Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa bacaan doa bersuci dalam ajaran agama Islam, tergantung dari cara bersuci dan kotoran yang hendak dibersihkan. Dalam ajaran agama Islam sendiri, terdapat dua istilah yang mengacu pada kegiatan bersuci, yakni thaharah dan istinja'. Penting untuk memahami konsep thaharah dan istinja', karena hal ini akan terkait dengan bentuk aktivitas bersuci, yang nantinya juga akan membedakan bacaan doa bersuci.
Istinja' adalah adalah upaya melepas dirinya dari kotoran yang menempel di anggota tubuhnya. Thaharah berarti suci atau kesucian badan yang diwajibkan dalam ibadah. Secara fiqih, thaharah mengacu pada mensucikan diri dari najis dan hadas yang menghalangi shalat dan ibadah serupa, dengan menggunakan air, tanah, atau batu.
Advertisement
Secara teknis, baik istinja' maupun thaharah relatif sama. Akan tetapi tetap ada perbedaan di antara keduanya. Jika istinja' adalah kegiatan bersuci dengan membersihkan bagian tubuh yang terkena najis dengan membasuhnya dengan air, tanah atau batu.
Advertisement
Sedangkan tujuan dari thaharah lebih dari sekadar membersihkan bagian tubuh dari kotoran. Thaharah juga memiliki tujuan yang tidak hanya kebersihan tubuh tapi juga akhlak. Maka tidak mengherankan jika dalam salah satu contoh thaharah seperti wudhu, ketika seseorang buang angin, yang dibasuh bukan bagian duburnya, melainkan bagian wajah, kedua tangan, kepala, dan kaki.
Oleh karena itulah, bacaan doa bersuci ada banyak, tergantung aktivitas bersuci yang dilakukan. Bagi yang belum mengerti bacaan doa bersuci, baik itu dalam rangka thaharah maupun istinja', simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (12/7/2023).
Istinja' dan Bacaan Doanya
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bacaan doa bersuci ada bermacam-macam tergantung tujuannya, apakah untuk istinja' maupun thaharah. Istinja' sendiri merupakan aktivitas atau upaya untuk membersihkan diri dari kotoran yang menempel di anggota tubuh. Dikutip dari al-Fiqh al-Manhaji, tujuan dari istinja adalah untuk menghilangkan najis atau meringankannya dari tempat keluarnya air seni atau kotoran.
Dengan istilah lain yang lebih mudah dipahami, istinja' bisa dipahami sebagai cebok, atau yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) berarti, membersihkan (membasuh) dubur sesudah buang air besar; membersihkan (membasuh) kemaluan dari kotoran (air kencing dan sebagainya).
Berdasarkan ajaran agama Islam, ada sejumlah ketentuan yang perlu diikuti ketika melakukan istinja', salah satunya adalah dengan membaca doa bersuci, baik sebelum maupun sesudah. berikut adalah ketentuan istinja' beserta bacaan doa bersuci:
1. Membaca Doa Bersuci sebelum Buang Air
Islam selalu mengajarkan bahwa segala aktivitas akan lebih baik jika diawali dengan doa, termasuk istinja'. Adapun bacaan doa bersuci setelah sebelum buang air adalah sebagai berikut,
بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك من الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ
Bismillâhi Allâhumma innî a'ûdzu bika minal khubutsi wal khabâitsi
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari godaan iblis jantan dan betina."
Doa ini dipanjatkan sebelum melangkah masuk tempat buang air, baik itu toilet maupun kamar mandi.
2. Masuk kamar mandi atau toilet mendahulukan kaki kiri.
3. Buang air di lubang yang seharusnya. Bukan di dinding atau lantai.
4. Jongkok saat buang air.
5. Menuntaskan keluarnya kotoran.
Tidak perlu menunda kotoran di dalam tubuh. Bisa bantu dengan mengelus perut atau menekan area tertentu supaya lebih lancar. Supaya terhindar dari penyakit akibat sisa kotoran yang menumpuk.
6. Membaca Doa Bersuci setelah Buang Air
Setelah selesai buang air, kita juga disarankan untuk membaca doa bersuci setelah buang air, yakni sebagai berikut,
غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَذْهَبَ عَنِّى اْلاَذَى وَعَافَانِىْ
Ghufraanaka alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘annil adzaa wa’aafaanii.
Artinya: "Dengan mengharap ampunanMu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan."
Doa versi panjang atau lengkapnya sebagai berikut:
غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ لِلهِ الذي أَذْهَبَ عَنِّيْ الْأَذَى وَعَافَانِيْ اللهم اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ. اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِيْ مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْجِيْ مِنَ الْفَوَاحِشِ
Guhfroonaka alhamdulillahi alladzi adzhaba 'anni al-adza wa 'aafaani. Allahumma ij'alni minat tawwaabiina waj'alni minal mutathohhiriin. Allahumma thohhir qolbi minan nifaaqi wa hashshin farji minal fawaahisyi.
Artinya: "Dengan mengharap ampunanmu, segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dari tubuhku, dan menyehatkan aku. Ya Allah, jadikanlah aku sebagian dari orang yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagian dari orang yang suci. Ya Allah, bersihkan hatiku dari kemunafikan, dan jaga kelaminku dari perbuatan keji (zina)."
Advertisement
Cara Melakukan Istinja'
Seperti dikutip dari Merdeka.com, terdapat tiga cara melakukan istinja' (pembersihan setelah buang air), yakni sebagai berikut:
- Menggunakan batu atau tisu: Jika tidak ada air atau hanya tersedia air untuk minum, tiga buah batu atau tiga lembar tisu dapat digunakan. Jika masih dirasa belum bersih, jumlahnya dapat ditambah hingga menjadi ganjil seperti lima atau tujuh lembar tisu dan seterusnya.
- Menggunakan air saja: Bisa melakukan istinja' dengan menggunakan air ketika air tersedia.
- Menggunakan tisu atau batu terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan menggunakan air: Cara ini dianggap sebagai cara terbaik untuk melakukan istinja'. Tisu atau batu digunakan untuk menghilangkan najis dan bekasnya, sedangkan air digunakan untuk menyempurnakan kebersihan dari najis.
Pada saat-saat yang sulit ketika tidak ada air, Islam mengajarkan cara bersuci atau istinja' yang baik. Misalnya, ketika berada di gunung atau tersesat tanpa menemukan sumber air. Kitab Safinatun Naja menyebutkan delapan syarat yang harus dipenuhi jika beristinja' hanya menggunakan batu.
Syarat-syarat tersebut termasuk penggunaan tiga buah batu yang dapat membersihkan tempat keluarnya najis, najisnya belum kering, belum pindah, tidak terkena barang najis lainnya, tidak melampaui area tertentu, tidak terkena air, dan batunya harus suci. Hal ini penting untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyakit.
Bentuk-Bentuk Thaharah dan Bacaan Doanya
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, istinja' adalah upaya membersihkan bagian tubuh dari kotoran dan najis. Meski bagian tubuh sudah bersih dari kotoran dan najis, namun hal itu belum cukup untuk memenuhi syarat ibadah shalat. Oleh karena itulah kita masih perlu melakukan thaharah.
Ini karena thaharah ini tidak sebatas membersihkan badan. Thaharah juga dapat dipahami sebagai upaya bersuci secara rohani dengan membersihkan segala penyakit hati seperti riya, iri, dengki, atau hal lainnya. Ada tiga teknis pelaksanaan thaharah, yakni wudhu, mandi wajib, dan tayamum.
Wudhu
Wudhu adalah upaya bersuci dari hadas kecil dengan membasuh muka, tangan, kepala, dan kaki. Wudhu harus dilakukan dengan memenuhi rukunnya, salah satunya adalah dengan berniat atau membaca doa bersuci sebelum wudhu. Adapun bacaan doa bersuci sebelum wudhu adalah sebagai berikut,
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
"Nawaitul wudhuu-a liraf'il hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta'aalaa"
Artinya: "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah."
Setelah selesai wudhu pun kita dianjurkan untuk membaca doa bersuci setelah wudhu. Adapun bacaan doa bersuci setelah wudhiu adalah sebagai berikut:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
"Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah. Wa asyhadu anna muhammadan 'abduhuu warasuuluh. Allaahummaj'alnii mina-t-tawwaabiina waj'alnii minal mutathahhiriin."
Artinya: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang yang menyucikan diri.
Advertisement
Mandi Wajib
Mandi wajib atau disebut juga mandi junub merupakan bentuk thaharah yang harus dilakukan untuk menghilangkan hadas besar. Mandi junub adalah salah satu praktik penyucian diri yang wajib dilakukan bagi mereka yang dalam keadaan junub. Mandi wajib dilakukan dengan cara membersihkan tubuh dari kotoran dan najis, kemudian dilanjutkan dengan membasuh seluruh tubuh dengan air.
Akan tetapi sebelum itu, hal yang tidak boleh dilewatkan adalah berniat atau membaca doa bersuci sebelum mandi wajib. Ada beberapa bacaan doa bersuci sebelum mandi wajib, antara lain sebagai berikut:
1. Doa Bersuci sebelum Mandi Wajib setelah Jima'
نَوَيْتُالْغُسْلَلِرَفْعِاْلحَدَثِاْلأَكْبَرِمِنَاْلِجنَابَةِفَرْضًالِلهِتَعَالَى
“Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbar minal janabati fardlon lillahi ta'ala”
Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala."
2. Doa Bersuci sebelum Mandi Wajib setelah Haid
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْحَيْضِ لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anin haidhi lillaahi ta'aala"
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar yang disebabkan haid karena Allah Ta'ala."
3. Doa Bersuci sebelum Mandi Wajib karena Nifas
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ النِّفَاسِ لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anin nifaasi lillaahi ta'aala"
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar yang disebabkan nifas karena Allah Ta'ala."
4. Doa Bersuci sebelum Mandi Wajib usai Melahirkan
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْوِلَادَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari 'anin wilaadati lillaahi ta'aala"
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar yang disebabkan wiladah karena Allah Ta'ala."
Tayamum
Tayamum adalah salah satu bentuk thaharah atau bersuci ketika tidak tersedia air dalam jumlah yang cukup untuk digunakan untuk berwudhu. Dengan kata lain, tayamum adalah praktik bersuci pengganti wudhu dalam kondisi darurat, termasuk perjalanan, sakit, atau tidak tersedianya air.
Cara melakukan tayamum adalah dengan membaca basmalah, menepukkan kedua telapak tangan pada tempat berdebu seperti dinding, mengangkat kedua telapak tangan dan meniup, mengusap muka, mengusap punggung telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri sampai pergelangan, dan mengusap punggung telapak tangan kiri dengan telapak tangan kanan sampai pergelangan.
Namun sebelum itu, penting untuk berniat atau membaca doa bersuci sebelum tayamum terlebih dahulu. Sebab hal itu juga memengaruhi keabsahan tayamum. Adapun bacaan doa bersuci sebelum tayamum adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لِاسْتِبَاحَةِ الصَّلَاةِ للهِ تَعَالَى
"Nawaitu tayammuma li istibaakhati sholati lillahi ta'ala."
Artinya: "Aku berniat tayamum agar diperbolehkan sholat karena Allah ta'ala."
Demikianlah adalah kumpulan bacaan doa bersuci, baik itu dalam rangka melakukan istinja' maupun thaharah.