30 Abjad Arab dan Tanda Bacanya yang Benar, Dasar Membaca Al-Qur’an

Abjad Arab dikenal juga sebagai al-arabiyah atau huruf hijaiyah.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 06 Jul 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2023, 16:00 WIB
30 Abjad Arab dan Tanda Bacanya yang Benar, Dasar Membaca Al-Qur’an
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: pexels.com/Tayeb

Liputan6.com, Jakarta Abjad Arab dan tanda bacanya yang benar merupakan dasar pembelajaran membaca Al-Qur’an. Apalagi membaca Al-Qur’an wajib hukumnya dipahami oleh setiap umat Muslim dalam menunaikan ibadah salah fardhu maupun sunnah. Sebab ketika salat harus membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an.

Abjad Arab dikenal juga sebagai al-arabiyah atau huruf hijaiyah. Huruf ini adalah abjad yang digunakan untuk menuliskan bahasa Arab, serta beberapa bahasa di Asia dan Afrika. Abjad Arab terdiri dari 30 huruf dengan arah penulisan dari kanan ke kiri  dan gaya tulisan yang bersambung.

Penting bagi umat Muslim mengetahui abjad Arab dan tanda bacanya sejak dini. Supaya dapat membaca Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dengan lancar dan benar. Untuk itu, anda harus mengenali apa saja abjad Arab dan tanda bacanya dengan baik dan benar.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai abjad Arab dan tanda bacanya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (6/7/2023).

Abjad Arab dan Cara Bacanya

30 Abjad Arab dan Tanda Bacanya yang Benar, Dasar Membaca Al-Qur’an
Huruf Hijaiyah. (Liputan6.com/Tri Ayu Lutfiani)

Seperti yang telah dijelaskan di atas, abjad Arab dikenal juga sebagai al-arabiyah atau huruf hijaiyah. Huruf ini adalah abjad yang digunakan untuk menuliskan bahasa Arab, serta beberapa bahasa di Asia dan Afrika. Abjad Arab terdiri dari 30 huruf dengan arah penulisan dari kanan ke kiri  dan gaya tulisan yang bersambung.

Asalnya, abjad ini adalah abjad murni, yaitu yang hanya terdiri dari konsonan, tetapi sekarang bukan lagi. Sama halnya dengan sistem penulisan abjad yang lain, seperti abjad Ibrani, para penulis kemudian merancang indikator suara vokal menggunakan tanda vokal terpisah.

Abjad Arab berasal dari Aksara Aramea (dari bahasa Syria dan Nabatea), di mana abjad Aram terlihat kemiripannya dengan abjad Koptik dan Yunani. Terlihat perbedaan penulisan antara Magribi dan Timur Tengah. Di antaranya adalah penulisan huruf qaf dan fa. Di wilayah Arab Maghrib, huruf qāf dituliskan dengan memiliki titik di bawah dan fā' dengan satu titik di atasnya.

Berikut ini abjad Arab dan cara bacanya yang perlu dikenali dan dihafalkan oleh umat Muslim, yakni:

  1. ا  (alif)
  2. ب  (ba)
  3. ت  (ta)
  4. ث  (tsa)
  5. ج  (jim)
  6. ج  (ha)
  7. خ  (kho)
  8. د  (dal)
  9. ذ  (dzal)
  10. ر  (ro)
  11. ز  (zay, zayy atau za)
  12. س  (sin)
  13. ش  (syin)
  14. ص  (shod)
  15. ض  (dhod)
  16. ط  (tho)
  17. ظ  (zho)
  18. ع  (ain)
  19. غ  (ghoin)
  20. ف  (fa)
  21. ق  (qof)
  22. ك  (kaf)
  23. ل  (lam)
  24. م  (mim)
  25. ن  (nun)
  26. هـ  (ha)
  27. و  (waw)
  28. ي  (ya)
  29. ء  (hamzah)
  30. لا (lam alif)

Tanda Baca Abjad Arab

30 Abjad Arab dan Tanda Bacanya yang Benar, Dasar Membaca Al-Qur’an
Berikut beberapa manfaat membaca Al-Quran untuk kesehatan.

Tanda baca abjad Arab dikenal juga dengan istilah harakat. Tanda baca ini sangat diperlukan untuk mempermudah pembacaan surat dalam Al-Qur’an. Tanda-tanda ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai pelafalan dan pengucapan yang benar untuk setiap huruf hijaiyah. 

Dikutip dari buku Quran Hadist karya Asep B.R. dan 1 ½ Jam Lancar Membaca Al-Qur’an oleh Ahmad Junaeni, jenis-jenis harakat terdiri dari fathah, kasrah, dhamah, kasratain, dhamatain, tasydid, dan sukun. Berikut ini penjelasan dari masing-masing harakat tersebut, yakni:

1. Fathah

Tanda baca yang sering digunakan dalam surat Al-Qur’an adalah tanda baca fathah ( ﹷ ). Tanda ini memiliki bunyi "a" dalam pelafalannya. Untuk membacanya, perlu membiarkan bibir terbuka saat mengucapkannya. Sebagai contoh, pada kata "مَاء" (maa'), huruf pertama "م" (mim) memiliki tanda fathah di atasnya.

Tanda baca huruf hijaiyah fathah membantu memberikan petunjuk pengucapan yang benar pada huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an. Maka dengan adanya tanda baca atau kharakat fathah ini, pengucapan yang benar menjadi "a”. Bila demikian, kata tersebut diucapkan sebagai "Abraham”. Tanda baca fathah berperan penting dalam membantu pengucapan yang akurat dan pemahaman yang tepat terhadap huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an.

Selain itu, terdapat pula tanda baca huruf hijaiyah disebut fathatain ( ً- ) yang terdiri dari dua garis fathah sejajar yang ditempatkan di atas huruf. Tanda ini dibaca sebagai "an”. Sebagai contoh, pada kata "كَتَبًا" (kataban), huruf terakhir "ب" (ba) memiliki tanda fathatain di atasnya. Maka dengan adanya tanda ini, pengucapan yang benar adalah "an”. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kataban”.

2. Kasrah

Selanjutnya, tanda baca yang sering dijumpai pada surat Al-Qur’an adalah kasrah ( ِ- ). Harakat kasrah ini ditandai dengan adanya garis di bawah huruf dan membacaannya sebagai "i”. Untuk mengucapkannya dengan benar, bibir agak mengarah ke bawah.

Sebagai contoh, pada kata "كِتَابٍ" (kitabin), huruf kedua "ت" (ta) memiliki tanda kasrah di bawahnya. Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "i”. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kitabin”. Harakat kasrah membantu memperjelas pengucapan dan pemahaman dalam membaca huruf hijaiyah di Al-Qur’an. Tanda baca huruf hijaiyah ini berperan penting dalam membantu mengenali pengucapan yang tepat dan memberikan panduan yang jelas dalam membaca huruf hijaiyah di Al-Qur’an.

3. Dhamah

Berikutnya, tanda baca yang juga sering dijumpai pada surat Al-Qur’an adalah dhamah ( ُ- ) dalam huruf hijaiyah yang memiliki bunyi "u”. Untuk mengucapkannya dengan benar, bibir perlu sedikit dimajukan. Contohnya dalam potongan ayat surat Al-Qur’an adalah kata "بُوْرُوْ" (buuru), huruf kedua "و" (waw) memiliki tanda dhamah di atasnya.

Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "u”. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "buuru”. Tanda baca dhamah memberikan petunjuk penting dalam membaca huruf hijaiyah dengan bunyi "u" di Al-Qur’an.

4. Kasratain

Tanda baca abjad Arab yang lainnya adalah kasratain ( ٍٍ- ) yang merupakan dua garis kasrah sejajar yang diletakkan di bawah huruf. Cara membaca tanda baca kasratain sedikit mendengung. Tanda ini dibaca sebagai "in”. Sebagai contoh pada kata "كِتَابِيْنِ" (kitabini), huruf terakhir "ن" (nun) memiliki tanda kasratain di bawahnya. Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "in”. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kitabini”.

5. Dhamatain

Tanda baca abjad Arab yang lainnya adalah dhamatain ( ٌ- ) dalam huruf hijaiyah yang memiliki bunyi "un”. Tanda ini ditandai dengan lambang dhamah beralis. Cara membaca tanda baca dhamatain sedikit mendengung. Sebagai contoh, pada kata "سُورٌ" (surun), huruf ketiga "ر" (ra) memiliki tanda dhamatain di atasnya. Adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah "un”. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "surun”.

6. Tasydid

Selanjutnya, tanda baca abjad Arab Adalah tasydid ( ّ- ) yang ditempatkan di atas huruf. Tanda ini memiliki fungsi khusus, di mana ketika huruf hijaiyah menggunakan tanda tasydid, pengucapannya dilakukan secara ganda. Sebagai contoh, pada kata "مَرّ" (marr), huruf kedua "ر" (ra) memiliki tanda tasydid di atasnya. Dengan adanya tanda ini, pengucapan yang tepat adalah melafalkan huruf tersebut dua kali.

Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "marr”. Tanda baca ini memainkan peran penting dalam membaca Al-Qur’an dengan memperjelas bahwa pengucapan huruf tersebut harus dilakukan secara ganda.

7. Sukun

Berikutnya, tanda baca yang sering digunakan abjad Arab dalam surat Al-Qur’an adalah sukun ( ْ- ) yang diletakkan di atas huruf hijaiyah. Huruf hijaiyah yang memiliki tanda sukun disebut sebagai huruf mati. Sebagai contoh, pada kata "كِتَابْ" (kitab), huruf terakhir "ب" (ba) memiliki tanda sukun di atasnya.

Maka dengan adanya tanda ini, pengucapan yang benar adalah tanpa bunyi vokal tambahan. Oleh karena itu, kata tersebut diucapkan sebagai "kitab.” Sukun membantu mengindikasikan bahwa huruf hijaiyah tersebut tidak diikuti oleh bunyi vokal tambahan dan memberikan petunjuk pengucapan untuk berhenti. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya