4 Cara Mencegah Rabies, Kenali Penyebab dan Gejalanya pada Manusia

Cara mencegah rabies dilakukan dengan vaksinasi hingga menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi.

oleh Husnul Abdi diperbarui 18 Jun 2023, 16:40 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2023, 16:40 WIB
Cara Mencegah Rabies
Cara Mencegah Rabies. (Unsplash/Heshan Weeramanthri)

Liputan6.com, Jakarta Cara mencegah rabies perlu dipahami oleh setiap masyarakat. Rabies adalah penyakit yang sering menjangkiti binatang berdarah panas, seperti anjing, kucing, dan serigala. Penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menyerang saraf penderitanya.

Rabies disebut juga sebagai penyakit anjing gila. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan dapat menular melalui gigitan binatang yang telah terjangkit. Jika tidak segera ditangani, penyakit rabies ini dapat menyebabkan kematian.

Edukasi tentang rabies dan tindakan pencegahan kepada masyarakat sangat penting untuk membantu meningkatkan kesadaran dan melindungi masyarakat dari rabies. Pencegahan adalah langkah terbaik untuk melindungi diri sendiri dan masyarakat dari penyakit ini.

Cara mencegah rabies dilakukan dengan vaksinasi hingga menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi. Selain itu, setiap orang juga bertanggung jawab untuk mengajari anak-anak untuk tidak menyentuh hewan liar sebagai upaya pencegahan bahay dari rabies ini.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (18/6/2023) tentang cara mencegah rabies.

Cara Mencegah Rabies

Cara Mencegah Rabies
Cara Mencegah Rabies (Foto: Unsplash)

Cara mencegah rabies penting diperhatikan setiap pihak. Pasalnya, penyakit rabies ini sangat berbahaya bagi manusia maupun hewan. Apalagi, pengobatan rabies juga tidak murah. Berikut adalah beberapa cara mencegah rabies yang bisa dilakukan:

1. Melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan, yaitu anjing dan kucing

Cara mencegah rabies yang pertama tentunya adalah melakukan vaksinasi. Vaksinasi pada anjing, kucing, dan hewan peliharaan lainnya adalah langkah penting dalam mencegah penyebaran rabies. Pastikan hewan peliharaan kamu mendapatkan vaksinasi rabies secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dokter hewan.

2. Menghindari kontak dengan hewan liar atau hewan yang menunjukkan gejala rabies

Menghindari kontak dengan hewan liar merupakan salah satu cara mencegah rabies yang penting bagi manusia. Kamu harus berhati-hati dalam berinteraksi dengan hewan liar, terutama yang berpotensi membawa virus rabies, seperti kelelawar, rubah, rakun, dan serigala. Jangan mencoba memegang atau menyentuh hewan liar tersebut, terutama jika mereka terlihat sakit atau berperilaku aneh. Kamu juga harus mengajari anak-anak untuk tidak menyentuh hewan liar.

3. Melapor ke lembaga pengendalian hewan jika muncul hewan-hewan liar

Bila melihat hewan yang mencurigakan atau bertindak agresif, jangan lakukan kontak langsung dengan hewan tersebut. Laporkan kepada otoritas setempat, seperti polisi atau petugas berwenang lainnya agar mereka dapat menangani situasi tersebut.  Cara mencegah rabies ini tentunya sangat efektif karena ditangani langsung oleh ahlinya.

4. Segera cari perawatan medis saat digigit hewan

Selain itu, jika digigit oleh hewan, terutama hewan liar atau hewan yang tidak diketahui status vaksinasinya, segera bersihkan luka dengan sabun dan air mengalir selama 10-15 menit. Kemudian segera cari perawatan medis untuk penilaian lebih lanjut dan tindakan pencegahan yang diperlukan. Cara mencegah rabies ini tentu perlu kamu perhatikan agar tidak berakibat fatal nantinya.

Apabila telah terpapar oleh hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, segera hubungi penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan nasihat dan pengobatan yang tepat. Tindakan pencegahan setelah paparan meliputi pembersihan luka, pemberian vaksin rabies, dan sering kali pemberian imunoglobulin rabies (RIG) sebagai perlindungan tambahan.

Penyebab Rabies

Jenis hewan yang dapat membawa dan menularkan virus rabies antara lain anjing, kucing, monyet, kelelawar, rakun, hingga sigung. Penyebab rabies adalah virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.

Setelah memasuki tubuh, virus rabies dapat menyebar ke otak melalui sel saraf, kemudian berkembang biak dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan peradangan pada otak dan saraf tulang belakang. Penting untuk diingat, virus rabies yang sudah menyerang otak dapat memperburuk kondisi dan mempercepat kematian. Penyebaran virus ke otak bisa terjadi lebih cepat jika pasien digigit atau dicakar hewan pada area leher atau kepala.

Gejala Hewan Terjangkit Virus Rabies

Ilustrasi anjing terinveksi virus rabies (Istimewa)
Ilustrasi anjing terinveksi virus rabies (Istimewa)

Virus rabies paling sering ditularkan melalui gigitan. Beberapa gejala yang dapat muncul pada anjing yang terinfeksi virus rabies adalah:

  1. Mudah menyerang orang (agresif)
  2. Mulut berbusa
  3. Air liur berlebih
  4. Bereaksi berlebihan terhadap cahaya dan suara
  5. Suka menyendiri dalam ruangan gelap
  6. Demam
  7. Tidak nafsu makan
  8. Lemah
  9. Kejang
  10. Lumpuh

Berdasarkan gejala di atas, bisa diketahui bahwa rabies tidak selalu menyebabkan anjing menjadi agresif atau seperti “anjing gila”. Pada beberapa kasus, rabies justru bisa menyebabkan anjing menjadi lemah dan pendiam.

Gejala Rabies pada Manusia Setelah Terkena Gigitan Hewan

Pertolongan pertama saat digigit anjing
Pertolongan pertama saat digigit anjing (Sumber: Pixabay)

Gejala awal infeksi rabies pada manusia biasanya mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, dan ketidaknyamanan umum. Namun, seiring berkembangnya penyakit, gejalanya menjadi lebih serius, termasuk kecemasan, gangguan tidur, kesulitan menelan, kebingungan, agitasi, dan gangguan neurologis seperti kejang dan kelemahan otot.

Melansir laman Dinas Kesehatan Jakarta, gejala rabies pada manusia umumnya berkembang secara bertahap diawali dengan masa inkubasi dan setelah itu biasanya muncul dalam empat fase:

1. Fase prodromal (gejala awal)

Fase ini berlangsung selama beberapa hari dan mirip dengan gejala penyakit flu. Gejalanya termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan ketidaknyamanan umum. Selama fase ini, seseorang mungkin juga mengalami gejala seperti gatal-gatal di tempat gigitan, sensasi tidak nyaman atau kesemutan di area gigitan.

2. Fase Sensoris (rangsangan)

Fase ini ini akan menimbulkan nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada luka gigitan, cemas dan reaksi yang berlebih terhadap rangsangan sensorik

3. Fase eksitasi (fase agitasi) 

Fase ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga satu minggu. Pada fase ini, gejala neurologis mulai muncul dan seseorang mengalami perubahan perilaku yang mencolok. Gejala yang umum terjadi meliputi kecemasan, kebingungan, agitasi, halusinasi, kesulitan tidur, kejang, dan sensitivitas terhadap rangsangan cahaya, suara, atau sentuhan. Pada beberapa kasus, orang yang terinfeksi rabies dapat menjadi sangat agresif atau mengalami kecemasan yang tak terkendali.

4. Fase paralitik (fase paralisis)

Fase ini dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Gejalanya meliputi kelemahan otot yang progresif, paralisis, koma, dan akhirnya berujung pada kematian. Selama fase ini, pernapasan dan fungsi jantung juga dapat terpengaruh, yang berkontribusi pada tingkat kematian yang tinggi pada kasus rabies.

Gejala rabies pada manusia tidak selalu mengikuti pola yang sama untuk setiap individu, dan ada variasi dalam tingkat keparahan dan durasi setiap fase. Jika seseorang dicurigai terinfeksi rabies atau telah terkena gigitan hewan yang dicurigai terinfeksi, penting untuk segera mencari perawatan medis darurat di fasilitas kesehatan terdekat, karena rabies adalah penyakit yang mematikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya