Liputan6.com, Jakarta - Risiko adalah kemungkinan terjadinya dampak negatif atau ketidakpastian dalam berbagai situasi. Dalam banyak bidang kehidupan, risiko merujuk pada potensi terjadinya konsekuensi yang tidak diinginkan akibat dari suatu peristiwa atau tindakan.
Sampoerna University menekankan bahwa risiko adalah bisa muncul karena kurangnya informasi mengenai peristiwa masa depan. Ketidakpastian ini menyebabkan hasil yang tidak pasti, bisa berupa keuntungan atau kerugian.
Contoh risiko meliputi risiko keuangan, yang terkait dengan fluktuasi pasar dan potensi kerugian dalam investasi; risiko kesehatan, terkait dengan kemungkinan terjadinya masalah kesehatan yang serius; serta risiko operasional dalam bisnis, yang muncul akibat kesalahan manusia, gangguan teknis, atau kegagalan dalam proses bisnis.
Advertisement
Penting untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko dalam berbagai aspek kehidupan guna mengambil tindakan pencegahan yang tepat dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul. Simak penjelasan lengkapnya.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang pengertian risiko, jenis-jenis, dan contohnya, Jumat (11/8/2023).
Ketidakpastian Keuntungan dan Kerugian
Risiko merupakan suatu aspek yang melekat dalam hampir semua aspek kehidupan manusia. Risiko adalah kondisi yang muncul sebagai akibat dari ketidakpastian dalam berbagai situasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), risiko adalah konsekuensi yang kurang menyenangkan atau bahkan merugikan yang mungkin terjadi akibat dari suatu perbuatan atau tindakan.
Contoh risiko yang relevan adalah dalam hal investasi, ketika ada potensi keuntungan, pasti di sana ada npeluang kerugian. Ketidakpastian dalam hal ini menjadi pemicu atau faktor penyebab munculnya risiko.
Pengertian risiko juga berkaitan erat dengan pencapaian tujuan organisasi. Risiko dapat berdampak positif atau negatif terhadap sasaran organisasi. Ada kemungkinan hal yang diharapkan oleh organisasi tidak terjadi, atau sebaliknya, ada peristiwa yang tidak diinginkan justru terjadi.
Sampoerna University menekankan bahwa risiko adalah bisa muncul karena kurangnya informasi mengenai peristiwa masa depan. Ketidakpastian ini menyebabkan hasil yang tidak pasti, bisa berupa keuntungan atau kerugian.
Pendapat dari penelitian berjudul Pengertian dan Konsep Risiko oleh Muhyiddin, menggambarkan risiko sebagai ketidakpastian tentang hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan di masa depan. Ini menggambarkan sebuah risiko adalah konsekuensi dari kurangnya kejelasan mengenai hasil yang akan datang.
Hanafi menyatakan bahwa risiko adalah bahaya, akibat, atau konsekuensi yang timbul dari proses yang sedang berlangsung atau kejadian di masa depan.
Pada kesimpulannya, pengertian risiko adalah konsep yang berhubungan dengan ketidakpastian, kejadian masa depan, dan dampak terhadap tujuan atau hasil yang diinginkan. Risiko dapat muncul dalam berbagai situasi, termasuk dalam konteks investasi, operasional organisasi, atau proses yang sedang berlangsung.
Penting untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko guna mengambil keputusan yang lebih baik dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul.
Advertisement
Contohnya
Risiko adalah potensi terjadinya konsekuensi yang tidak diinginkan akibat dari suatu kejadian atau tindakan. Berikut adalah lima contoh risiko dalam berbagai bidang yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:
1. Keuangan
Ketika seseorang melakukan investasi di pasar saham, ada risiko bahwa nilai investasinya akan turun karena fluktuasi pasar yang tidak dapat diprediksi. Investor mungkin mengalami kerugian jika harga saham jatuh secara tiba-tiba.
2. Kesehatan
Seseorang yang merokok secara teratur menghadapi risiko kesehatan serius seperti penyakit jantung, kanker paru-paru, dan gangguan pernapasan lainnya. Kebiasaan merokok meningkatkan kemungkinan terjadinya masalah kesehatan.
3. Proyek
Dalam manajemen proyek, ada risiko bahwa proyek tidak akan selesai tepat waktu atau melampaui anggaran. Faktor seperti perubahan kebutuhan, masalah teknis, atau keterlambatan pasokan bisa mengakibatkan proyek berisiko gagal.
4. Keamanan Cyber
Organisasi yang bergantung pada teknologi informasi berisiko mengalami serangan siber seperti peretasan data atau malware. Akibatnya, data sensitif bisa dicuri atau sistem bisa terganggu, merugikan operasional dan reputasi perusahaan.
5. Bencana Alam
Daerah yang terletak di wilayah rawan gempa bumi memiliki risiko bencana alam yang signifikan. Gempa bumi yang kuat bisa menyebabkan kerusakan bangunan, kehilangan nyawa, dan gangguan infrastruktur.
6. Usaha
Seorang pengusaha yang mengandalkan satu produk atau satu pasar tunggal menghadapi risiko signifikan. Jika produk tersebut kehilangan popularitas atau ada perubahan dalam kebutuhan pasar, bisnis tersebut mungkin mengalami penurunan pendapatan yang serius.
7. Pencurian Identitas
Dalam era digital, risiko pencurian identitas meningkat. Ketika data pribadi seperti nomor kartu kredit, nomor KTP, atau informasi keuangan dicuri oleh peretas, individu bisa menghadapi risiko pencurian identitas yang bisa berdampak pada keuangan dan reputasi.
Â
Â
Jenisnya Menurut Frank H. Knight
Terdapat tiga jenis risiko yang telah diidentifikasi oleh Knight, yang masing-masing memiliki dampak yang signifikan pada para pelaku ekonomi sebagaimana dikutip dari buku berjudul Model Supply Chain Agroindustri di Indonesia (2019) oleh Ishardita Pambudi Tama, Rahmi Yuniarti, dan Agustina Eunike.
1. Risiko Mesin
Pertama adalah "Risiko Mesin," di mana jenis risiko ini merupakan salah satu yang paling umum dihadapi dalam konteks ekonomi. Faktor-faktor beragam dapat menciptakan risiko ini, seperti perubahan kondisi ekonomi yang tidak terduga atau pengaruh dari kebijakan politik yang dapat berubah.
Hal-hal semacam ini memiliki potensi untuk merubah dinamika permintaan dan penawaran, yang pada akhirnya memengaruhi harga. Penyebab risiko mesin juga meliputi perubahan dalam teknologi yang digunakan dalam lingkungan bisnis, mengubah cara kerja dan merubah cara pelaku ekonomi berinteraksi dengan pasar.
Contohnya, dalam sejarah pertanian, terjadi pergeseran besar dalam penggunaan teknologi dari tenaga manusia dan binatang seperti kerbau untuk mengelola tanah pertanian menjadi penggunaan alat-alat modern seperti mesin traktor dan alat pengolahan padi.
Perkembangan teknologi ini menciptakan risiko perubahan dalam metode tradisional beroperasi, yang mempengaruhi para petani dan pergeseran dalam pendekatan bisnis yang harus mereka terapkan.
2. Risiko Spekulatif
Kemudian ada "Risiko Spekulatif," yang merupakan hasil dari keputusan yang dibuat oleh para pelaku ekonomi. Risiko ini berkaitan dengan faktor-faktor seperti transaksi saham atau pengaruh kebijakan bank sentral yang dapat mempengaruhi pasar.
Dalam banyak kasus, para pelaku ekonomi yang tidak memahami sepenuhnya karakteristik dan risiko dari produk investasi yang mereka pilih berisiko menghadapi perubahan harga yang tidak terduga, bahkan hingga kerugian yang signifikan.
Mereka yang terlalu mengikuti tren pasar tanpa memahami implikasi mendalam dari keputusan mereka juga rentan terhadap risiko spekulatif.
3. Risiko Moral
Ketiga adalah "Risiko Moral," yang berasal dari perilaku individu atau kelompok yang berinteraksi dalam ekonomi. Risiko ini berkaitan dengan tindakan seperti ketidakpatuhan terhadap kontrak, praktik penipuan, atau perilaku tidak etis lainnya.
Risiko moral ini bisa merugikan para pelaku ekonomi secara signifikan, mengancam integritas pasar dan kepercayaan antar pelaku ekonomi. Ancaman terhadap integritas pasar ini, yang mungkin termasuk tindakan penipuan atau ketidakpatuhan terhadap kontrak, dapat memiliki konsekuensi serius bagi semua pihak yang terlibat.
Advertisement