Liputan6.com, Jakarta Teks anekdot adalah jenis teks, yang berisi cerita pendek atau kejadian lucu yang bertujuan menghibur pembaca atau pendengar. Ciri-ciri teks anekdot umumnya bersifat menyindir, dan sering digunakan dalam situasi informal, seperti dalam percakapan sehari-hari, presentasi, atau sebagai bahan hiburan di media massa.
Ciri-ciri teks anekdot juga miliki struktur cerita yang pendek, ringkas, dan biasanya diakhiri dengan punchline atau momen lucu yang memicu tawa atau senyuman. Teks ini kerap mengandung lelucon, kesalahpahaman, kejadian konyol, atau situasi yang tidak terduga.
Tujuan utama teks anekdot adalah menghibur atau membuat orang lain tertawa. Namun, selain sebagai sumber hiburan, ciri-ciri teks anekdot juga dapat mengandung pesan moral, atau pembelajaran yang tersembunyi di balik cerita lucu tersebut. Pesan ini dapat berupa pengamatan tentang kehidupan, kesalahan yang bisa dihindari, atau bahkan inspirasi untuk melihat sisi lucu dalam situasi tertentu.
Advertisement
Berikut ini ciri-ciri teks anekdot yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (26/6/2023).
Ciri-Ciri
- Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, yang artinya teks anekdot berisi tentang kisah-kisah lucu atau bualan.
- Bersifat menggelitik, yang artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
- Teks anekdot biasanya ditulis dengan gaya bahasa yang santai, ramah, dan kadang-kadang menggunakan unsur humor.
- Meskipun tujuan utama teks anekdot adalah menghibur, seringkali mereka juga mengandung pesan atau pembelajaran yang tersembunyi di balik cerita lucu tersebut.
- Bersifat menyindir.
- Bisa jadi mengenai orang penting.
- Kisah atau cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng.
- Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis.
- Menggunakan kata keterangan waktu lampau, misalnya menggunakan kata dahulu, tahun lalu, bulan lalu, waktu itu, dan lain-lain.
- Urutan peristiwa berdasarkan waktu (kronologis).
- Menggunakan jenis pertanyaan retorik, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan untuk dijawab.
- Menggunakan kalimat perintah, misalnya seperti buanglah, ambilah, catatlah, perhatikanlah, dan lain-lain.
- Menggunakan kalimat seru. Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
- Teks anekdot sering menggunakan dialog untuk menghidupkan cerita. Dialog dapat memperkuat momen lucu. atau kekonyolan dalam cerita dan memberikan kesan realistis.
Advertisement
Mengenal Teks Anekdot
Setelah mengetahui ciri-ciri teks anekdot, maka Anda juga perlu memahami pengertiannya. Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal, dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kata anekdot berasal dari bahasa Yunani anékdoton yang berarti "tidak diterbitkan", secara harfiah "tidak diberikan".
Sedangkan pengertian menurut para ahli salah satunya Gorys Keraf (1991), menyatakan bahwa anekdot adalah semacam cerita pendek, yang bertujuan menyampaikan karakteristik yang menarik atau aneh mengenai seseorang atau suatu hal lain. Tak hanya itu, pendapat lain menurut Prasetyo (2014) teks anekdot adalah cerita rekaan, yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat, yang menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting.
Tujuan teks anekdot sendiri, adalah untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya. Anekdot juga bertujuan untuk penghibur, dan sarana pengkritik. Teks anekdot memiliki dua macam isi, isi yang tersurat dan isi yang tersirat. Isi yang tersurat adalah isi yang tertulis secara harfiah, dan langsung dapat dibaca di dalam teks anekdot. Sedangkan makna tersirat adalah makna teks anekdot tersebut yang berhubungan dengan situasi dan kondisi masyarakat pada umumnya.
Contoh
1. Tentang Hukum
Pada suatu pagi yang cerah, di sebuah ruangan kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Dikarenakan kondisinya begitu santai, sang guru pun terlibat percakapan dengan satu di antara muridnya.
Murid: "Bu, ibu guru tanya, Bu!"
Ibu Guru: "Ya silakan, apa yang ingin kamu tanyakan, Ndi"
Murid: "Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dilakukannya?"
Ibu Guru: "Ya jelas tidak boleh dong. Seseorang itu baru boleh dihukum apabila dia terbukti bersalah, Ndi."
Murid: "Alhamdulillah Bu, jadi saya bebas hukuman ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR."
Ibu Guru: "Ooohhh…. dasar bocah!"
2. Tentang Kebun
Alkisah disebuah keluarga yang bahagia ada sepasang kaka beradik yang pergi untuk berkebun, namun tiba-tiba mereka pulang dengan tergesa-gesa.
Kakak : Mah, tolong ini gawat, adik menelan kecoa mahh !!
Mamah : Astaga kok bisa sih kak !! Bagaimana ceritanya ? Cepet kamu panggil ayah supaya ayah bawa dokter kesini.
Kakak : Oh kalau gitu tambah menjadi masalah buuu, tunggu bentar aja kecoanya mati, soalnya kakak udah kasih adik racun serangga tadi.
Yang ada si adik malah mati.
3. Tentang Setrika
Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya karena luka bakar.
Dokter: "Lho telinga Anda kenapa lagi, Pak?"
Pasien: "Begini, Dok, ceritanya, waktu itu saya sedang menyetrika pakaian tiba-tiba telepon mendadak berbunyi dan berdering. Kemudian, dikarenakan refleks, akhirnya saya melekatkan setrika pada telinga kiri saya, Dok."
Dokter: "Oh begitu toh ceritanya, saya tentu tahu apa yang Bapak rasakan. Lalu, untuk telinga yang sebelah kanan itu kenapa, Pak?"
Pasien: "Nah, inilah masalahnya, Dok, si orang nggak jelas itu kembali menelepon saya..."
3. Makan di Restoran
Ketika sedang makan malam di restoran, saya dengan ceroboh mengambil sambal pedas dan mengoleskannya ke hidangan teman saya, bukan ke hidangan saya sendiri. Wajah teman saya yang memerah dan reaksi kagetnya membuat kami semua tertawa. Tapi yang paling lucu adalah ketika saya mencoba mencicipi makanan sendiri, dan tanpa sadar mengambil garpu yang masih terkena sambal pedas. Wajah saya berubah menjadi warna merah cabai, dan semuanya meletup dalam tawa yang keras.
4. Tentang Lupa Ingatan
Di suatu siang, ada dua bocah yang tengah bercanda di bawah pohon rindang.
Rafi: “Agung, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?”
Agung: “Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur. Saat tidur, orang kan lupa.”
Rafi: (Tertawa) “Meski lucu, tapi jawabanmu salah.”
Agung: “Hmm… kursi apa, ya?”
Rafi: “Jawabannya adalah kursi DPR!”
Agung: “Lho, kok begitu?”
Rafi: “Jelas, lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji macam-macam agar masyarakat memilih mereka. Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap saja mereka hilang ingatan akan janji-janjinya.”
Agung: “Oh, iya, betul juga.”
5. Tentang Tukang Roti
Suatu hari ada tukang roti yang lewat depan rumah, terus teman gue si Enggar manggil. Tidak lama kemudian tukang roti tersebut datang menghampiri kami yang lagi duduk santai di taman depan rumah.
Enggar : “Roti apa aja yang ada bang ?”
Tukang Roti : “Macam-macam, dek.”
Enggar : “Yang ini roti rasa apa yah bang ?”
Tukang Roti : “Yang ini coklat.”
Enggar : “Kalau yang ini rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “Ini rasa strawberry dek.”
Enggar : “Kalau ini rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “Kalau yang ini rasa nanas dek.”
Enggar : “Terus rotinya mana bang ? dari tadi kok ngomongnya buah-buahan terus ? emangnya abang jual buah apa jual roti ? Kalo kaya gini caranya gue enggak jadi beli bang.”
Tukang Roti : *Hening*
Seketika itu tukang roti mendadak pingsan.
Advertisement