Ingin Ganti Kelamin Berbiaya Murah, Transgender Ini Nekat Bakar Kemaluannya

Alih-alih hanya mengamputasi kemaluan, transgender itu harus mengalami komplikasi kebakaran organ intimnya.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 29 Jun 2023, 18:25 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2023, 18:25 WIB
Aksi Bakar Kemaluan
Wanita Transgender Ini Nekat Bakar Kemaluannya (Sumber: Pexels/vidal-balielo-jr)

Liputan6.com, Jakarta Transgender adalah seseorang mengubah identitas dari yang semula laki-laki menjadi wanita, dan sebaliknya. Sudah banyak yang tahu, butuh prosedur rumit dan biaya fantastis untuk mengganti identitas dalam transgender. Salah satunya operasi ganti kelamin.

Mengejutkannya, seorang wanita transgender dilaporkan mengganti kelamin dengan cara yang bikin geleng kepala. Wanita transgender asal Australia itu sengaja membakar kemaluannya agar bisa operasi kelamin. Mengherankannya lagi, ia nekat melakukannya demi mendapatkan prosedur operasi ganti kelamin dengan biaya yang lebih murah. 

Kejadian tersebut dilaporkan oleh Urology Case Reports yang menyebutkan wanita 57 tahun mengalami luka bakar yang sengaja dilakukan sendiri. Alih-alih hanya mengamputasi kemaluan, wanita transgender yang tak disebutkan namanya itu harus mengalami komplikasi kebakaran organ intimnya. 

“Saat pasien tiba di departemen urologi rumah sakit, dia mengalami nekrosis (jaringan mati) di ujung penis bersamaan dengan luka bakar, bengkak dan kemerahan di sepanjang batang,” tulis dalam laporan tersebut. 

Lantas bagaimana nasib wanita transgender tersebut? Berikut Liputan6.com merangkum kisahnya melansir dari New York Post, Kamis (29/6/2023).

Wanita Transgender Bakar Kemaluan Pakai Cairan Kimia

Aksi Bakar Kemaluan
Wanita Transgender Ini Nekat Bakar Kemaluannya (Sumber: Pexels/vidal-balielo-jr)

Transgender tersebut seolah tahu jika melakukan operasi ganti kelamin bakal menelan biaya fantastis. Hal itu yang menjadi dugaan dokter motif di balik membakar kemaluan. Mengejutkannya, pelaku yang aslinya berjenis kelamin laki-laki tersebut mendapatkan luka bakar di kelamin akibat cairan kimia berbahaya. 

“Kami menyajikan kasus luka bakar penis kimia yang dilakukan sendiri yang membutuhkan penektomi darurat pada  pasien trans -feminin,” tulis tim dokter dalam penelitian tersebut.

Dokter berpendapat bahwa dia menginginkan berganti gender tetapi kemungkinan besar tidak ingin membayar biaya medis yang besar. Ia dilaporkan berusaha membakar kemaluannya dengan bahan kimia.

Alih-alih mendapatkan pengobatan akibat kecelakaan dan luka, wanita transgender tersebut harus membayar lebih mahal. Pasalnya, operasi penggantian kelamin diketahui tidak ditanggung oleh Medicare, asuransi kesehatan masyarakat nasional Australia. Akibatnya, pasien harus mencari pengobatan di sektor swasta.

Diketahui, usaha transgender untuk berubah sepenuhnya jadi wanita tak hanya sekali. Sebelum cedera, dia juga telah menjalani terapi kekurangan androgen yang menurunkan kadar hormon testis.

Mengalami Komplikasi Kematian Sel di Kelamin

Aksi Bakar Kemaluan
Wanita Transgender Ini Nekat Bakar Kemaluannya (Sumber: Pexels/anna shvets)

Belum jelas bahan kimia apa yang digunakan pasien untuk memutilasi anggota tubuhnya. Namun diketahui, usaha transgender tersebut berubah sepenuhnya jadi wanita tak hanya sekali. Sebelum cedera, dia juga telah menjalani terapi kekurangan androgen yang menurunkan kadar hormon testis.

Setelah mengeringkan kandung kemihnya dengan kateter dan merawat lukanya, petugas medis menemukan bahwa untungnya nekrosis tidak menyebar ke uretra atau kandung kemih. Selama tujuh hari berikutnya, dokter merawat pasien dengan membalut kasa, memberikan antibiotik intravena dan mengalihkan aliran urin.

Namun penurunan kesehatan terjadi, penis wanita transgender tersebut diketahui terkena infeksi. Semuanya berjalan baik sampai suatu hari ketika petugas medis mengganti perban dan menemukan bahwa kematian sel telah terjadi penisnya.

Foto-foto yang menyertai menunjukkan anggota gangren, yang hampir seluruhnya hitam, seolah-olah mengalami radang dingin yang parah.

Perkembangan yang mengerikan ini dikombinasikan dengan "penanda inflamasi yang meningkat" yang mendeteksi tingkat peradangan yang mungkin mengindikasikan infeksi atau kanker  memerlukan "penektomi darurat", menurut penelitian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya