Liputan6.com, Jakarta Picky eater adalah istilah yang digunakan untuk menyebut si kecil suka memilih-milih makanan. Biasanya kondisi ini terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Selain pilih-pilih makanan, penolakan terhadap makanan tertentu juga tercakup pada istilah ini.
Kondisi picky eater pada anak ini dapat membuat nutrisi yang didapat oleh si kecil ikut berkurang, hal tersebut membuat para orang tua khawatir. Meski begitu, fase ini tergolong wajar pada masa tumbuh kembang anak.
Baca Juga
Advertisement
Kebiasaan ini pun bisa hilang seiring waktu, terutama jika orang tua dapat mengatasinya dengan baik. Namun, jika anak anda terus melakukan kebiasaan picky eater ini, maka segeralah konsultasi dengan dokter spesialis anak.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian picky eater beserta penyebab dan cara mengatasinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (1/9/2023).
Picky Eater Adalah
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, picky eater adalah ketika anak mau mengonsumsi berbagai jenis makanan, baik yang sudah maupun yang belum dikenalnya, tapi menolak untuk mengonsumsi dalam jumlah cukup. Selain itu, picky eater juga berkaitan dengan preferensi anak dalam hal rasa dan tekstur makanan.
Meskipun pilih-pilih makanan, anak dengan picky eater biasanya masih mau mengonsumsi setidaknya satu jenis makanan dari setiap kelompok karbohidrat, protein, sayur atau buah, dan susu. Kondisi ini masih tergolong normal dan wajar dalam perkembangan seorang anak.
Biasanya, kondisi picky eater ini terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Kebiasaan ini pun bisa hilang seiring waktu, terutama jika orang tua dapat mengatasinya dengan baik. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya tak terlalu khawatir berlebihan hingga terpicu emosinya saat mendapat sang buah hati pilih-pilih makanan. Orang tua hanya perlu mengamati perilaku tersebut secara berkesinambungan untuk mengidentifikasi apakah ada yang ganjil. Sebab, ada juga kemungkinan picky eating adalah salah satu tanda adanya gangguan perilaku yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Advertisement
Penyebab Picky Eater
Berikut ini terdapat beberapa penyebab terjadinya picky eater pada anak, yakni:
- Kesulitan memberi makan kepada anak saat bayi
- Terlambat mengenalkan makanan padat atau bertekstur saat disapih
- Sering memaksa anak makan
- Dari awal sering memilih-milihkan makanan tertentu untuk anak
- Kurang variatif dalam menyajikan hidangan makan
- Tidak membuat jadwal makan yang teratur
- Makanan yang disajikan kurang menarik
- Anak tidak lapar atau masih merasa kenyang .
- Makanan terasa aneh di lidah anak.
Gejala yang Ditimbulkan Picky Eater
Mengenal gejala picky eater pada anak sangatlah penting, hal ini agar orang tua segera mengatasinya dengan tepat. Berikut beberapa gejala picky eater pada anak-anak, yakni:
- Malas-malasan ketika disuruh makan
- Sibuk sendiri pada jam makan
- Memuntahkan makanan yang sudah masuk ke mulut
- Mengeluh sakit atau membuat alasan macam-macam untuk menghindari jam makan
- Hanya mau makan di luar rumah
- Cuma mau makan sedikit daripada biasanya
- Harus didorong bahkan dipaksa untuk mencoba makanan baru
- Jumlah porsi makan anak berkurang, tetapi jenisnya bervariasi.
- Tidak mau makan makanan dengan menu yang sama.
- Menerima makanan dengan menu baru asal dengan dorongan.
- Menerima makanan yang disukai terlepas dari merek atau tampilan makanannya.
Advertisement
Dampak Picky Eater
Picky eater merupakan fase yang umum pada perkambangan anak yang tidak selalu menyebabkan masalah kesehatan atau sosial, namun picky eater ekstrem dapat berakibat buruk, seperti gagal tumbuh kembang, penyakit kronis mudah menyerang, kematian jika tidak ditangani dengan baik.
Picky eater juga dapat menyebabkan anak akan kekurangan mikro dan makronutrien yang pada akhirnya dapat menganggu pertumbuhan fisik yang ditandai dengan berat badan dan tinggi badan kurang atau kesulitan untuk meningkatkan berat badan dan juga gangguan pertumbuhan kognitifnya.
Cara Mengatasi Picky Eater pada Anak
Berikut ini ada beberapa cara untuk mengatasi picky eater pada anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, yakni:
- Children see, children do. Kebiasaan makan orang tua akan sangat berpengaruh terhadap kebiasaan anak. Jika orang tua enggan makan sayur misalnya, wajar saja jika anak pun meniru enggan makan sayur. Selalu sajikan menu makanan yang berimbang setiap harinya.
- Sajikan makanan dalam porsi kecil.
- Biasanya, jika anak disuruh memakan sesuatu, mereka akan langsung menolak. Sebaliknya, jika anak yang memegang kendali, mereka cenderung lebih tertarik. Sebaiknya sajikan makanan di meja yang terjangkau.
- Jika ingin memberikan makanan baru, jangan langsung menyerah jika anak langsung menolak. Paparkan makanan baru tadi pada anak sebanyak 10-15 kali.
- Berikan contoh makan yang menyenangkan. Jika anak melihat orang lain makan makanan serupa, anak akan lebih tertarik mencoba.
- Orang tua harus tetap tenang. Jangan panik atau marah-marah saat anak menolak makanan tertentu.
- Jangan biarkan anak terlalu lapar atau terlalu capek, baru memberikan makanan.
- Bersabarlah bila anak makan dengan lambat. Pastikan tidak ada distraksi yang membuatnya tidak fokus makan.
- Jangan berikan anak terlalu banyak makanan ringan di sela-sela makan berat.
- Jangan berikan makanan sebagai hadiah, terutama makanan yang manis-masing. Anak akan merasa cokelat, permen, dan sejenisnya lebih nikmat daripada sayuran dan nasi.
- Jika tahu ada anak seusia buah hati yang makannya lahap, coba undang orang tuanya untuk datang dan makan bersama di rumah, tapi jangan memuji anak tersebut secara berlebihan di depan anak sendiri.
- Bila ada anggota keluarga yang disukai atau dihormati anak, ajaklah ia makan bersama. Misalnya kakek, nenek, om, atau tante. Kadang anak lebih gampang makan jika ada orang favoritnya di sana.
Mengutip dari laman Health Liputan6.com, menurut Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., selain memilih makanan yang cocok, orang tua juga harus mencoba membuat target dimana untuk makanan yang bernutrisi tapi dalam porsi yang disesuaikan, alias tidak terlalu besar.
Jika mungkin, berikan pilihan kepada anak mau makan sup di mangkok kecil, sedang, atau besar. Biarkan si Kecil memilih apa yang dia inginkan. Hal tersebut dilakukan untuk memberdayakan anak dengan memilih pilihannya sendiri.
Advertisement