Thaghut Adalah Istilah dalam Islam, Kenali Maknanya dalam Al-Qur’an

Thaghut adalah istilah yang merujuk pada apa saja yang disembah selain Allah SWT.

oleh Husnul Abdi diperbarui 20 Sep 2023, 12:15 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2023, 12:15 WIB
Thaghut adalah Istilah dalam Agama Islam
Thaghut adalah Istilah dalam Agama Islam./openclipart.org/GDJ

Liputan6.com, Jakarta Thaghut adalah istilah yang mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Istilah ini memang lebih sering digunakan dalam agama Islam, namun sebagian muslim mungkin juga belum begitu memahami arti kata thaghut ini.

Thaghut adalah istilah yang memiliki makna cukup luas. Dalam Islam, penggunaan kata ini merujuk pada banyak hal. Bahkan, dalam Al-Qur’an istilah ini juga kerap disebutkan namun dengan pemaknaan yang berbeda-beda.

Thaghut adalah istilah yang merujuk pada apa saja yang disembah selain Allah SWT. Pada zaman dahulu, istilah ini kerap dipakai untuk merujuk kepada berhala. Penggunaan kata thaghut mengalami perkembangan sehingga memiliki beberapa makna seperti sekarang ini.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (20/9/2023) tentang thaghut adalah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengenal Thaghut dalam Islam

Thaghut adalah
Thaghut adalah. (Foto: Tangkapan layar film The Message)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tagut atau thaghut adalah yang disembah orang, tetapi bukan tuhan. Thaghut adalah apa saja yang disembah selain Allah SWT. Dalam Islam, thaghut adalah istilah yang kerap kali merujuk pada berhala. Thaghut adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab ṭāġūt, yang tersusun dari tiga akar kata Semitik, ط-غ-ت Ṭ-G-T yang bermakna "melampaui batas."

Lebih jelas lagi, thaghut adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk kepada setiap hal yang disembah selain Allah SWT yang rela dengan peribadatan yang dilakukan oleh penyembah atau pengikutnya, atau rela dengan ketaatan orang yang menaatinya dalam melawan perintah Allah SWT. Pada zaman modern, istilah thaghut adalah juga merujuk pada penguasa zalim seperti pada surah An-Nisa ayat 60. 

Filsuf modern Muslim Abdul A’la Maududi juga mendefinisikan dalam tafsir Al-Qur’an bahwa thaghut adalah "makhluk yang tidak hanya memberontak kepada Allah, tetapi juga melampaui batas". Dengan demikian, thaghut adalah istilah yang juga bisa merujuk pada setiap orang yang dianggap anti-Islam, misalnya tokoh-tokoh Imperialisme Barat dan kaki tangannya.


Makna Thaghut dalam Al-Qur’an

Makna Thaghut dalam Al-Qur’an
Makna Thaghut dalam Al-Qur’an. (Photo created by rawpixel.com on www.freepik.com)

Thaghut adalah istilah yang memiliki makna cukup luas jika merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an. Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menggunakan kata thaghut ini dengan makna yang berbeda masing-masingnya. Dalam Al-Qur’an, makna thaghut adalah sebagai berikut:

1. Berhala

Pada masa Arabia Pra-Islam, thaghut adalah merujuk pada berhala, khususnya orang-orang Quraisy, misalnya al-Lat dan al-Uzza. Penjelasannya terdapat pada surat An-Nisa’ ayat 51, yang artinya:

“Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Kitab (Taurat)? Mereka percaya kepada Jibt dan Ṭāgūt, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman.” (An-Nisa’: 51)

Penjelasan thaghut adalah berhala juga terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 256, yang artinya:

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 256)

2. Apa pun yang disembah selain Allah

Penjelasannya terdapat dalam surat Al-Anbiya’ ayat 29, yang artinya:

“Dan barang siapa di antara mereka berkata, "Sungguh, aku adalah tuhan selain Allah," maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Anbiya’: 29)

3. Kelompok kafir dari ahli kitab dan kaum musyrikin

Ayat berikut ini turun saat kaum musyrikin Makkah mengadu ke dua tokoh Yahudi untuk bertanya tentang kebenaran ajaran Muhammad dan keduanya menjawab bahwa orang-orang kafir lebih benar daripada Muslim. Hal ini tercantum pada surat An-Nisa’ ayat 60:

“Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Tetapi mereka masih menginginkan ketetapan hukum kepada Tagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari Tagut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya.” (An-Nisa’: 60)


4. Setan, yang menyeru untuk beribadah kepada selain Allah

Penjelasannya terdapat dalam surat Yasin ayat 60, yang artinya:

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu.” (Yasin: 60)

5. Orang-orang zalim termasuk penguasa dan hakim, peramal, dan musuh-musuh nabi

Sebagai contoh, para pembuat undang-undang yang bertentangan dengan syariat Islam, mengubah hukum-hukum Allah, atau membuat putusan yang bertentangan dengan syariat. Penjelasannya terdapat dalam surat An-Nisa’ ayat 76, yang artinya:

“Orang-orang yang beriman, mereka berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan Tagut, maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (An-Nisa’: 76)

Disebutkan juga dalam surat Asy-Syura ayat 21, yang artinya:

“Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridai) Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda (hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zalim itu akan mendapatkan azab yang sangat pedih.” (Asy-Syura: 21)

Dan, dalam surat Al-Ma’idah ayat 44, yang artinya:

“Barang siapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.” (Al-Ma’idah: 44)

6. Orang yang mengaku tahu ilmu gaib

Penjelasannya terdapat dalam surat An-Naml ayat 65, yang artinya:

“Katakanlah (Muhammad), "Tidak ada sesuatu pun di langit dan di Bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.” (An-Naml: 65)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya