Liputan6.com, Jakarta Dalam bahasa arab, kata hasanah artinya mengacu pada kata benda yang memiliki arti "kebaikan" atau "perbuatan baik." Dalam konteks agama Islam, hasanah artinya juga merujuk pada pahala atau balasan baik dari Allah SWT bagi tindakan-tindakan baik yang dilakukan oleh individu dalam menjalani kehidupan mereka.
Dalam pandangan Islam, perbuatan baik dan amal shalih yang dilakukan oleh seseorang akan dihitung sebagai "hasanah" dalam pengumpulan amal kebaikan di akhirat.
Advertisement
Kata hasanah artinya memiliki makna positif dan sering digunakan untuk mendorong individu untuk melakukan perbuatan baik, menjalani hidup dengan moralitas, dan berusaha untuk mencapai nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Advertisement
Untuk memahami artinya apa dengan lebih mendalam, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (18/9/2023).
Arti Kata Hasanah secara Etimologi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hasanah artinya adalah kebaikan. Secara etimologi, kata "hasanah" berasal dari akar kata Arab "hasana" (حسن), yang memiliki makna dasar "baik," "bagus," atau "cantik." Bentuk masdarnya adalah "hasanatan" (حسنةً), yang secara harfiah berarti "kebaikan." Dalam penggunaan bahasa sehari-hari, kata ini merujuk pada sesuatu yang baik atau perbuatan baik.
Sementara itu secara terminologi Islam, hasanah artinya mengacu pada tindakan kebajikan atau amal saleh yang dilakukan oleh individu. Ini mencakup segala tindakan yang dianggap baik, positif, dan bermanfaat, baik dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dalam hubungannya dengan sesama manusia. Perbuatan baik ini mencakup berbagai tindakan moral dan etis, seperti berbuat baik kepada orang lain, beramal shalih, mempraktikkan nilai-nilai Islam, dan melakukan ketaatan kepada Allah SWT.
Dalam konteks terminologi Islam, "hasanah" juga memiliki dimensi akhirat yang penting. Perbuatan baik yang dilakukan oleh individu selama hidupnya akan ditempatkan di atas timbangan amal (mizan) pada hari pengadilan akhirat (hari kiamat). Hasil dari pengukuran ini akan menentukan nasib akhir seseorang di akhirat, apakah masuk surga atau menghadapi konsekuensi dari perbuatan buruk.
Penting untuk dicatat bahwa dalam Islam, perbuatan baik tidak harus dilihat sebagai cara untuk meminta balasan atau pujian dari manusia. Sebaliknya, perbuatan baik harus dilakukan dengan niat tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan balasan atau pujian dari Allah di akhirat dianggap sebagai hasil yang lebih penting daripada pengakuan manusia. Oleh karena itu, dalam terminologi Islam, "hasanah" juga mencerminkan niat tulus dan kesadaran bahwa Allah adalah pemilik sejati dari semua kebaikan.
Advertisement
Konsep Hasanah Menurut Surat An-Nisa Ayat 78-79
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hasanah artinya kebaikan. Perlu diketahui bahwa "hasanah" merupakan salah satu kata yang banyak disebutkan dalam Al Quran, misalnya dalam Surat An-Nisa ayat 78-79,
اَيۡنَ مَا تَكُوۡنُوۡا يُدۡرِكْكُّمُ الۡمَوۡتُ وَلَوۡ كُنۡتُمۡ فِىۡ بُرُوۡجٍ مُّشَيَّدَةٍ ؕ وَاِنۡ تُصِبۡهُمۡ حَسَنَةٌ يَّقُوۡلُوۡا هٰذِهٖ مِنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ ۚ وَاِنۡ تُصِبۡهُمۡ سَيِّئَةٌ يَّقُوۡلُوۡا هٰذِهٖ مِنۡ عِنۡدِكَ ؕ قُلۡ كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ ؕ فَمَالِ ھٰٓؤُلَۤاءِ الۡقَوۡمِ لَا يَكَادُوۡنَ يَفۡقَهُوۡنَ حَدِيۡثًا
مَاۤ اَصَابَكَ مِنۡ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ وَمَاۤ اَصَابَكَ مِنۡ سَيِّئَةٍ فَمِنۡ نَّـفۡسِكَ ؕ وَاَرۡسَلۡنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوۡلًا ؕ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيۡدًا
Artinya: Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, "Ini dari sisi Allah", dan jika mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan, "Ini dari engkau (Muhammad)." Katakanlah, "Semuanya (datang) dari sisi Allah." Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?" Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi. (QS. An-Nisa: 78-79)
Menurut para ulama, berdasarkan ayat tersebut hasanah memiliki makna yang luas dan dapat memiliki interpretasi yang beragam. Konsep ini memiliki dimensi tauhid, takdir, kehendak Allah, perbuatan manusia, dan hubungan antara hamba dan Allah.
Al-Razi, dalam kitab tafsirnya Mafatih al-Ghaib, mencatat beberapa pendapat ulama mengenai makna "hasanah." Salah satu pendapat adalah bahwa "hasanah" mencakup hal-hal seperti tanah yang subur, turunnya hujan, dan murahnya harga. Pendapat lain mengaitkan "hasanah" dengan pertolongan atas musuh dan ghanimah dalam perang. Pendapat ketiga menghubungkan "hasanah" dengan nikmat dan ketaatan kepada Allah.
Konsep hasanah artinya yang merujuk pada tanah yang subur, turunnya hujan, dan murahnya harga, didukung oleh pendapat Al-Sadi berpendapat bahwa dalam konteks ayat tersebut, hasanah artinya merujuk pada kesuburan, kelimpahan ternak, keluarga yang bahagia, dan kelahiran anak. Sementara itu, Ibnu Taimiyyah mengarahkan pemahaman pada kata "hasanah" sebagai nikmat atau kenikmatan yang diberikan Allah kepada manusia.
Dari serangkaian penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa konsep "hasanah" dalam ayat-ayat tersebut dan menurut pandangan para ulama mencakup berbagai aspek kehidupan, yang baik dan positif. "Hasanah" mencerminkan berkah, kenikmatan, dan kebaikan yang Allah berikan kepada manusia.
Makna Hasanah dalam Istilah Uswatun Hasanah
Dalam konteks istilah "Uswatun Hasanah," hasanah artinya adalah "baik" atau "sempurna." Istilah ini mengacu pada konsep teladan atau contoh yang sangat baik dalam Islam, dan Nabi Muhammad dianggap sebagai Uswatun Hasanah, yaitu teladan yang sangat baik yang patut diikuti oleh umat Islam.
Secara etimologis istilah "Uswatun Hasanah" terdiri dari dua kata, yakni "uswatun" dan "hasanah." Dalam bahasa Arab, "Uswatun" (أُسْوَةٌ) berarti "contoh" atau "model." Sementara itu, "Hasanah" (حَسَنَةٌ) berarti "baik" atau "sempurna."
Jika digabungkan, "Uswatun Hasanah" secara harfiah berarti "contoh yang baik" atau "teladan yang baik." Dalam konteks agama Islam, istilah ini mengacu pada Nabi Muhammad sebagai contoh teladan yang sangat baik dalam hal keyakinan, perilaku, moralitas, dan etika yang harus diikuti oleh umat Islam.
Nabi Muhammad dianggap sebagai Uswatun Hasanah bagi umat Islam, yang berarti bahwa hidup dan tindakan beliau adalah pedoman yang sangat baik bagi para pengikut Islam. Umat Islam didorong untuk meniru dan mengikuti teladan Nabi Muhammad dalam menjalani kehidupan mereka, baik dalam hal beribadah kepada Allah, hubungan sosial, moralitas, etika, dan perilaku sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk mencapai kesempurnaan spiritual dan moral yang sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam beberapa ayat Al-Quran dan Hadits, konsep Uswatun Hasanah ditegaskan, menekankan pentingnya mengambil Nabi Muhammad sebagai teladan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian, arti Uswatun Hasanah adalah mengikuti contoh yang baik yang diberikan oleh Nabi Muhammad dalam rangka memahami dan menjalani ajaran Islam secara benar dan berbudi luhur.
Advertisement