Liputan6.com, Jakarta Pemahaman mengenai ciri-ciri kanker ginjal sangat penting karena kanker ginjal, terutama kanker ginjal yang belum terdiagnosis atau terlambat terdeteksi, dapat memiliki dampak serius pada kesehatan dan harapan hidup seseorang. Ini karena kanker ginjal seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, sehingga pemahaman tentang tanda-tanda awal sangat penting. Ketika kanker ginjal terdeteksi pada tahap awal, peluang untuk pengobatan yang berhasil jauh lebih tinggi.
Memahami ciri-ciri kanker ginjal membantu dokter untuk melakukan diagnosis yang lebih akurat dan memutuskan jenis pengobatan yang sesuai. Jenis pengobatan yang dipilih akan sangat bergantung pada stadium dan karakteristik kanker tersebut, termasuk apakah itu kanker ginjal yang masih terbatas pada ginjal atau sudah menyebar ke organ lain.
Prognosis atau perkiraan tentang perkembangan kanker ginjal sangat dipengaruhi oleh sejauh mana kanker tersebut telah berkembang ketika terdeteksi. Pemahaman yang lebih baik tentang ciri-ciri kanker ginjal membantu dalam menentukan prognosis yang lebih akurat, yang dapat membantu pasien dan dokter merencanakan perawatan dan perubahan gaya hidup yang sesuai.
Advertisement
Intinya, dengan memahami ciri-ciri kanker ginjal, kita dapat dengan segera melakukan deteksi dini, pengobatan yang tepat, prognosis yang lebih baik, dan pencegahan. Dengan pemahaman yang baik tentang penyakit ini, individu memiliki peluang lebih baik untuk mengatasi kanker ginjal dan menjalani hidup yang lebih sehat.
Lalu apa saja ciri-ciri kanker ginjal? Simak penjelasan selengkapnya mengenai ciri-ciri kanker ginjal seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, rabu (20/9/2023).
Pendarahan pada Urin (Hematuria)
Menurut mayoclinic.com, terdapat ciri-ciri kanker ginjal berdasarkan tingkat keparahannya. Ciri awal penyakit ini ditandai adanya darah dalam urin atau hematuria, yang dapat terlihat sebagai urin berwarna merah, pink, atau cokelat tua. Pendarahan ini mungkin terjadi secara tiba-tiba atau menjadi kronis. Hematuria bisa terjadi dalam dua bentuk, yakni Hematuria Makroskopis dan Hematuria Mikroskopis.
Hematuria Makroskopis adalah ketika darah dalam urin terlihat dengan mata telanjang. Urin bisa berubah menjadi warna yang mencolok, seperti merah atau pink, yang membuatnya mudah terdeteksi. Hematuria makroskopis sering kali merupakan tanda yang lebih jelas dari masalah di dalam sistem kemih dan mungkin lebih memprihatinkan bagi individu yang mengalaminya.
Hematuria Mikroskopis adalah ketika jumlah darah dalam urin terlalu sedikit untuk terlihat dengan mata telanjang, tetapi masih dapat terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium mikroskopis. Meskipun tidak terlihat secara visual, hematuria mikroskopis dapat ditemukan melalui tes urin yang lebih mendalam. Hal ini dapat mengungkap masalah kesehatan yang tidak terdeteksi sebelumnya.
Selain kanker ginjal, hematuria juga bisa disebabkan oleh infeksi saluran kemih, batu ginjal, cedera pada saluran kemih, penyakit ginjal, atau kondisi medis lainnya. Penting untuk mencari perhatian medis jika Anda mengalami hematuria, terutama jika gejala ini berlanjut atau berulang.
Advertisement
Sering Sakit Perut
Ciri kanker ginjal lainnya adalah penderita merasakan ada yang aneh dan merasa ada suatu gumpalan pada sisi badan atau bagian perut. Selain itu penderita akan mengalami nyeri yang tidak kunjung hilang disertai dengan demam.
Rasa nyeri pada perut ini disebabkan karena beberapa hal, di antaranya adalah pembesaran ginjal. Tumor ginjal yang tumbuh besar bisa memperbesar ukuran ginjal. Ini dapat menyebabkan distensi atau perasaan kenyang di perut bagian atas atau samping.
Kanker ginjal yang mulai menyebar (metastasis) ke organ atau jaringan lain dalam tubuh juga dapat menyebabkan nyeri perut. Biasanya, nyeri ini terjadi jika kanker telah menyebar ke tulang, hati, atau perut.
Penting untuk diingat bahwa hanya nyeri perut atau nyeri pinggang saja tidak cukup untuk mendiagnosis kanker ginjal. Jika seseorang mengalami nyeri ini, terutama jika disertai gejala lain seperti hematuria (darah dalam urin), penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, atau demam, segera konsultasikan dengan profesional medis.
Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemindaian pencitraan dan tes darah, untuk menentukan penyebab nyeri dan mendiagnosis dengan akurat. Semakin cepat kanker ginjal terdiagnosis, semakin baik peluang untuk pengobatan yang efektif.
Hilangnya Nafsu Makan
Kehilangan nafsu makan adalah ciri kanker ginjal. Pengidap kanker ginjal dapat kehilangan nafsu makan karena beberapa faktor, salah satunya adalah pertumbuhan sel kanker itu sendiri. Jika kanker ginjal telah menyebar ke organ atau jaringan lain dalam tubuh, efeknya bisa lebih luas. Metastasis dapat mengganggu fungsi organ-organ tersebut dan mengakibatkan hilangnya nafsu makan.
Di samping itu, kanker juga dapat menyebabkan ukuran ginjal semakin besar hingga menekan organ-organ sekitarnya, termasuk lambung dan usus. Tekanan ini dapat mengganggu fungsi normal organ-organ tersebut, sehingga mengganggu pencernaan dan mengurangi nafsu makan.
Pengidap kanker dapat kehilangan nafsu makan, karena kanker itu sendiri dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, yang dapat mengubah cara tubuh memproses nutrisi. Ini juga dapat berkontribusi pada hilangnya nafsu makan.
Rasa sakit atau ketidaknyamanan yang terkait dengan kanker ginjal atau efek samping pengobatan dapat membuat seseorang kehilangan selera makan. Makanan mungkin menjadi sulit ditelan atau membuat nyeri. Kehilangan nafsu makan juga bisa terjadi karena stres dan kecemasan yang umumnya terkait dengan diagnosis kanker dan pengobatannya. Pengidap kanker sering kali mengalami ketidakpastian dan perasaan cemas, yang dapat mempengaruhi selera makan mereka.
Kehilangan nafsu makan dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan dan kekurangan nutrisi yang dapat mempengaruhi daya tahan tubuh. Oleh karena itu, sangat penting bagi pengidap kanker ginjal untuk mendapatkan dukungan medis dan nutrisi yang tepat selama perawatan mereka. Dokter dan ahli gizi dapat membantu merencanakan diet yang sesuai dan memberikan saran untuk mengatasi masalah nafsu makan. Terkadang, suplemen makanan atau terapi nutrisi khusus juga diperlukan untuk menjaga nutrisi yang cukup selama perawatan kanker ginjal.
Advertisement