Kisah Arroyan Pemuda Asal Boyolali Raih Beasiswa Internasional, Senang Berbagi Tips

Kisah Arroyan Pram, pemuda asal Boyolali yang ditolak STAN dan 3 kampus negeri Indonesia. Kini berhasil S1 dengan beasiswa internasional, dan lolos 3 sertifikasi dari kampus TOP Amerika.

oleh Arini Nuranisa diperbarui 06 Jun 2023, 18:02 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2023, 18:02 WIB
Kisah Pemuda Asal Boyolali Sabet Beasiswa Internasional, Aktif Bagikan Tips di Medsos
Arroyan Pram, pemuda asal Boyolali yang dapat beasiswa internasional, usai ditolak PTN di Indonesia. (Sumber: Instagram/arroyanpram)

Liputan6.com, Jakarta Gagal masuk kampus negeri Indonesia, membawanya malah diterima S1 beasiswa internasional. Itulah pengalaman Arroyan Pram. Pemuda asal Boyolali, Jawa Tengah ini menceritakan kisah inspiratifnya. Berawal dari tayangan video TikTok @arroyanpramm, Liputan6.com berhasil menghubunginya untuk berbagi cerita dan tips mendapatkan beasiswa. 

Pemuda bernama lengkap Arroyan Irsya Dulloh Pram ini tidak menyangka bisa mendapat pengalaman luar biasa seperti sekarang. Awalnya, pemuda yang akrab disapa Roy ini berkeinginan masuk ke Institut Teknologi Bandung (ITB), namun nasib berkata lain.

"Sebenarnya dulu enggak pernah kepikiran bakal bisa dapat journey yang seperti ini, soalnya aku kan tinggalnya di daerah Boyolali. Ceritanya pas SMA suka matematika, fisika dan juga ikut olimpiade dapat medali. Sampai akhirnya pengin banget masuk ke ITB," ungkap Arroyan, dihubungi Liputan6.com melalui telepon, Kamis (1/6/2023).

Demi mendapat keinginannya, alumni SMA Negeri 2 Surakarta itu pun setiap hari belajar. Ia bahkan mengikuti try out yang diselenggarakan oleh beberapa kampus di Jawa Tengah. Semua jalur ujian masuk pun dicoba. Lulus SMA pada tahun 2018 lalu, Roy mencoba ujian tulis dengan pilihan ITB, UGM dan UNS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gagal masuk PTN di Indonesia, tapi lolos 6 program beasiswa

Kisah Pemuda Asal Boyolali Sabet Beasiswa Internasional, Aktif Bagikan Tips di Medsos
Arroyan Pram, pemuda asal Boyolali yang dapat beasiswa internasional, usai ditolak PTN di Indonesia. (Sumber: Instagram/arroyanpram)

Tiga universitas negeri yang sudah dipilih ternyata bukan 'jodohnya'. Saat itu, Arroyan juga sempat mencoba ujian masuk STAN. Namun, sayangnya belum membuahkan hasil. Dalam fase ditolak, pemuda yang beberapa kali menang olimpiade itu tidak menyerah. Ia mencoba untuk daftar program beasiswa, dalam maupun luar negeri.

"Karena sudah gagal kurang lebih pada Maret-April 2018, pada fase itu aku lihat lagi 5 bulan setelahnya di Agustus. Kebetulan aku juga ada daftar program-program lain buat cadangan. Cari kampus yang ada beasiswa," kata Arroyan.

Hingga akhirnya, dari 8 list beasiswa di Indonesia yang didaftarnya, 6 di antaranya lolos. Dari sana, Arroyan juga harus memilih satu yang paling sesuai dengan keinginannya. Pilihannya pun jatuh ke Badak LNG Academy.

Badak LNG Academy merupakan program beasiswa penuh jenjang Diploma III (D3) hasil kerja sama dengan Badak LNG, sebuah perusahaan minyak dan gas terbesar Indonesia. Setelah melalui 6 tahap seleksi, Arroyan pun masuk dan menjalani program akademi selama 3 tahun dengan beasiswa fully funded.


Lulus beasiswa ekstensi gelar dari D3 ke S1 di Taiwan

Kisah Pemuda Asal Boyolali Sabet Beasiswa Internasional, Aktif Bagikan Tips di Medsos
Arroyan Pram, pemuda asal Boyolali yang dapat beasiswa internasional, usai ditolak PTN di Indonesia. (Sumber: Instagram/arroyanpram)

Dijelaskan juga kalau di sana sebagian besar dosennya merupakan lulusan ITB, UGM, dan beberapa kampus luar negeri. Selama tiga tahun itu pula, otaknya dipaksa untuk belajar setiap hari. Hingga akhirnya Arroyan lulus di tahun 2021 dengan menyandang gelar AMd T di program studi Teknik Mesin Konsentrasi Pengolahan Gas.

Perjuangannya untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi pun tidak berhenti sampai di sana. Setelah lulus, pria yang kini berusia 22 tahun itu berpikir untuk kembali melanjutkan pendidikannya di luar negeri, dengan mencari beasiswa lanjutan untuk ekstensi gelar dari D3 ke S1 Teknik Mesin.

Kala itu, ia mencoba membuat daftar program beasiswa dari berbagai negara, termasuk Taiwan. Satu bulan sebelum lulus dari Badak LNG Academy, tepatnya di bulan Juni 2021, Arroyan mendapat pengumuman bila esainya lolos di program beasiswa kolaborasi dua negara dari pemerintah Indonesia dan Taiwan.

Uniknya, mahasiswa yang gemar membuat konten itu juga berhasil lolos seleksi administrasi dari total program beasiswa 10 negara yang didaftarnya. Namun, karena adanya berbagai kendala, akhirnya Arroyan memutuskan untuk mengambil program beasiswa Taiwan Industry Academia Collaboration dan resmi menjadi mahasiswa di Cheng Shiu University sejak tahun 2021.

"Program tersebut bernama 2+i Industry-Academia Collaboration of Mechanical Engineering Program di Cheng Shiu University. Sekarang sudah hampir 2 tahun kuliahku di Taiwan," lanjutnya.


Kesibukan selama menjadi mahasiswa internasional

Kisah Pemuda Asal Boyolali Sabet Beasiswa Internasional, Aktif Bagikan Tips di Medsos
Arroyan Pram, pemuda asal Boyolali yang dapat beasiswa internasional, usai ditolak PTN di Indonesia. (Sumber: Instagram/arroyanpram)

Arroyan menambahkan jika program beasiswa S1-nya itu hanya 3 semester. Namun, sebagai mahasiswa beasiswa, ia harus menjalani internship selama 1,5 tahun ke depan secara full time di perusahaan lokal di Taiwan.

"Di Badak LNG Academy 6 semester, terus ekstensi yang sekarang cuma 3 semester, jadi total 9 semester. Harusnya kemarin ijazah S1 sudah selesai dan sudah wisuda. Karena aku anak beasiswa jadi diwajibkan internship dulu 1,5 tahun di perusahaan Taiwan. Jadi sekarang semester 4. Jadi kayak kuliah sambil kerja," ucapnya.

Kini setelah 3 semester berkuliah di Taiwan, Roy tetap masih menjalani studi menjadi mahasiswa internasional. Ia juga tetap mengasah skill dengan mengikuti berbagai program seperti sertifikasi di Massachusetts Institute of Technology (MIT).


Bagikan konten pengalaman dan motivasi lewat media sosial

Kisah Pemuda Asal Boyolali Sabet Beasiswa Internasional, Aktif Bagikan Tips di Medsos
Arroyan Pram, pemuda asal Boyolali yang dapat beasiswa internasional, usai ditolak PTN di Indonesia. (Sumber: TikTok/arroyanpramm)

Selain rajin belajar dan bekerja keras untuk menggapai cita-citanya, Arroyan juga gemar membagikan pengalaman dan pesan motivasi di semua akun media sosialnya. Salah satunya di laman TikTok @arroyanpramm. Bahkan, videonya dengan tajuk "Bersukur gagal masuk PTN" sudah ditonton hingga 6,4 juta.

Namun, karena kesibukannya, Arroyan hanya bisa membuat konten pada hari Sabtu atau Minggu. Setidaknya, video yang dibagikan di TikTok sebisa mungkin ada ilmunya untuk orang lain. Mulai aktif membuat konten pengalaman inspirasi pada April 2022, kini pengikutnya di TikTok sudah lebih dari 140 ribu.

"Kesibukannya mahasiswa semester 4, semua kuliah teknik sudah selesai, sekarang aku masih ada kelas dan belajar bahasa mandarin, magang full time, ambil beberapa program sertifikasi dari kampus Amerika, dan kalau masih sempat bikin konten," jelasnya.

Saat ditanya bagaimana cara membagi waktu, Arroyan tidak ambil pusing. Ia akan mengerjakannya satu per satu. Tetap fokus pada apa yang sekarang sedang dikerjakan. Itulah prinsip yang ia pegang sejak dulu.


Tips mendapat beasiswa ala Arroyan Pram

Pendaftaran Beasiswa
Ilustrasi Pendaftaran Beasiswa (freepik/rawpixel.com)

Arroyan Pram juga memberikan tips untuk para siswa pejuang universitas yang masih takut dalam menentukan tujuannya. Ia mengatakan ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu hal yang dapat dikontrol dan hal yang tidak bisa terkontrol.

Pertama, hal yang dapat dikontrol seperti, nanti bakal belajar sekenceng apa, bakal coba seleksi di berapa tempat, dan nanti usahanya bakal sekeras apa. Sedangkan hal yang tidak bisa terkontrol yaitu antara lolos atau tidak.

"Fokusnya jangan mikir nanti bakal keterima atau enggak. Harus memaksimalkan diri sendiri. Mencoba tebar di banyak tempat, Insha Allah diri kita udah naik dan akhirnya nanti pas dilihat dari jangka panjang akan banyak kesempatan daripada sejak awal kita hanya fokus pada satu tempat," ungkapnya.

Saat gagal dulu, pria yang lahir di Boyolali ini mengaku sudah sadar mindset, jadi tetap fokus ke hal yang bisa dikontrol. Ia tidak terlalu memikirkan akan masuk PTN atau tidak. Fokusnya adalah belajar sekencang mungkin, agar saat dilihat secara jangka panjang, semua hal akan naik, baik dari skill maupun kualifikasi diri. Hingga akhirnya banyak kesempatan di banyak tempat. Jadi fokus ke hal yang bisa dikontrol daripada yang tidak bisa terkontrol.


Rencana untuk masa depan

Kisah Pemuda Asal Boyolali Sabet Beasiswa Internasional, Aktif Bagikan Tips di Medsos
Arroyan Pram, pemuda asal Boyolali yang dapat beasiswa internasional, usai ditolak PTN di Indonesia. (Sumber: Instagram/arroyanpram)

Dikatakannya, siapa yang memotivasinya sehingga bisa sampai di titik seperti sekarang adalah perjuangan B. J. Habibie. Ia juga mengagumi dan menjadikan Presiden ke-3 RI itu sebagai role modelnya. Sebisa mungkin, ia ingin mengcopy paste perjuangan dari almarhum saat masih belajar di Jerman. Hingga akhirnya dipanggil ke Tanah Air untuk berkontribusi membangun Indonesia.

Selain itu, anak pertama dari lima bersaudara ini juga harus bisa menjadi role model bagi adik-adiknya kelak. Sebagai manusia yang takut akan kegagalan di masa depan, Arroyan berusaha sebaik mungkin memberikan edukasi kepada pengikutnya di media sosial agar bisa mencapai kesuksesan, seperti apa yang dicita-citakan.

Maka dari itu, bagi yang penasaran dengan cerita pengalaman dan tips tentang pendidikan yang dibagikannya, bisa langsung mengunjungi media sosial Arroyan Pram.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya