Cara Duduk Iftirasy, Pahami Bagaimana Cara Duduk ketika Tasyahud Awal dan Akhir

Duduk iftirasy adalah gerakan dalam shalat yang dilakukan saat duduk di antara dua sujud.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 12 Sep 2023, 09:45 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2023, 09:45 WIB
Ilustrasi shalat hajat
Ilustrasi duduk iftirasy (dok.pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta Duduk iftirasy adalah salah satu dari gerakan dalam shalat. Duduk iftirasy adalah gerakan dalam shalat yang dilakukan saat duduk di antara dua sujud. Selain itu, dalam shalat yang terdapat dua tasyahud, duduk iftirasy merupakan posisi duduk dalam tasyahud awal.

Duduk iftirasy dilakukan dengan posisi kaki kanan ditegakkan dengan jari-jarinya menghadap ke arah kiblat, bokong menduduki kaki kiri yang diletakkan di bawah tubuh, punggung yang seharusnya dalam posisi lurus atau sedikit condong ke depan.

Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Rifa’ah bin Rafi, di mana Rasulullah SAW bersabda,

"Apabila kamu sujud, sujudlah dengan meletakkan seluruh anggota sujud. Dan jika kamu bangkit dari duduk, maka duduklah dengan bertumpu pada kaki kirimu." (HR Abu Dawud)

Untuk memahami apa itu duduk iftirasy dan doa apa yang harus dibaca ketika melakukan gerakan tersebut, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (12/9/2023).

Cara Duduk ketika Tasyahud Awal dan Akhir Sholat Dua Rakaat, Iftirasy Atau Tawarruk?

Dalam masalah duduk tasyahud dalam shalat, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama, dan perbedaan ini berkaitan dengan posisi duduk saat tasyahud awal dan akhir. Berikut adalah ringkasan perbedaan pendapat tersebut:

1. Pendapat Imam Malik dan Pengikutnya

Menurut pendapat ini, baik duduk tasyahud awal maupun akhir adalah duduk tawarruk. Ini berarti dalam kedua tasyahud, pria dan wanita sama-sama menggunakan posisi duduk tawarruk.

2. Pendapat Imam Abu Hanifah dan Pengikutnya

Imam Abu Hanifah dan pengikutnya berpendapat bahwa baik dalam tasyahud awal maupun akhir, seharusnya duduk iftirosy.

3. Pendapat Imam Asy Syafi'i

Imam Asy Syafi'i membedakan antara duduk tasyahud awal dan akhir. Baginya, dalam tasyahud awal, sebaiknya menggunakan duduk iftirosy (seperti pendapat Imam Abu Hanifah), sedangkan dalam tasyahud akhir, sebaiknya menggunakan duduk tawarruk (seperti pendapat Imam Malik). Jadi menurut pendapat ini, tasyahud akhir yang diakhiri dengan salam sebaiknya menggunakan duduk tawarruk.

4. Pendapat Imam Ahmad dan Ishaq

Imam Ahmad dan Ishaq berpendapat bahwa jika tasyahud dalam shalat dilakukan dua kali (seperti dalam shalat dua rakaat), maka duduk pada tasyahud terakhir adalah tawarruk. Namun, jika tasyahud hanya dilakukan sekali (seperti dalam shalat empat rakaat), maka duduk pada tasyahud terakhir adalah iftirosy.

5. Pendapat Ibnu Jarir Ath Thobari

Ibnu Jarir Ath Thobari berpendapat bahwa baik duduk tasyahud dengan tawarruk maupun iftirosy, semuanya dibolehkan. Alasannya adalah karena kedua cara duduk ini diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, sehingga umat Islam bebas memilih salah satu dari keduanya sesuai dengan preferensi atau tradisi mereka.

Pendapat-pendapat ini mencerminkan perbedaan interpretasi dari hadis-hadis yang berkaitan dengan posisi duduk dalam tasyahud dalam shalat. Oleh karena itu, umat Islam memiliki beberapa pilihan terkait dengan posisi duduk dalam tasyahud, dan hal ini seringkali mencerminkan perbedaan dalam mazhab atau tradisi hukum Islam yang mereka ikuti. Yang terpenting, bagaimanapun juga, adalah niat dan khusyuk dalam menjalankan ibadah shalat, dan perbedaan pendapat ini tidak seharusnya mengganggu persatuan dalam beribadah.

Cara Melakukan Duduk Iftirasy Berdasarkan Petunjuk Hadits

Ilustrasi Duduk Iftirasy
Duduk Iftirasy

Duduk iftirasy adalah duduk dengan membentangkan punggung kaki kiri di lantai dan mendudukinya, kemudian kaki kanan ditegakkan dan jari-jarinya menghadap kiblat. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Humaid As Sa’idi radhiallahu’anhu, beliau berkata:

"Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika duduk dalam shalat di dua rakaat pertama beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanan. Jika beliau duduk di rakaat terakhir, beliau mengeluarkan kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya dan duduk di atas lantai."(HR. Bukhari no. 828 dan Muslim no. 226)

Dalam riwayat lain disebutkan,

ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَيْهَا ثُمَّ اعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِى مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلاً ثُمَّ أَهْوَى سَاجِدًا

“Kemudian kaki kiri ditekuk dan diduduki. Kemudian badan kembali diluruskan hingga setiap anggota tubuh kembali pada tempatnya. Lalu turun sujud kembali.” (HR. Tirmidzi no. 304. At Tirmidzi mengatakan hasan shahih).

Sementara itu, Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu mengatakan,

Diantara sunnah dalam shalat adalah menegakkan kaki kanan lalu menghadapkan jari-jarinya ke arah kiblat dan duduk di atas kaki kiri. (HR. An Nasa’i no. 1157, di-shahih-kan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i).

Dari serangkaian penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa cara melakukan duduk iftirasy antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Kaki Kanan Tegak: Pada posisi duduk iftirasy, kaki kanan ditegakkan, dengan jari-jarinya menghadap ke arah kiblat. Ini berarti kaki kanan berdiri tegak di atas lantai.
  2. Bokong Menduduki Kaki Kiri: Bokong ditempatkan di atas kaki kiri yang diletakkan di bawah tubuh. Ini berarti berat badan Anda didukung oleh kaki kiri yang berada di bawah bokong.
  3. Posisi Punggung Lurus: Punggung seharusnya dalam posisi lurus atau sedikit condong ke depan. Ini membantu menjaga postur tubuh yang baik selama shalat.
  4. Digunakan dalam Posisi Tertentu: Duduk iftirasy biasanya digunakan dalam beberapa tahap shalat, terutama pada tahap tasyahud awal.

Bacaan ketika Duduk Iftirasy

shalat tahajud
Ilustrasi duduk iftirasy/copyrightshutterstock/zef art

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, duduk iftirasy adalah posisi duduk dalam shalat yang dilakukan ketika jeda setelah sujud pertama, atau duduk di antara dua sujud. Selain itu, duduk iftirasy juga dilakukan ketika membaca tasyahud awal.

Ketika melakukan duduk iftirasy, kita dianjurkan untuk membaca bacaan doa, termasuk saat duduk di antara dua sujud maupun duduk tasyahud awal. Terdapat dua macam bacaan duduk diantara dua sujud.

Doa duduk diantara dua sujud versi pertama diriwayatkan oleh Imam An Nasai dan Ibnu Majah dari Hudzaifah bin Al Yaman RA.

رب اغْفِرلي وَارْحَمْنِى واجبرني وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّى

Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.

Artinya: Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah keadaanku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku

Selain bacaan tersebut, ketika duduk iftirasy sebagai duduk di antara dua sujud, kita juga bisa membaca doa lain. Doa di antara dua sujud ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas radhiallahu'anhuma. Hadits ini di kumpulkan oleh At Tirmidzi no.284 dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi. Berikut doa duduk diantara dua sujud riwayat Abdullah bin Abbas radhiallahu'anhuma.

أنَّ النَّبيَّ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ كانَ يقولُ بينَ السَّجدَتَينِ : اللَّهمَّ اغفِر لي وارحَمني واجبُرني واهدِني وارزُقني

Artinya: Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, berilah aku petunjuk, dan berilah rezeki. (HR. At Tirmidzi no.284, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)

Adapun ketika melakukan duduk iftirasy di rakaat kedua, atau tasyahud awal, kita dianjurkan membaca doa berikut,

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ.

Attahiyyatul Mubarakaatush SolaWaaTuth ThayyiBaTu Lillaah, AssaLaaMu’aLaika AyyuHan Nabiyyu WarahMatulLaahi WabaraKaaTuh, Assalaamu’alaina wa’alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. AsyHadu alLaa ilaaHa ilLalLaah, WaAsyHadu Anna MuhamMadan RasuuLullaah. AllahHumma Solli ‘Alaa Sayyidina Muhammad.

Artinya: “Segala penghormatan, keberkahan salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga keselamatan, rahmat dan keberkahan Allah tercurah kepada kamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan juga tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad.”

Selain itu, ketika tasyahud awal kita juga diperkenankan membaca doa berikut,

اَلتَّحِيَّاتُ لِلّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّباَتُ.

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهاَ النَّبِيُّوَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْناَ وَعَلَى عِباَدِاللهِ الصَّالِحِيْنَ

أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Artinya: “Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah. Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya.

Cara Duduk Tawaruk Berdasarkan Hadits

Ilustrasi Sholat Tarawih (Istimewa)
Ilustrasi Sholat Tarawih (Istimewa)

Selain duduk iftirasy, dalam gerakan shalat terdapat bentuk gerakan duduk lainnya, yakni duduk tawaruk. Duduk tawaruk adalah gerakan dalam shalat yang dilakukan ketika membaca tasyahud akhir. Duduk tawaruk dilakukan tepat sebelum salam.

Cara melakukan duduk tawaruk sebenarnya hampir sama dengan duduk iftirasy, hanya saja kaki kiri tidak diduduki melainkan dijulurkan ke bawah kaki kanan, sementara pantat menempel ke lantai.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Humaid As Sa’idi radhiallahu’anhu, di mana beliau berkata,

"Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika duduk dalam salat di dua rakaat pertama beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanan. Jika beliau duduk di rakaat terakhir, beliau mengeluarkan kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya dan duduk di atas lantai." (HR. Bukhari no. 828 dan Muslim no. 226)

 

Bacaan Duduk Tawaruk atau Tasyahud Akhir

Malam 25 Ramadan, Ribuan Jamaah Khusyuk Menjemput Lailatul Qadar di Masjid Istiqlal
Mereka menghabiskan waktu dengan membaca Alquran, memanjatkan doa, dan melaksanakan sholat malam. (merdeka.com/Nanda F. Ibrahim)

Seperti halnya duduk tasyahud awal yang memiliki bacaan doanya sendiri, duduk tawarruk atau tasyahud akhir pun juga memiliki bacaan doanya sendiri. Bacaan ketika duduk tawaruk sebenarnya sama dengan bacaan ketika duduk iftirasy atau tasyahud awal, hanya saja setelah selesai membaca doa tersebut, kemudian dilanjutkan dengan shalawat nabi.

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Attahiyyatul mubarakatush sholawatuth-thoyyibatu lillaah. Assalamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh. Assalaaamu'alaina wa 'ala 'ibadillahish-sholihiin. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rosulullah.

Allahumma sholli 'ala muhammad wa 'ala aali muhammad kama shollaita 'ala ibrahim wa 'ala aali ibrahim. Allahumma barik 'ala muhammad wa 'ala aali muhammad kama barokta 'ala ibrahim wa 'ala aali ibrahimm fil 'alamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya: “Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad.

Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Demi alam semesta, sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia."

Selain bacaan doa tasyahud akhir tersebut, kita juga diperkenankan membaca doa tasyahud akhir berikut,

اَلتَّحِيَّاتُ لِلّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّباَتُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهاَ النَّبِيُّوَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْناَ وَعَلَى عِباَدِاللهِ الصَّالِحِيْنَأَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

للَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh

Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid.

Artinya: “Ya Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. Seperti rahmat yang tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya