Liputan6.com, Jakarta Jam sahur puasa Senin Kamis merupakan momen penting yang sering terlewatkan oleh banyak Muslim yang menjalankan puasa sunnah ini. Menentukan waktu sahur yang tepat tidak hanya mempengaruhi kekuatan tubuh dalam menjalani puasa, tetapi juga memaksimalkan keberkahan rohani yang terkandung di dalamnya. Sesuai sunnah Rasulullah SAW, waktu sahur terbaik adalah sepertiga malam terakhir hingga sekitar 10-15 menit sebelum waktu imsak, atau sejauh waktu membaca sekitar 50 ayat Al-Qur'an sebelum adzan Subuh.
Memperhatikan jam sahur puasa Senin Kamis menjadi kunci keberhasilan puasa, terutama bagi mereka yang beraktivitas penuh di hari kerja. Waktu sahur yang dianjurkan ini memiliki keutamaan khusus karena bertepatan dengan waktu turunnya rahmat Allah SWT dan dikabulkannya doa-doa. Berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan." Keberkahan tersebut lebih maksimal jika dilakukan pada waktu yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Pengaturan jam sahur puasa Senin Kamis bisa berbeda-beda di setiap daerah, mengikuti perbedaan waktu terbit fajar. Di Indonesia sendiri, waktu sahur untuk puasa Senin Kamis umumnya berkisar antara pukul 03.30 hingga 04.30 WIB, tergantung lokasi geografis dan musim. Penting bagi setiap Muslim untuk memeriksa jadwal sahur dan imsak di daerahnya masing-masing, karena perbedaan waktu bisa mencapai 15-30 menit antar wilayah, terutama antara Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.
Advertisement
Dalam menjalani tradisi sahur puasa Senin Kamis, banyak Muslim yang mencari panduan lengkap tentang doa, menu makanan terbaik, hingga adab yang dianjurkan. Namun, aspek penentuan jam sahur yang tepat seringkali diabaikan. Padahal, mengakhirkan sahur hingga mendekati waktu imsak adalah sunnah yang ditekankan, sebagaimana yang dipraktikkan Rasulullah SAW. Dengan memahami rentang waktu sahur yang optimal, umat Muslim dapat meraih manfaat spiritual maupun kesehatan dari puasa Senin Kamis, salah satu puasa sunnah yang paling sering dilakukan Rasulullah SAW semasa hidupnya.
Bagi yang belum memahami bacaan doa sahur puasa Senin Kamis dan jam sahur puasa Senin Kamis, berikut bacaannya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (11/7/2023).
Bacaan Niat Puasa Senin Kamis
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, doa sahur puasa Senin Kamis sebenarnya merupakan kombinasi dari bacaan niat puasa Senin Kamis dan bacaa doa sebelum makan. Dengan kata lain, lafal niat puasa Senin Kamis merupakan doa sahur puasa Senin Kamis itu sendiri.
Berniat atau membaca niat puasa Senin Kamis merupakan hal wajib untuk dilakukan, karena merupakan bagian dari rukun puasa sunnah Senin Kamis. Tanpa berniat, puasa yang kita laksanakan tidak sah.
Sebenarnya kita tidak harus berniat puasa sunnah di malam harinya atau di waktu sebelum imsak. Kita bahkan diperkenankan berniat untuk menjalankan puasa Senin Kamis pada pagi atau siang hari, dengan catatan kita belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa.
Akan tetapi, ketika kita sudah berniat untuk puasa sunnah sebelumnya, bacaan niat puasa Senin Kamis juga bisa dibaca sebagai doa sahur puasa Senin Kamis. Adapun bacaan niat puasa Senin Kamis adalah sebagai berikut:
1. Niat Puasa Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta’ala”.
2. Niat Puasa Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil khamisi lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Kamis karena Allah ta’ala”.
Penting untuk dicatat bahwa bacaan niat puasa sunnah bisa dibaca sebelum atau sesudah makan sahur. Bahkan berniat juga bisa dilakukan setelah melewati waktu imsak, selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Advertisement
Bacaan Doa Sahur Puasa Senin Kamis
Selain bacaan niat puasa sunnah, doa sahur puasa Senin Kamis juga terdiri mencakup bacaan doa sebelum makan. Sebab sahur sendiri ada makan dan minum yang dilakukan pada malam hari sebelum waktu imsak.
Adapun bacaan doa sahur puasa Senin Kamis adalah sebagai berikut:
1. Doa Sahur Menurut Hadits Riwayat Abu Dawud
بِسْمِ اللَّهِ
Bismillah
Artinya: Dengan menyebut nama Allah
Bacaan doa sahur puasa Senin Kamis tersebut didasarkan pada hadis riwayat Abu Dawud dan Tizmidzi berikut,
Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia menyebut nama Allah Ta’ala. Dan jika ia lupa, hendaklah ia membaca ‘Bismilaahi awalahu wa aakhirahu’. (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
2. Doa sebelum Makan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa doa sahur puasa Senin Kamis juga mencakup doa sebelum makan. Jadi kita juga bisa membaca doa sebelum makan sebagai doa sahur puasa Senin Kamis. Adapun bacaannya sebagai berikut,
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Allohumma baariklanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naar
Artinya: Ya Allah, berkahilah untuk kami apa yang Engkau karuniakan kepada kami dan peliharalah kami dari adzab neraka (HR. Imam Malik dalam Al Muwatha’)
3. Doa Sahur Puasa Senin-Kamis
Selain kedua tersebut, kita juga bisa membaca doa berikut sebagai doa sahur puasa Senin Kamis:
يَرْحَمُ اللهُ المُتَسَحِّرِيْنَ
Yarhamullaahul mutasahhiriin.
Artinya: Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya bagi mereka yang bersahur.
4. Doa Selesai Makan sahur
Ketika selesai makan sahur, kita bisa membaca doa setelah makan sebagai doa sahur Senin Kamis. Adapun bacaannya sebagai berikut:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْنَ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja’alanaa minal muslimiin
Artinya: Segala puji milik Allah, Dzat yang memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami termasuk golongan orang-orang yang berserah diri.
Beberapa Keutamaan Puasa Senin Kamis
Dalam setiap ibadah sunnah yang dianjurkan tentunya mempunyai keutamaannya tersendiri. Berikut ini adalah keutamaan untuk puasa Senin Kamis yang harus kamu ketahui:
1. Puasa Sunnah yang Sering Dilaksanakan Rasulullah SAW
Puasa Senin Kamis adalah puasa yang selalu dilakukan oleh Rasulullah SAW. Siti Aisyah radhiyallahu anha pernah berkata:
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَتَحَرَّى صَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
Artinya: “Nabi ﷺ selalu menjaga puasa Senin dan Kamis” (HR Tirmidzi dan Ahmad).
2. Senin Kamis adalah Hari Penyetoran Amal
Hari Senin dan Kamis merupakan hari penyetoran dari amal manusia dimana mempunyai kelebihan tersendiri. Seperti dalam satu riwayat dijelaskan dimana Usamah bin Zaid pergi bersama budaknya ke bukit Al-Qura.
Saat itu kondisi Usamah tengah berpuasa padahal usianya sudah lanjut dan budaknya pun bertanya “Mengapa engkau berpuasa Senin-Kamis padahal engkau sudah lanjut usia?”. Adapun Usamah menjawab “Sesungguhnya Nabi Muhammad ﷺ berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Ketika Nabi ditanya tentang hal itu, beliau menjawab,
إِنَّ أَعْمَالَ الْعِبَادِ تُعْرَضُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيْسِ
Artinya: “Sesungguhnya amalan para hamba disampaikan pada hari Senin dan Kamis”.
Dalam hadits lain pun beliau bersabda:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Amal perbuatan manusia akan disampaikan pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka aku ingin amalku diserahkan saat aku berpuasa” (HR Tirmidzi).
3. Hari Dibukanya Pintu Surga
Hari Senin dan Kamis juga disebut sebagai hari yang istimewa karena Allah membuka pintu surga-Nya pada hari tersebut. Rasulullah bersabda:
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ
Artinya: “Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Semua dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali bagi orang yang antara dia dan saudaranya terdapat kebencian dan perpecahan” (HR Muslim, No. 4652).
4. Hari Lahir dan Wafat Rasulullah
Hari Senin adalah hari lahir dan juga kewafatan dari Rasulullah, adapun hal ini dijelaskan dalam salah satu hadits berikut:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ قَالَ: ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
Artinya: “Nabi ditanya soal puasa pada hari Senin, beliau menjawab, ‘Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku” (HR Muslim: 1162).
Advertisement
Hukum dan Adab Sahur dalam Islam
Meski sahur bukanlah kewajiban dalam ibadah puasa, namun aktivitas ini sangat dianjurkan dalam Islam dengan status hukum sunnah mu'akad (sunnah yang sangat diutamakan). Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, "Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan." Puasa tetap sah meskipun tidak melaksanakan sahur, namun dengan melakukannya kita akan mendapatkan keberkahan dan pahala tambahan.
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa adab sahur yang perlu diperhatikan sesuai tuntunan Islam. Waktu sahur yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir hingga menjelang waktu imsak, karena ini merupakan waktu turunnya rahmat Allah SWT. Saat menyantap hidangan sahur, hendaknya tidak berlebihan dalam makan dan minum, karena hal ini bisa membuat tubuh justru menjadi lemas saat berpuasa.
Para ulama juga mengajarkan untuk membaca doa sebelum dan sesudah sahur sebagai bentuk syukur atas rezeki yang diberikan. Selain itu, sahur juga sebaiknya dilakukan dengan tenang dan tidak terburu-buru, memberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual dalam menjalankan puasa.
Jam Sahur untuk Puasa Senin Kamis, Panduan Lengkap Waktu Terbaik
Waktu terbaik untuk sahur puasa Senin Kamis adalah pada sepertiga malam terakhir hingga menjelang fajar, sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Hadits dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa Rasulullah bersabda: "segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur," yang menunjukkan bahwa mengakhirkan sahur hingga mendekati waktu Subuh adalah amalan yang dianjurkan. Sepertiga malam terakhir juga merupakan waktu yang penuh keberkahan, di mana doa dan permohonan ampunan lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT.
Dalam praktiknya, waktu sahur yang optimal untuk puasa Senin Kamis adalah 30-45 menit sebelum waktu Subuh, dengan batas akhir saat terbitnya fajar shadiq yang ditandai dengan adzan Subuh. Tim Hisab Rukyat mencatat bahwa rentang waktu antara selesainya Nabi Muhammad SAW melakukan sahur dan dimulainya shalat Subuh adalah sekitar 10 menit, yang bisa dijadikan panduan bagi umat Muslim saat ini.
Jam sahur untuk puasa Senin Kamis dapat berbeda-beda di setiap daerah karena beberapa faktor seperti letak geografis, zona waktu, kondisi musim, dan metode perhitungan. Di Indonesia dengan tiga zona waktu berbeda (WIB, WITA, WIT), perbedaan jam sahur bisa cukup signifikan. Misalnya, ketika Muslim di Jakarta (WIB) masih bisa sahur pada pukul 04.30, Muslim di Jayapura (WIT) mungkin sudah harus berhenti sahur pada pukul 03.30 waktu setempat.
Untuk menentukan jam sahur yang tepat, cara termudah adalah mengikuti jadwal waktu shalat resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama atau lembaga keagamaan terpercaya. Jadwal ini biasanya mencantumkan waktu imsak sebagai penanda waktu sahur akan segera berakhir. Di era digital, tersedia juga berbagai aplikasi pengingat waktu shalat yang memberikan notifikasi waktu sahur berdasarkan lokasi pengguna.
Cara tradisional menentukan waktu sahur adalah dengan memperhatikan tanda-tanda alam seperti fajar shadiq yang ditandai dengan cahaya putih yang menyebar di ufuk timur secara horizontal. Bagi yang memahami ilmu falak, waktu sahur juga dapat dihitung secara manual berdasarkan posisi matahari, di mana fajar shadiq terjadi ketika matahari berada sekitar 18° di bawah ufuk timur.
Perlu dipahami bahwa terdapat perbedaan pendapat mengenai batas akhir sahur. Sebagian ulama berpendapat bahwa batasnya adalah waktu imsak (sekitar 10 menit sebelum Subuh), sementara yang lain berpendapat bahwa batas akhir sahur adalah saat adzan Subuh berkumandang. Kedua pendapat ini valid dan puasa tetap sah selama tidak ada yang dimakan setelah terbitnya fajar. Dalam keadaan ragu, sebaiknya mengikuti prinsip kehati-hatian dengan menyelesaikan sahur sebelum waktu imsak tiba.
Advertisement
Sunnah dalam Sahur
Dalam pelaksanaan sahur, terdapat beberapa sunnah yang sering kali terlewatkan namun memiliki keutamaan besar. Pertama, mengakhirkan waktu sahur hingga mendekati waktu imsak. Ini didasarkan pada hadits dari Anas yang menyebutkan bahwa jarak antara sahur Rasulullah dengan adzan subuh hanyalah sekitar waktu membaca 50 ayat Al-Qur'an.
Sunnah kedua adalah mengonsumsi kurma saat sahur, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah kurma." Kurma tidak hanya memiliki nilai ibadah tetapi juga manfaat kesehatan sebagai sumber energi yang dapat menjaga kestabilan gula darah selama berpuasa.
Hal yang juga sunnah namun sering diabaikan adalah tidak tidur setelah sahur hingga waktu Subuh. Rasulullah SAW mengajarkan untuk mengisi waktu setelah sahur dengan berbagai ibadah seperti sholat dan dzikir hingga matahari terbit. Waktu ini merupakan saat yang penuh keberkahan dan merupakan waktu pembagian rezeki, sebagaimana doa Rasulullah, "Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya."
Termasuk sunnah pula untuk sahur bersama keluarga atau berjamaah jika memungkinkan, karena hal ini dapat mempererat silaturahmi dan menambah keberkahan. Meski hanya dengan seteguk air, sahur tetap dianjurkan karena Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang bersahur.
