Liputan6.com, Jakarta Seluruh umat Muslim sebentar lagi akan melaksanakan hari raya Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah. Pada hari tersebut, seluruh umat Muslim di seluruh dunia akan menggelar sholat Idul Adha yang kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban.
Baca Juga
Advertisement
Tata cara sholat Idul Adha sama seperti sholat Idul Fitri, yaitu dikerjakan sebanyak dua rakaat dengan adanya takbir zawaid (takbir tambahan) sebanyak 7 kali di rakaat pertama dan 5 kali di rakaat kedua.
Sebelum melaksanakan sholat Idul Adha, setiap umat Muslim harus membaca niat sholat Idul Adha terlebih dahulu. Bacaan niat ini disesuaikan dengan posisi jemaah, baik berjamaah ataupun sholat sendiri di rumah. Biasanya sholat Idul Adha sendiri di rumah dilakukan apabila umat Islam tersebut sengaja ingin sendiri ataupun tertinggal jamaah di masjid terdekat.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai bacaan niat sholat Idul Adha berjamaah dan sendiri beserta waktu pelaksanaannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (27/6/2023).
Niat Sholat Idul Adha Berjamaah dan Sendiri
Berikut ini bacaan niat sholat Idul Adha berjamaah sebagai imam, yakni:
اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا للهِ تَعَالَى
Arab Latin: Usholli sunnatan 'iidil adhaa rok'ataini mustaqbilal qiblati imaman lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya niat salat sunah Iduladha dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah ta'ala."
Selain itu, ada pula bacaan niat sholat Idul Adha berjamaah sebagai makmum, yang berbunyi:
اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى
Arab Latin: Usholli sunnatan 'iidil adhaa rok'ataini mustaqbilal qiblati ma'muuman lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya niat salat sunah Iduladha dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah ta'ala."
Sementara itu, untuk bacaan niat sholat Idul Adha sendiri di rumah adalah sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَــــــــالَى
Arab Latin: Ushallii sunnatan 'iidil adha rok'ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta'alaa.
Artinya: "Aku berniat sholat Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta'ala."
Advertisement
Tata Cara Sholat Idul Adha
Dilansir dari laman Kemenag Kepri, hukum sholat Idul Adha adalah sholat sunah dua rakaat yang dianjurkan untuk dikerjakan umat Islam saat Idul Adha. Sebelum sholat, disunahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
Sholat dimulai dengan menyeru "Ash-sholaatu jaami‘ah", tanpa azan dan iqomat. Kemudian memulai dengan niat sholat Idul Adha. Selain itu, sholat Idul Adha juga tidak didahului dengan sholat sunah Qobliyah dan Ba'diyah. Berikut tata cara sholat Idul Adha sesuai rukunnya:
- Niat sholat (imam dan makmum ataupun sendiri).
- Takbiratul ihram.
- Takbir lagi (takbir zawa-id) sebanyak 7 kali. Di antara takbir disunahkan membaca dzikir memuji Allah.
- Membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan surat lainnya.
- Rukuk dengan tuma’ninah.
- Iktidal dengan tuma’ninah.
- Sujud dengan tuma’ninah.
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah.
- Sujud kedua dengan tuma’ninah.
- Bangkit dari sujud dan bertakbir.
- Takbir zawa-id sebanyak 5 kali. Di antara takbir disunahkan membaca dzikir memuji Allah.
- Rukuk dengan tuma’ninah.
- Iktidal dengan tuma’ninah.
- Sujud dengan tuma’ninah.
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah.
- Sujud kedua dengan tuma’ninah.
- Duduk tasyahud dengan tuma’ninah.
- Salam.
- Tertib melakukan rukun secara berurutan.
Setelah selesai melakukan seluruh tata cara sholat Idul Adha, biasanya akan ada khotbah dan membahas tentang hukum-hukum kurban dan Idul Adha. Namun jika sholat sendiri tidak perlu ada khotbah.
Waktu Pelaksanaan Sholat Idul Adha
Berdasarkan penjelasan dalam Kitab al-Iqna' halaman 53-54 oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) memiliki perbedaan jam pelaksanaan sholat Idul Adha khususnya di negara Indonesia. Dalam waktu ikhtiyar, jam sholat Idul Adha dilaksanakan pada waktu seperenam siang. Hal ini untuk memberikan waktu bagi shohibul qurban menyembelih hewan kurban, sebab setelah melaksanakan sholat Idul Adha akan dilakukan penyembelihan hewan kurban.
Pemilihan jam sholat Idul Adha yang lebih pagi dibandingkan sholat Idul Fitri memiliki tujuan tertentu. Sholat Idul Adha merupakan perayaan hari raya yang dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender hijriyah. Pada hari ini, umat Muslim yang mampu juga dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai bentuk pengorbanan dan berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
Jam sholat Idul Adha yang lebih awal, memungkinkan umat Muslim diberikan waktu yang cukup untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban dan memastikan prosesnya dapat segera dimulai.
Di Indonesia, jam pelaksanaan sholat Idul Fitri umumnya berlangsung antara jam 6 pagi sampai jam 8 pagi. Pandangan ini mengikuti fatwa MUI yang didasarkan pada pendapat Imam Syafi'i dan Imam al-Mawardi. Namun, sholat Idul Adha dilaksanakan lebih awal daripada sholat Idul Fitri.
Menurut Imam Abu Wafa dalam bukunya yang berjudul Panduan Sholat Rasulullah 2, waktu sholat Idul Fitri dimulai saat matahari terbit setinggi tombak dan berakhir saat waktu zawal, yaitu ketika matahari mulai condong ke arah barat. Apabila waktu tersebut dikonversikan ke dalam satuan jam, sholat Idul Fitri dapat dilaksanakan pada rentang waktu antara pukul 7.30 hingga 9 pagi. Dalam konteks ini, jika mengadopsi panduan tersebut, maka jam pelaksanaan sholat Idul Adha akan lebih awal dibandingkan dengan sholat Idul Fitri.
Penyesuaian ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses penyembelihan hewan kurban dapat selesai dengan cepat. Lalu, umat Muslim dapat menggunakan sisa waktu untuk merayakan hari raya dan berbagi daging kurban kepada yang membutuhkan.
Advertisement
Lokasi yang Disunnahkan untuk Melaksanakan Sholat Idul Adha
Dikutip dari kitab Bukhari dan Muslim menjelaskan bahwa sholat Idul Adha alangkah baiknya lokasi bertempatkan di tanah lapang, kecuali jika ada udzur. Hal ini mengacu pada hadits dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى
Artinya: “Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa hadits di atas menjadi dalil bahwa sholat ‘id di tanah lapang lebih utama daripada di masjid, kecuali penduduk Makkah yang selalu mengerjakan sholat ‘id di masjidil haram.