakan menjadi setting geografis (tempat kejadian), dan setting antropologis (situasi masyarakat, kejiwaan, adat istiadat).
- Tokoh, merupakan pelaku yang menghidupkan cerita fiksi. Tokoh terdiri dari tokoh utama (protagonis), tokoh lawan (antagonis), dan tokoh penengah.
- Sudut pandang, adalah hal yang mendasari tema dan tujuan penulisan. Sudut pandang bisa berupa gaya orang pertama tokoh utama, atau gaya orang ketiga serba tahu.
- Suasana, adalah unsur fiksi yang mendasari suasana cerita penokohan yang menimbulkan konflik. Suasana bisa menyedihkan, mengharukan, menyenangkan, dan menantang.
Jenis-jenis Cerita Fiksi
Menurut teori pengkajian fiksi, jenis-jenis fiksi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu fiksi historis, fiksi biografis, dan fiksi sains.
1. Fiksi historis
Fiksi yang berangkat dari fakta sejarah. Data dalam fiksi seperti latar tempat, tokoh, alur, dan elemen fiksi memiliki kesamaan dengan fakta sejarah yang ada. Fiksi jenis ini justru menjadi alternatif sumber sejarah, meskipun tidak 100 persen benar.
2. Fiksi biografis
Fiksi yang berdasarkan pada fakta penulisan biografi seseorang. Contohnya buku Catatan Seorang Demonstran, Bung Tomo, dan Amien Rais.
3. Fiksi Sains
Fiksi yang berangkat dari dasar penulisan ilmu pengetahuan. Contohnya Supernova karya Dewi Lestari dan Bilangan Fu karya Ayu Utami.
Advertisement
Karya Fiksi
Novel
Novel merupakan sebuah cerita fiksi yang menceritakan seorang tokoh utama yang kehidupannya dipenuhi dengan pro dan kontra dalam ceritanya. Mulai dari awal hingga akhir, novel memiliki klimaks dan penyelesaian. Ciri-ciri novel adalah:
- Tidak dibaca sekali duduk
- Plot mengarah ke insiden atau kejadian jamak
- Watak tokoh dilakukan pengembangan secara penuh.
- Dimensi ruang dan waktu yang lebih luas, cerita lebih luas dan bisa mencapai keutuhan secara inklusi.
Roman
Roman adalah cerita fiksi yang menceritakan kehidupan seorang atau beberapa tokoh mulai dari lahir hingga kematiannya. Cerita roman biasanya memiliki banyak hikmah dan cenderung mengarah pada cerita klasik. Banyak jenis bacaan roman yang dapat kamu temui, seperti Roman petualangan, Roman psikologis, Roman percintaan, dan lain-lain.
Cerpen
Cerpen adalah karya fiksi dengan cerita yang lebih pendek dan lebih padat dibanding novel dan roman. Ciri-ciri cerpen adalah:
- Bisa dibaca dalam sekali duduk
- Plotnya mengarah hanya kepada suatu insiden atau kejadian tunggal
- Watak tokoh tidak dikembangkan secara penuh apabila tokoh itu baik maka hanya kebaikan saja yang diceritakan sedangkan sifat lainnya tidak
- Dimensi ruang dan waktunya terbatas, cerita lebih berisi, memusat dan mendalam, mencapai keutuhan secara ekslusi.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai ciri-ciri cerita fiksi yang bisa kamu pelajari di rumah.