42 Contoh Perilaku Sila Ke-5 yang Harus Dilakukan, Jangan Cuma Hafal

Sila ke-5 memiliki makna, bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang kebudayaan, agama, suku, hukum, politik, ekonomi, dan sebagainya.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 19 Sep 2023, 12:22 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2023, 09:30 WIB
Ilustrasi Pancasila
Ilustrasi Pancasila. (Gambar oleh ibnuamaru dari Pixabay.)

Liputan6.com, Jakarta Pancasila merupakan dasar filsafat negara Indonesia, dan menjadi landasan bagi pembentukan sistem pemerintahan, hukum, dan kebijakan negara. Sila ke-5 dalam Pancasila, adalah salah satu pilar fundamental yang menjadi dasar negara Indonesia.

Prinsip utama yang terkandung dalam Sila ke-5 adalah "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia." Contoh perilaku sila ke-5 ini mampu mewujudkan komitmen anak bangsa, untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, setara, dan sejahtera bagi seluruh warga negara Indonesia, tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras, jenis kelamin, atau status sosial.

Pentingnya Sila ke-5 tidak bisa diabaikan, karena menciptakan keadilan sosial adalah salah satu fondasi dari sebuah negara yang berkelanjutan dan stabil. Contoh perilaku sila ke-5 bisa Anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya membantu mengatasi ketidaksetaraan dalam akses terhadap pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan sumber daya.

Keadilan sosial juga merujuk pada prinsip, bahwa setiap individu dan kelompok di masyarakat memiliki hak yang sama untuk mendapatkan manfaat dan peluang yang sama. Berikut ini contoh perilaku sila ke-5 yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (19/9/2023). 


1. Program Bansos yang Inklusif

Ilustrasi garuda pancasila
Ilustrasi garuda pancasila. (Photo Copyright by Freepik)

Salah satu cara perilaku Sila ke-5 yang perlu dilakukan, adalah melalui implementasi program-program bantuan sosial yang inklusif. Ini mencakup pemberian bantuan keuangan, paket sembako, dan layanan kesehatan gratis kepada kelompok-kelompok yang berada dalam kondisi ekonomi yang sulit, seperti keluarga miskin, penyandang disabilitas, atau lanjut usia yang tidak mampu.

2. Pendidikan yang Setara dan Merata

Menciptakan kesetaraan dalam pendidikan adalah aspek penting dari keadilan sosial. Contoh perilaku Sila ke-5 adalah memberikan beasiswa, atau bantuan pendidikan kepada siswa-siswa yang kurang mampu, serta memastikan bahwa semua anak memiliki akses yang setara ke pendidikan berkualitas.

3. Perlindungan Hak Buruh

Perlindungan hak dan kesejahteraan buruh, adalah komponen penting dari keadilan sosial. Ini mencakup pembayaran upah yang adil, jam kerja yang wajar, dan penghindaran eksploitasi terhadap pekerja. Pemerintah dan pengusaha perlu bekerja sama, dalam memastikan bahwa kondisi kerja yang aman dan layak diberikan kepada semua pekerja.

4. Pengurangan Ketimpangan Ekonomi

Upaya untuk mengurangi ketimpangan ekonomi antara kelompok-kelompok sosial, adalah tindakan konkret dalam mencapai Sila ke-5. Ini bisa mencakup dukungan kepada usaha kecil dan menengah, pelatihan keterampilan untuk mengangkat pendapatan kelompok yang rentan, serta pengawasan terhadap praktik bisnis yang merugikan masyarakat.

5. Perlindungan Anak dan Kelompok Rentan

Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi anak-anak, wanita, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya. Perlindungan ini mencakup mencegah eksploitasi anak, kekerasan terhadap wanita, dan memastikan bahwa penyandang disabilitas memiliki akses yang setara terhadap layanan dan peluang.

6. Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan

Menciptakan keadilan sosial juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat, dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka. Ini mencakup mengadakan forum musyawarah, konsultasi publik, dan pelibatan masyarakat sipil dalam perumusan kebijakan.

7. Pengentasan Korupsi

Korupsi adalah penghalang utama, dalam menciptakan keadilan sosial. Upaya anti-korupsi, termasuk penyelidikan dan penindakan terhadap tindakan korupsi, adalah langkah krusial dalam menjaga keadilan sosial.


Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

Ilustrasi Pancasila, lambang negara Indonesia
Ilustrasi Pancasila, lambang negara Indonesia. (Photo by Mufid Majnun on Unsplash)

1. Berjuang untuk keadilan, yang mencakup keberanian untuk melawan ketidakadilan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. 

2. Menunjukkan rasa tanggung jawab dalam penggunaan fasilitas umum seperti transportasi umum, tempat parkir, atau fasilitas umum lainnya dengan berbagi dan menghormati giliran.

3. Berperilaku adil terhadap semua orang dalam masyarakat, tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau latar belakang lainnya.

4. Membangun hubungan persahabatan, yang didasarkan pada prinsip keadilan dan saling menghormati dalam interaksi sehari-hari.

5. Mengambil bagian aktif dalam kegiatan atau program, yang bertujuan untuk menciptakan kemajuan yang merata di masyarakat, seperti program pengembangan ekonomi lokal.

6. Memberikan bantuan kepada sesama, ketika mereka mengalami kesulitan atau kesusahan, misalnya, dengan memberikan bantuan keuangan atau barang-barang pokok.

7. Memberikan bantuan atau dukungan kepada individu atau kelompok, agar mereka dapat mandiri dan mengatasi masalah mereka sendiri.

8. Menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama, mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan gotong-royong.

9. Membalas setiap individu atau kelompok dengan sikap adil dan penuh pengertian, tanpa memandang perbedaan.

10. Menghargai upaya dan hasil karya orang lain yang berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan bersama, seperti menghargai penemu atau inovator.

11. Menjauhi sikap sombong atau superioritas dalam interaksi sosial, dan selalu bersikap rendah hati.

12. Menghormati hak-hak individu lain, termasuk hak privasi, kebebasan berpendapat, dan hak-hak asasi manusia lainnya.

13. Mengerti dan menjaga keseimbangan antara hak yang dimiliki, dengan kewajiban yang harus diemban.

14. Memberikan penghargaan pada pendapat dan sudut pandang orang lain, dalam diskusi atau perdebatan.

15. Menjaga etika dan sopan santun dalam setiap interaksi sosial, terutama dalam berbicara dan berperilaku.

16. Memberikan bantuan dan dukungan kepada mereka yang terkena dampak bencana alam, seperti memberikan makanan, tempat berteduh, atau peralatan medis.

17. Memperlakukan semua orang dengan baik, tanpa memandang agama, suku, maupun ras, dan menghindari diskriminasi atau prasangka.

18. Membangun hubungan saling menghargai dengan semua individu, termasuk dalam berinteraksi dengan kelompok beragama atau budaya yang berbeda.


Contoh Perilaku Sila ke-5

Ilustrasi lambang negara Indonesia, garuda Pancasila
Ilustrasi lambang negara Indonesia, garuda Pancasila. (Image by ibnuamaru from Pixabay)

19. Menjaga ketentraman tetangga, dengan menghindari tindakan atau kegiatan yang bisa mengganggu mereka, seperti kebisingan berlebihan pada jam-jam tertentu.

20. Tidak memanfaatkan fasilitas umum, seperti jalan, taman, atau ruang publik lainnya, untuk kepentingan pribadi atau keuntungan diri sendiri.

21. Tidak menggunakan kekuasaan atau posisi yang dimiliki untuk menindas individu atau kelompok yang lebih lemah.

22. Bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang sudah diambil, serta siap untuk memperbaiki kesalahan jika diperlukan.

23. Menghormati kebebasan beragama dan menerapkan sikap toleransi terhadap individu, atau kelompok dengan keyakinan agama yang berbeda.

24. Menghargai keanekaragaman budaya dengan mempelajari dan memahami tradisi, bahasa, dan adat istiadat kelompok budaya lain.

25. Menghindari tindakan korupsi, termasuk menerima atau memberikan suap, serta mematuhi hukum dan peraturan yang berkaitan dengan anti-korupsi.

26. Menjauhi praktik nepotisme dengan memastikan, bahwa pengangkatan atau pemberian keuntungan berdasarkan kemampuan dan kualifikasi, bukan hubungan keluarga.

27. Tidak terlibat dalam praktik kolusi atau konspirasi, untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

28. Selalu menjalin perbuatan yang mencerminkan suasana kekeluargaan dan gotong-royong dalam masyarakat.

29. Selalu menempatkan kepentingan bersama dan keadilan sosial di atas kepentingan pribadi atau golongan tertentu.

30. Memastikan bahwa hak-hak yang dimiliki selalu diiringi dengan kewajiban yang sesuai, sehingga tidak ada penyalahgunaan hak.

31. Memberikan bantuan kepada individu atau kelompok agar mereka dapat mengatasi masalah dan menjadi mandiri.

32.  Mengakui dan menghargai hasil karya orang lain yang memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

33. Tetap gigih dalam upaya untuk mencapai kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, bahkan dalam menghadapi rintangan.

34. Tidak menggunakan kekuasaan atau keunggulan pribadi, untuk bertindak semena-mena terhadap orang lain.

35. Menghindari tindakan pemerasan atau eksploitasi terhadap individu atau kelompok yang lebih lemah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya